JEJAK RAHASIA
JEJAK RAHASIA
#TantanganGurusiana
Hari ke-83
Episode: Penelusuran Pertama
Pandu sebetulnya agak aneh melihat Sania ingin pergi sendiri. Mau kemana sebetulnya Sania? bukankah di kota ini Sania tidak memiliki saudara atau kenalan...
“ San... kita mau kemana nih? Harus jelas dulu tujuannya.” Kata Pandu setelah mereka berada di pinggir jalan.
“ Kita mau ke rumah sakit umum...” Sahut Sania
“ Ke rumah sakit? Mau nengok siapa?” Tanya Pandu kaget.
“ Nanti aku kasih tahu, sekarang kita cari angkutan yang ke arah rumah sakit dulu.” Sania pikir akan lebih enak kalau sudah sampai di rumah sakit, nanti dia akan mencari tempat makan yang nyaman situasinya... biar dia bisa menjelaskan kepada Pandu tujuannya ke rumah sakit.
“ Siap... tuan putri, hamba akan melaksanakan tugas dengan sebaik-biaknya.” Canda Pandu.
“ Apa sih... “ Kata Sania sambil tersipu malu. Ada rasa aneh di hatinya... tapi cepat ditepis rasa itu.
******
Hanya dalam waktu lima belas menit mereka sudah sampai di rumah sakit. Di sekitaran rumah sakit itu terlihat ada warung bakso yang kelihatannya enak, baksonya sebesar bola tenis. Mereka memutuskan untuk mampir di sana, sambil minum es campur. Setelah mendapatkan tempat duduk yang nyaman, Sania segera mengeluarkan kertas keterangan lahir, disodorkannya kepada Pandu...
“ Apa ini? Surat keterangan lahir siapa? “ Tanya Pandu sambil matanya tidak lepas dari surat keterangan lahir itu, dia tidak menemukan keanehan apapun di situ.
“ Coba kamu perhatikan tempat tanggal lahirnya...” Sahut Sania, wajahnya sudah memerah menahan tangis.
“ Tempat tanggal lahir? Ini kan tempat tanggal lahir kamu San...” Kata Pandu, tapi dia masih belum menemukan keanehan di situ. Pandu memperhatikannya lagi dengan lebih teliti.
“ Tapi ini bukan punya kamu San... orang tua yang tertulis d sini, bukan orang tuamu...” Kata Pandu dengan wajah yang terlihat bingung, untuk apa Sania memegang surat kenal lahir orang lain.
“ Surat itu ada di lemari orang tuaku Pan... berarti itu ada kaitannya denganku. Makanya aku datang ke Cirebon, ini adalah penelusuranku yang pertama.” Jelas Sania.
“ Menurutku sih... belum tentu.” Kata Pandu mengutarakan pendapatnya.
“ Tapi... sebulan yang lalu Fena, menyebarkan gosip kalau aku ini anak pungut. Kamu dengar gak...” Tanya Sania
“ Iyah dengar... tapi siapa yang mau percaya dengan omongan Fena... semua orang juga sudah tahu seperti apa Fena itu... jadi jangan kamu masukkan ke dalam hati. “ Sahut Pandu.
“ Ya sudah begini saja... kita sudah ada di depan rumah sakit, biar hilang rasa penasaranmu, tidak ada salahnya kita tanya ke bagian informasi, barang kali kita akan mendapatkan info. “ kata Pandu lagi, setelah berpikir agak lama.
******
“Selamat pagi pak... mohon maaf, kami mau mencari info tentang seorang anak yang dilahirkan di rumah sakit ini, ini surat kenal lahirnya...” Tanya Pandu sambil menyodorkan surat keterangan lahir yang diterbitkan dari rumah sakit ini.
“ Sebentar ya de... kita mau cari datanya dulu... silakan tunggu di sana.” Kata petugas itu sambil menunjukkan kursi yang kosong.
Petugas itu masuk ke dalam ruangan arsip, sepintas Sania melihat di dalam ruangan itu terdapat banyak lemari arsip. Cukup lama mereka menunggu, maklum yang dicari datanya sudah sekitar tujuh belas tahunan yang lalu. Bahkan mereka sempat meninggalkannya dulu untuk menjalankan shalat dzuhur dan makan siang. Sebetulnya Sania tidak mau saat diajak makan dulu, tapi Pandu memaksanya... Pandu tahu Sania pasti ingin cepat-cepat mendapatkan informasi itu. Selesai shalat dan makan mereka segera menemui petugas itu, di mejanya sudah ada sebuah map snelhecter yang berisi data.
