Ely Herlina

Ely Herlina, lahir di karawang 07 Oktober 1963. mendapat tugas sebagai PNS pada Desember tahun 1984, di SMPN I Kotabaru, karawang. Tahun 2017 mendapat tugas tam...

Selengkapnya
Navigasi Web
JEJAK RAHASIA

JEJAK RAHASIA

JEJAK RAHASIA

#TantanganGurusiana

Hari ke-85

Episode: Penelusuran ke Bogor

Libur semester pertama telah selesai... Liburan yang paling mengesankan bagi mereka berempat. Liburan ini telah menyatukan mereka dalam ikatan yang erat... ikatan persahabatan yang semakin solid. Mereka berempat memiliki komitmen yang sama, tidak akan pacaran selama mereka masih SMA. Mereka kembali disibukkan dengan persiapan-persiapan menghadapi Ujian Nasional dan SNMPTN singkatan dari, Seleksi Nasioanal Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Banyak tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh mereka, diantaranya membuat laporan tentang berbagai macam tanaman Indonesia. Mereka berempat dikumpulkan dalam satu kelompok, mungkin Pak Surya memahami tentang persahabatan mereka. Beliau sempat mengatakan kalau ingin berhasil maka tempatkan mereka dalam satu kelompok dengan teman-teman yang memiliki chemistry yang sama. Hal ini tentu saja menggembirakan bagi mereka berempat. Tapi... tidak bagi beberapa teman yang lain, menempatkan Pandu dan Sania dalam satu kelompok mereka anggap tidak adil. Pandu dan Sania adalah anak-anak yang cerdas, menurut mereka seharusnya mereka berdua tidak ditempatkan dalam satu kelompok.

“ Pak... maaf, Pandu dan Sania kan selalu juara kelas, kalau mereka ditempatkan dalam satu kelompok, kelompok kita pasti kalah pak...” Seru Fena. Sebetulnya dari awal Fena sudah berharap bisa ditempatkan satu kelompok dengan Pandu.

“ Anak-anak untuk kali ini bapak memang sengaja tidak menempatkan kalian berdasarkan kecerdasan atau keaktifan kalian, bapak ingin tahu akan seperti apa, bila kalian mengerjakannya dalam satu kelompok yang memang sudah ada dalam keseharian kalian. Coba saja, kalian akan bisa menikmati keseruan bekerja dengan sahabat-sahabat kalian yang memang sudah ada chemistrynya. Yang akan bapak nilai kali ini tidak hanya hasil tapi juga prosesnya.” Sahut Pak Surya. Kata- kata Pak Surya disambut dengan antusias oleh siswa yang lain. Mereka juga membayangkan keseruannya bekerja sama dengan sahabat-sahabat mereka.

“ Huh dasar anak pungut...” Kata Fena perlahan, tapi cukup jelas di telinga Wulan dan Sania, karena Fena duduk persis di belakang mereka. Begitu bel berbunyi tanda sekolah telah usai, Wulan langsung mencegat Fena, meminta penjelasan atas omongannya barusan.

“ Fena... apa sih maksud omongan kamu tadi? Jangan asal ngomong ya...” Kata Wulan sambil menarik tangan Fena.

“ Aku gak asal ngomong... lihat saja wajah Sania, sama sekali tidak ada mirip-miripnya dengan Satria.” Sahut Fena. Sebetulnya dia hanya asal ngomong, hanya karena dia iri akan kepandaian dan kecantikan Sania saja.

“ Bersaudara itu tidak selalu harus sama wajahnya... mungkin Sania wajahnya sama dengan keluarganya yang lain, kamu jangan ngawur. Sekali lagi kamu ngomong Sania anak pungut akan saya laporkan ke guru BP.” Ancam Wulan. Dia merasa sudah waktunya Fena diberi pelajaran. Mendengar ancaman Wulan, Fena langsung menjauh dari mereka.

******

Sepanjang jalan Wulan menggerutu, kelihatanya masih kesal sekali kepada Fena...

“ kenapa lagi dengan si ratu nyinyir itu? “ Tanya Dani

“ Itu... tadi di kelas si Fena masih berani mengatakan Sania anak pungut, aku labrak saja tadi...” Sahut Wulan.

