JEJAK RAHASIA
JEJAK RAHASIA
#TantanganGurusiana
Hari ke-137
Episode: Cermin Keberhasilan Orang Tua Angkat Sania (58)
~~ Ely Herlina~~
Malam ini Bu Dewi tidur dengan kebahagiaan yang membuncah, perlakuan yang manis dari Sania membuatnya semakin berbahagia. Kelihatannya Dia harus mengubah cara memperlakukan Sania, semakin ditentang kemauannya Sania akan semakin menjauh darinya. Sania memang tidak membantah keinginannya, tetapi dia juga tidak membuatnya menjadi dekat dengannya. Hari ini Bu Dewi memberikan keleluasaan kepada Sania untuk bertemu dengan orang-orang yang dirindukannya, hadiah tidak terduga yang telah dia dapatkan… Sania memberikan pelukan istimewa untuknya. Pelukan yang sangat Dia rindukan… air matanya mulai berurai, akhirnya membentuk isak bahagia… dibukanya kembali satu persatu perlengkapan bayi yang diberikan Pakde Smith. Dia tahu barang-barang ini pasti dari ibu angkatnya Sania yang telah membesarkan Sania dengan penuh kasih sayang. Sania telah tumbuh menjadi seorang wanita yang cantik, penuh percaya diri, dan cerdas. Bu Dewi mulai menyadari, tidak mungkin Sania bisa tumbuh seperti sekarang ini tanpa kasih sayang dan cinta yang luar biasa dari orang tua angkatnya.
Bu Dewi merasa telah salah langkah, sebetulnya kemarin itu bukan maksudnya memisahkan Sania dengan orang tua angkatnya begitu saja, seperti orang yang tidak tahu terima kasih. Akan tetapi lebih rasa takut kehilangan untuk yang kedua kalinya… bagaimanapun juga proses pencariannya untuk dapat bertemu dengan anak kandungnya merupakan proses panjang yang penuh dengan air mata. Kepergiannya ke Singapura adalah rasa tidak berdayanya. Tanpa dibekali uang sepeserpun oleh Ibunya membuatnya tidak memiliki kemampuan untuk mencari Sania. Saat bertemu dengan sahabatnya yang menjanjikan pekerjaan di Singapura membuat Dia berpikir, dengan uang yang akan dimiliki Dia akan mendapatkan kemudahan dalam mencari anak kandungnya. Tapi pada kenyataannya tidak seperti itu, Sania bak ditelan bumi, selama puluhan tahun Dia mencari, tidak ada satupun petunjuk baginya.
Bu Dewi tidak mengira sama sekali pada kenyataannya, Dia sudah sering bersama Sania selama tiga tahun ke belakang ini, dan Dia tidak pernah menyadarinya… Pantas saja selama ini Dia merasakan ada sesuatu yang lain dengan gadis ini, melihat cara kerjanya, perilakunya… Bu Dewi sebetulnya dari awal bertemu sudah jatuh cinta, sudah merasakan adanya ikatan batin dengannya. Tapi kemudian Bu Dewi akhirnya berpikir apa yang Dia rasakan itu, sensasi yang aneh terhadap gadis itu tidak lebih karena anaknya seumuran dengan Sania.
******
Pagi-pagi sekali Bu Dewi melihat Sania sudah berdandan rapi menggunakan baju seragam kerjanya seperti dulu…
“ Sayang… hari ini kamu sudah mau mulai kerja?”
“ Iya Mi.. aku juga sudah kangen sama teman-temanku di kantor.”
“ Nanti Kamu, satu ruangan dengan Mami ya… pindahkan semua barang-barangmu ke sana.”
“ Enggak Mi… Sania mau tetap di tempat yang sama, lagipula posisi Sania di situpun baru sebentar.”
“ Tolong Sania, untuk kali ini ikuti permintaan Mamimu ini, kamu adalah anak pemilik perusahaan itu, bagaimana mungkin kamu bekerja hanya sebagai staf saja. Kamulah pewaris tunggal perusahaan itu. Sudah sepantasnya mulai dari sekarang kamu menduduki posisi yang selayaknya”
“ Mi aku mendapatkan posisi sebagai staf itu dengan hasil kerja keras, Sania pikir belum waktunya Sania pindah posisi di tempat yang lebih enak dengan instan seperti itu. Bukannya Sania tidak mau mengikuti keinginan Mami… yang Sania inginkan adalah mempelajari segala sesuatunya dari bawah, sampai nanti Sania merasa sudah memiliki kemampuan yang mumpuni untuk memimpin perusahaan ini.” Sahut Sania Panjang lebar.