“ Ini de datanya... di buku ini ada tertulis data ibu yang melahirkan sama persis dengan yang ade pegang. “ jelas petugas itu dengan ramah.
“ Boleh gak kami minta alamatnya pak? “ Tanya Pandu
“ Di sini hanya tertulis Kota Bandung saja, alamatnya tidak lengkap... tapi sebentar biasanya untuk kelengkapan kami selalu minta poto copy KTP... sebentar saya cari.” Kata Petugas itu lagi.
“ Mudah-mudahan saja ada...” Gumam Sania perlahan dengan harap-harap cemas
“ Nah ini... tapi maaf sudah tidak jelas.” Sahut petugas itu sambil menyodorkan kertas poto copy KTP itu.
Mungkin karena sudah sangat lama tulisan di dalam poto copyan itu sudah tidak terlihat lagi. Sania merasa perjalanannya ke Cirebon sia-sia. Sania keluar dari rumah sakit dengan tubuh lunglai. Pandu berusaha untuk menghiburnya.
“ Sania tahu tidak, aku sering merasa iri sama kamu, ayah dan ibumu begitu sayang sama kamu. Jadi menurutku apa sih yang ingin kamu cari... Allah sudah memberikan yang terbaik untukmu, tidak usyah kita cari sesuatu yang belum jelas. Nanti akan banyak yang terluka... kamu sendiri dan keluargamu yang begitu menyayangimu. “ Kata Pandu panjang lebar, dia tidak mau Sania akan terluka karena masalah ini. Rasa sayangnya kepada Sania membuatnya ingin selalu melindungi Sania.
“ Tapi... aku ingin tahu, anak siapa sebenarnya aku ini.” Sania masih berusaha mengutarakan kepenasarannya.
“ Untuk apa? Hanya ingin tahu saja? Sudahlah sejenak kita lupakan dulu masalah itu, kita sedang liburan... mari kita bersenang-senang.” Kata Pandu.
“ Aku janji... nanti kita cari lagi informasi yang lainnya... tapi tidak sekarang, nanti kalau sudah di Jakarta.” Janji Pandu kepada Sania.
“ Betul ya janji... temani aku untuk membuka semua misteri ini. “ Pinta Sania. Sambil mengangkat dua jari, jari tengah dan telunjuknya... diikuti oleh Pandu.
******
Di rumah nenek Wulan, semua sudah gelisah menunggu... Pandu dan Sania pulang dari rumah sakit menjelang sore.
“ Pandu... Sania... kalian kemana saja sih, dari tadi aku telpon gak diangkat. “ Ujar Wulan terlihat panik.
“ Maaf... Hp nya ada di tas. Mungkin tadi sedang di jalan jadi tidak terdengar.” Sahutku.
“ Sudah ayo kita makan... kalian tadi siang makan di mana? “ Kata Wulan lagi.
“ Tadi kami makan di kantin rumah sakit. “ Sahut Pandu
“ Rumah sakit? Kamu sakit Sania?” Tanya Wulan heran.
“ Aku gak sakit... nanti malam aku ceritakan semuanya...” Kata Sania, dia sudah memutuskan untuk menceritakan semuanya kepada sahabat-sahabatnya. Barang kali dengan empat kepala akan semakin mudah memecahkan semua misteri ini.
bersambung
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semoga Sania dapat melepaskan kepemasaranammya. Semogandia bisa menerima dengan lapang dada apapun yang terjadi
Aamiin
Akankah pencarian sania berhasil..
Mudah2an
Gundahnya sania...
Sangat... Rasa ingin th ttg masa lalunya sgt besar
Belum ada tittik terang...semoga liburan kali ini mereka menemukan jejak masa lalu sania
Betul ... Masih gelap
Demakin keten ceritanya, ditunggu lanjutannya bu. Barokallah
Siap neng
Mantap
Makasih bu...
Saya gak bisa bayangkan sihh kalau jadi Sania gelisahnya seperti apa...
Pasti... Walau bagaimana pasti penasaran dg jati diri