“ Pandu kayaknya dia pingin satu kelompok tuh sama kamu, makanya dia jadi kesel sama Sania.” Kata Wulan lagi sambil menyenggol tangan Pandu yang sedang berjalan di sampingnya.

“ lho kenapa jadi aku yang kena sasaran... “ Protes Pandu

“ Tapi kelihatannya memang Fena naksir kamu tuh...tapi sayang banget ya... sekalinya ditaksir cewek, eeehh... sama si ratu nyinyir. ” Dani ikut-ikutan menggoda Pandu.

“ Sudah ah... kita semua kan tahu kalau Fena itu sangat nyinyir, sudah jangan dihiraukan...” Sahut Pandu, sambil memandang wajah sendu Sania... terlihat kesedihan di sana. Segera dia mengalihkan perbincangannya ke masalah tugas kelompok yang harus dikerjakan.

“ Sania... bagaimana nih tugas dari Pak Surya? Apa tidak sebaiknya kita mencari data-datanya di Kebun Raya Bogor saja... besok kan hari Sabtu. “ Kata Pandu.

“ Iyah betul... di sana kan lengkap... terus aku juga punya alasan untuk mencari info tentang masa laluku di tempat tinggalku dulu waktu di Bogor...” Sania sangat antusias saat Pandu mengusulkan untuk pergi ke Bogor.

“ Iyah betul... siapa tahu di sana, kita menemukan informasi tentang kamu, San...” Wulan juga ikut bersemangat.

“ Iya juga ya... kamu akan punya alasan yang tepat kepada orang tuamu, tanpa harus berbohong... “ Dani juga terbawa semangat untuk membongkar semua misteri tentang masa lalu Sania. Akhirnya disepakati oleh mereka untuk mencari data-data dalam rangka memenuhi tugas dari Pak Surya di Kebun Raya Bogor... di samping itu juga mereka akan dapat menelusuri jejak masa lalu Sania. Siapa tahu ada info penting yang didapat di sana... seperti kata pepatah, sekali rengkuh dua tiga pulau terlampaui...

******

Sepulang dari sekolah, Sania langsung minta idzin kepada kedua orang tuanya kalau besok akan berangkat ke kebun raya Bogor, karena mendapat tugas dari Pak Surya.

“ Kenapa harus ke Bogor sih? Jauh sekali? “ Sahut Ibu

“ Gak apa-apa bu... biar mereka mendapatkan pengalaman langsung. Kalau pelajaran di dapat dari pengalaman langsung begitu biasanya akan lebih mudah mengingatnya. Lagi pula Jakarta-Bogor itu dekat sekali, kalau naik bis hanya satu jam sudah sampai. ” Ayah menyetujui keinginana Sania dan teman-temanya untuk berangkat ke Kebun Raya bogor.

“ Iya Bu... Naik KRL Commuter Line juga enak tuh...” Kata Satria ikut meyakinkan ibunya.

“ Terima kasih Ayah, Ibu jangan khawatir, kami perginya juga berempat Bu...” Jelas Sania

“ Satria... kamu tambah ganteng deh. “ Lanjut Sania kepada Satria, dia senang karena Satria telah membantunya meyakinkan Ibunya. Sania melihat Satria mengedipkan matanya ke arahnya. Sania membalasnya dengan senyuman sayangnya untuk adik tercinta.

“ Oh... dengan mereka juga, ya sudah gak apa-apa, kalau sama mereka Ibu merasa lega.” Kata Ibu akhirnya. ada kelegaan di hatinya saat mendengar Sania akan berangkat ke Kebun Raya Bogor bersama-sama sahabatnya, Wulan, Dani, dan Pandu. Mereka anak-anak yang baik...

Bersambung...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

keren

11 May
Balas

Makasih ya... Barakallah

11 May

Ceritanya keren bunda.Salam kenal dari pak Blangkon

11 May
Balas

Terima kasih pak Blangkon atas kunjungannya

11 May

Semoga ada titik terang ttg jati diri sania

11 May
Balas

Semoga saja

11 May

Hebat, keren

11 May
Balas

Terima kasih suportnya bu

11 May

Kereeenn

11 May
Balas

Makaih bu erida .Semoga sehat selalu

11 May

Mantap

11 May
Balas

Makasih suportnya bu

11 May

mantap

11 May
Balas

Makasih pak...telah berkenan hadir di sini

11 May



search

New Post