Bu Dewi memahami apa yang disampaikan oleh Sania, Dia merasa sangat bangga terhadap anak gadisnya ini. Bu Dewi kembali teringat apa yang Dia lihat dari diri Sania adalah cerminan keberhasilan dari orang tua angkat Sania selama ini. Mereka betul-betul telah berhasil mendidik Sania menjadi seorang wanita mandiri.
“ Oh ya sudah… hanya Mami pesan saja, kamu harus sudah mulai jeli melihat perusahaan itu sebagai sesuatu yang harus kamu buat lebih maju lagi, banyak orang yang tergantung hidupnya dari perusahaan ini, dan semua ini akan menjadi tanggung jawabmu…”
“ Iya Mi… sekarang tolong idzinkan Sania untuk belajar dari bawah dulu… Sania yakin hasilnya akan berbeda dibandingkan Sania tiba-tiba menjadi pemimpin di sini.”
“ Oke… Mami setuju dengan apa yang kamu inginkan.”
******
Begitu mendapatkan idzin, Sania yang telah sampai di kantor, tanpa menunggu lama Sania langsung beranjak menemui teman-temannya yang lain.
“ Ayuuuu…” Panggil Sania sambil memeluk Ayu dari belakang.
“ Bu Sania, ya ampun… akhirnya ketemu juga…”
“ Apa sih, panggil Ibu segala… memang aku sudah segitu tuanya ya?” Canda Sania
“ Hehe… ya enggak juga, tapi kan kamu sekarang sudah memiliki posisi yang lain… Aku mendengar dari Pak Ridwan kemarin.”
“ Aku masih di tempat yang lama koq…”
“ Kenapa? Kamu kan anak Bu Dewi, seharusnya kamu tidak hanya sekedar staf saja.”
“ Ya memang kenapa kalau aku anaknya Bi Dewi? Aku kan mau belajar banyak dari perusahaan ini, kamu bantu aku ya Yu…”
Ayu sangat menyukai sikap Sania, yang tetap bersahaja dan mau bersahabat dengannya, walaupun sekarang ternyata Dia adalah anaknya Bu Dewi pemilik perusahaan ini.
Saat itu kebetulan Darto sedang menyimpan minuman untuk Ayu, begitu melihat ada Sania, Darto segera menghampiri…
“ Kak Sania… minumannya sudah Darto simpan di meja yang ada di ruang Bu Dewi, kemarin Pak Ridwan sudah menyiapkan meja Kak Sania di sana…”
“ Pindahkan To… aku masih menempati ruangan yang lama.”
“ Jangan dong Kak… nanti saya kena semprot.”
Sania terkekeh melihat Darto yang panik diminta untuk memindahkan minumannya…
“ Ya sudah, kamu buat minuman baru lagi saja, simpan di ruanganku yang biasa ya…”
Sania masuk ke dalam ruangannya, Dia merasa kali ini tugasnya sangat berat, Dia harus bisa membesarkan perusahaan ini, demi masa depan para kaaryawan yang menggantungkan hidupnya di sini.
Bersambung…
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren bunda...Semoga Sania selalu rendah hati
Semoga.... Terima kasih suportnya...semoga sukses sll bersama bu nely
Cerpen bunda juga dah bisa jadi buku lho...Terimakasih telah setia mengunjungi sriyonospd.gurusiana.id
Belum th caranya pak....terima kasih jg sdh berkunjung ....sukses sll pak
Akhirnya Sania yg dibentuk dari sikap kesederhanaan menunjukkan kalau dia tidak mentang-mentang.
Betul....hasil pengssuhan yg tepat
Bu Dewi akhirnya luluh juga
Luluh krn melihat kebaikan2
Wah, sania memang hebat ya bu, tidak lantas jadi besar kepala, mantul bun...
Berkat didikan yg tepat....terima kasih suportnya, barokallah
Keren.... Ditunggu lanjutannya.
Siap....terima kasih kunjungannya...semiga bu Aris tambah sukses
Hebat
Terima kasih bu supiati...sukses sll ya
Hebat
Hebat
Hebat
Hebat
Hebat
Hebat
Bagus ceritanya bunda
Terima kasih bu Halifah....barokallah
alhamdulillah...semua menjadi baik...
Betul....alhamdulillah
Sania rendah hati...
Betul....