Ely Herlina

Ely Herlina, lahir di karawang 07 Oktober 1963. mendapat tugas sebagai PNS pada Desember tahun 1984, di SMPN I Kotabaru, karawang. Tahun 2017 mendapat tugas tam...

Selengkapnya
Navigasi Web

JEJAK RAHASIA

JEJAK RAHASIA

#TantanganGurusiana

Hari ke-126

Episode: Hampir Bertemu (47)

Saat jam istirahat makan siang, Sania dengan tergesa keluar dari ruangannya untuk ke kedai Papinya…

“ Sania… bisa kamu temani saya makan siang? ” Tiba-tiba Bu Dewi yang juga sedang tergesa keluar mengajaknya makan siang.

“ Makan siang Bu? Waduh maaf Bu… saya sudah ada janji sama Papi saya, untuk makan siang di sana.”

“ Oh kamu sudah janji sama Papimu… ya sudah gak apa-apa, biar saya makan sendiri saja…”

“ Bagaimana kalau Ibu ikut saja, kita makan mie ayam Papi saya… enak lho…”

“ Maaf Sania… saya kurang suka mie ayam, lain kali saja ya…”

“ Saya betul-betul minta maaf Bu…” Sania merasa tidak enak hati, tapi mau bagaimana lagi dia sudah punya janji dengan dengan papinya.

“ Gak apa-apa, saya berangkat saja sekarang.”

Ibu Dewi langsung melangkahkan kakinya keluar ruangan menuju mobilnya. Saniapun sama memasuki mobil, dan melajukan mobilnya dengan cepat, dia tidak mau waktu istirahatnya yang hanya sebentar ini terbuang percuma. Bu Dewi yang asalnya mau makan ke tempat langganannya, memutar arah… terpikir olehnya untuk mengikuti Sania dari belakang. Ada rasa penasaran di hatinya, seperti apa sih ayahnya Sania? Dilihatnya dari jauh Sania memarkirkan mobilnya di depan parkiran sebuah ruko yang cukup besar. Kedai mie ayam itu sangat ramai oleh pembeli… Bu Dewi tidak ikut masuk ke dalam kedai itu, dibuka jendela mobilnya agar bisa melihat dengan jelas kesibukan di dalam kedai mie ayam itu. Awalnya Bu Dewi mengira Papinya Sania pedagang mie ayam gerobakan yang mangkal di pinggir jalan… ternyata kedai itu lebih menyerupai rumah makan yang sudah banyak pelanggannya. Syukurlah… ada perasaan lega di hatinya, walaupun Sania bukan anaknya, Bu Dewi menginginkan Sania menemukan kebahagiaanya bersama orang-orang yang disayanginya. Perlahan ditutupnya kaca jendela mobilnya, Bu Dewi mulai melajukan mobilnya.

******

Bersamaan dengan itu Pakde Smith yang sedang sibuk melayani pembeli, mengangkat kepalanya… sepintas dilihatnya ada seseorang yang dikenalnya, berada di dalam mobil. Pakde Smith dapat melihatnya dengan jelas karena jendela mobil itu dalam keadaan terbuka…

“ Wo… sebentar saya mau keluar dulu.”

“ Siap Bos…”

“ Sania yang sedang menikmati mie ayam kesukaannya, terheran-heran melihat Papinya yang tergesa meninggalkan kedai mie ayamnya, seperti ada yang dikejarnya. Sania merasa penasaran, menghentikan makannya kemudian mengejar Papinya…dilihatnya Papi yang sedang terpaku di parkiran.

“ Ada apa Pi… sepertinya Papi sedang mengejar seseorang ya?”

“ Iya… tadi sepintas Papi melihat seseorang yang mirip sekali dengan Mamimu.”

“ Mami? Mana dia sekarang?” Sania kegirangan mendengar Papinya mengatakan seperti melihat orang yang mirip Maminya.

“ Gak kekejar sayang… sudah pergi…Papi kira itu benar-benar Mamimu… berarti dia ada di Jakarta.”

“ Memang Mami tinggal di mana sih Pi?

“ Kita masuk dulu… nanti papi ceritakan semuanya.”

Papinya Sania menceritakan kalau dulu menikah dengan maminya Sania keturunan keluarga ningrat, yang kaya raya. Orang tuanya tidak merestui hubungan mereka, akhirnya mereka memutuskan untuk kawin lari. Waktu itu saat akan melahirkan mereka mengungsi ke Cirebon, saat Sania masih bayi merah, Papi idzin untuk ke rumah RT dan RK untuk meminta persyaratan pembuatan akte kelahiran. Di tengah perjalanan dikejar-kejar oleh orang suruhan Eyangnya Sania, makanya Sania dititipkan kepada seorang Ibu yang akhirnya merawat Sania sampai besar. Sementara Papi dibawa ke Surabaya tanpa uang sepeserpun, saat bisa Kembali ke Cirebon Maminya Sania sudah tidak ada, menghilang tanpa bekas. Papi mencarimu kemana-mana, sampai meninggalkan pekerjaan, yang akhirnya hidup terlunta-lunta karena kehilangan pekerjaan. Dua tahun kemudian orang tua Papi menarik pulang ke negaranya.

Baru sepuluh tahun ini Papi kembali lagi ke Indonesia, setelah memliki modal untuk membuka usaha di sini. Papi memutuskan untuk tinggal di Yogyakarta karena mengira Mamimu juga timggal di sana, tinggal bersama orang tuanya kembali, tapi sampai bertahun-tahun tidak pernah berhasil menemukannya. Saat itu wajahnya terlihat sangat sendu, mengingat seluruh perjalanan hidupnya yang sangat getir.

“ Pi… sebetulnya Papi dulu bertemu dengan Mami di mana?”

“ Papi waktu itu baru datang ke Indonesia, ditugaskan oleh perusahaan untuk mengembangkan perusahaan di sini, Mamimu waktu itu ikut magang di perusahaan tempat Papi kerja… kami bertemu dan akhirnya saling jatuh cinta.”

Sania tidak mengira kisah cinta Papi dan Maminya sangat rumit, sampai akhirnya semuanya harus hidup sendiri-sendiri.

******

Sania menceritakan kejadian tadi siang kepada ayah dan ibunya…

“ Bu… tadi Papi hampir saja bisa menemukan Mami, tapi sayangnya gak kekejar…”

“ Ya Allah betulkah… kalau begitu Mamimu ada di Jakarta ini.”

“ Iya Bu… tapi belum juga bisa bertemu.” Sahut Sania menerawang.

“ Sudahlah sayang… nanti juga pasti akan bisa bertemu, kita banyak berdoa saja sayang” Ayah ikut menghibur Sania, dia tahu pasti Sania merasa kecewa belum bisa bertemu dengan maminya.

“ Sania kasihan sekali sama Papi, Yah… kelihatannya sangat kecewa sekali.”

“ Ibu yakin bukan hanya Papimu ynag kecewa, tapi kamu juga Sania, pasti sangat kecewa sekali kehilangan lagi jejak Mamimu.”

“ Iya Bu… Sania kira bisa bertemu dengan Mami secepatnya.” Sahut Sania sambil memeluk tubuh Ibunya.

“ Kita hanya wajib berusaha, setelah itu kita serahkan semuanya kepada yang maha kuasa, yang mengatur semua kehidupan manusia,”

“ Ayah… Sania sayang sekali sama Ayah.” Sania memindahkan pelukannya kepada Ayahnya. Walaupun bukan Ayah dan Ibu kandungnya, tapi Sania tetap menyayangi kedua orang tua angkatnya ini dengan segenap jiwanya, dan dia ingin semua ini tidak pernah berubah… sampai kapanpun.

Bersanbung…

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Konflik yang selalu membuatku penasaran. Hebat Bu Ely. Salam sehat.

22 Jun
Balas

Terima kasih bu...doabyg terbaik untuk ibu jg

22 Jun

Keren....sukses selalu Bu

22 Jun
Balas

Terima kasih atas kunjungannya

22 Jun

Hampir saja ya bu...wah..kalau saja bu Dewi tidak langsung pergi, pasti ketemu. Hehe..pembaca nggak sabar ya..

21 Jun
Balas

Brtul bu....sengaja dibuat Penasaran

21 Jun

Itulah cerita, pembaca dibuat penasaran. Keren bunda.

22 Jun
Balas

Biar mau bsca terus hehe....

22 Jun

Hampir saja, ditunggu lanjutannya bu. Barokallah

21 Jun
Balas

Hampir saja, ditunggu lanjutannya bu. Barokallah

21 Jun
Balas

Siap...

22 Jun

Mantap bu.. Sukses selalu

21 Jun
Balas

Terima kasih bu...barokallah

21 Jun

Alhamdulillah makin perfect

21 Jun
Balas

Terima kasih bu Supiati...semoga sukses sll

21 Jun

Alhamdulillah makin perfect

21 Jun
Balas

Alhamdulillah makin perfect

21 Jun
Balas

Alhamdulillah makin perfect

21 Jun
Balas

Alhamdulillah makin perfect

21 Jun
Balas

Perjalanan cinta yg rumit...

22 Jun
Balas

Betul...sangat rumit

22 Jun

Waduh Bun, sayang baru baca sudah episode ke sekian.Keren Bunda

22 Jun
Balas



search

New Post