Ely Herlina

Ely Herlina, lahir di karawang 07 Oktober 1963. mendapat tugas sebagai PNS pada Desember tahun 1984, di SMPN I Kotabaru, karawang. Tahun 2017 mendapat tugas tam...

Selengkapnya
Navigasi Web
JEJAK RAHASIA

JEJAK RAHASIA

JEJAK RAHASIA

#TantanganGurusiana

Hari ke-137

Episode: Cermin Keberhasilan Orang Tua Angkat Sania (58)

~~ Ely Herlina~~

Malam ini Bu Dewi tidur dengan kebahagiaan yang membuncah, perlakuan yang manis dari Sania membuatnya semakin berbahagia. Kelihatannya Dia harus mengubah cara memperlakukan Sania, semakin ditentang kemauannya Sania akan semakin menjauh darinya. Sania memang tidak membantah keinginannya, tetapi dia juga tidak membuatnya menjadi dekat dengannya. Hari ini Bu Dewi memberikan keleluasaan kepada Sania untuk bertemu dengan orang-orang yang dirindukannya, hadiah tidak terduga yang telah dia dapatkan… Sania memberikan pelukan istimewa untuknya. Pelukan yang sangat Dia rindukan… air matanya mulai berurai, akhirnya membentuk isak bahagia… dibukanya kembali satu persatu perlengkapan bayi yang diberikan Pakde Smith. Dia tahu barang-barang ini pasti dari ibu angkatnya Sania yang telah membesarkan Sania dengan penuh kasih sayang. Sania telah tumbuh menjadi seorang wanita yang cantik, penuh percaya diri, dan cerdas. Bu Dewi mulai menyadari, tidak mungkin Sania bisa tumbuh seperti sekarang ini tanpa kasih sayang dan cinta yang luar biasa dari orang tua angkatnya.

Bu Dewi merasa telah salah langkah, sebetulnya kemarin itu bukan maksudnya memisahkan Sania dengan orang tua angkatnya begitu saja, seperti orang yang tidak tahu terima kasih. Akan tetapi lebih rasa takut kehilangan untuk yang kedua kalinya… bagaimanapun juga proses pencariannya untuk dapat bertemu dengan anak kandungnya merupakan proses panjang yang penuh dengan air mata. Kepergiannya ke Singapura adalah rasa tidak berdayanya. Tanpa dibekali uang sepeserpun oleh Ibunya membuatnya tidak memiliki kemampuan untuk mencari Sania. Saat bertemu dengan sahabatnya yang menjanjikan pekerjaan di Singapura membuat Dia berpikir, dengan uang yang akan dimiliki Dia akan mendapatkan kemudahan dalam mencari anak kandungnya. Tapi pada kenyataannya tidak seperti itu, Sania bak ditelan bumi, selama puluhan tahun Dia mencari, tidak ada satupun petunjuk baginya.

Bu Dewi tidak mengira sama sekali pada kenyataannya, Dia sudah sering bersama Sania selama tiga tahun ke belakang ini, dan Dia tidak pernah menyadarinya… Pantas saja selama ini Dia merasakan ada sesuatu yang lain dengan gadis ini, melihat cara kerjanya, perilakunya… Bu Dewi sebetulnya dari awal bertemu sudah jatuh cinta, sudah merasakan adanya ikatan batin dengannya. Tapi kemudian Bu Dewi akhirnya berpikir apa yang Dia rasakan itu, sensasi yang aneh terhadap gadis itu tidak lebih karena anaknya seumuran dengan Sania.

******

Pagi-pagi sekali Bu Dewi melihat Sania sudah berdandan rapi menggunakan baju seragam kerjanya seperti dulu…

“ Sayang… hari ini kamu sudah mau mulai kerja?”

“ Iya Mi.. aku juga sudah kangen sama teman-temanku di kantor.”

“ Nanti Kamu, satu ruangan dengan Mami ya… pindahkan semua barang-barangmu ke sana.”

“ Enggak Mi… Sania mau tetap di tempat yang sama, lagipula posisi Sania di situpun baru sebentar.”

“ Tolong Sania, untuk kali ini ikuti permintaan Mamimu ini, kamu adalah anak pemilik perusahaan itu, bagaimana mungkin kamu bekerja hanya sebagai staf saja. Kamulah pewaris tunggal perusahaan itu. Sudah sepantasnya mulai dari sekarang kamu menduduki posisi yang selayaknya”

“ Mi aku mendapatkan posisi sebagai staf itu dengan hasil kerja keras, Sania pikir belum waktunya Sania pindah posisi di tempat yang lebih enak dengan instan seperti itu. Bukannya Sania tidak mau mengikuti keinginan Mami… yang Sania inginkan adalah mempelajari segala sesuatunya dari bawah, sampai nanti Sania merasa sudah memiliki kemampuan yang mumpuni untuk memimpin perusahaan ini.” Sahut Sania Panjang lebar.

Bu Dewi memahami apa yang disampaikan oleh Sania, Dia merasa sangat bangga terhadap anak gadisnya ini. Bu Dewi kembali teringat apa yang Dia lihat dari diri Sania adalah cerminan keberhasilan dari orang tua angkat Sania selama ini. Mereka betul-betul telah berhasil mendidik Sania menjadi seorang wanita mandiri.

“ Oh ya sudah… hanya Mami pesan saja, kamu harus sudah mulai jeli melihat perusahaan itu sebagai sesuatu yang harus kamu buat lebih maju lagi, banyak orang yang tergantung hidupnya dari perusahaan ini, dan semua ini akan menjadi tanggung jawabmu…”

“ Iya Mi… sekarang tolong idzinkan Sania untuk belajar dari bawah dulu… Sania yakin hasilnya akan berbeda dibandingkan Sania tiba-tiba menjadi pemimpin di sini.”

“ Oke… Mami setuju dengan apa yang kamu inginkan.”

******

Begitu mendapatkan idzin, Sania yang telah sampai di kantor, tanpa menunggu lama Sania langsung beranjak menemui teman-temannya yang lain.

“ Ayuuuu…” Panggil Sania sambil memeluk Ayu dari belakang.

“ Bu Sania, ya ampun… akhirnya ketemu juga…”

“ Apa sih, panggil Ibu segala… memang aku sudah segitu tuanya ya?” Canda Sania

“ Hehe… ya enggak juga, tapi kan kamu sekarang sudah memiliki posisi yang lain… Aku mendengar dari Pak Ridwan kemarin.”

“ Aku masih di tempat yang lama koq…”

“ Kenapa? Kamu kan anak Bu Dewi, seharusnya kamu tidak hanya sekedar staf saja.”

“ Ya memang kenapa kalau aku anaknya Bi Dewi? Aku kan mau belajar banyak dari perusahaan ini, kamu bantu aku ya Yu…”

Ayu sangat menyukai sikap Sania, yang tetap bersahaja dan mau bersahabat dengannya, walaupun sekarang ternyata Dia adalah anaknya Bu Dewi pemilik perusahaan ini.

Saat itu kebetulan Darto sedang menyimpan minuman untuk Ayu, begitu melihat ada Sania, Darto segera menghampiri…

“ Kak Sania… minumannya sudah Darto simpan di meja yang ada di ruang Bu Dewi, kemarin Pak Ridwan sudah menyiapkan meja Kak Sania di sana…”

“ Pindahkan To… aku masih menempati ruangan yang lama.”

“ Jangan dong Kak… nanti saya kena semprot.”

Sania terkekeh melihat Darto yang panik diminta untuk memindahkan minumannya…

“ Ya sudah, kamu buat minuman baru lagi saja, simpan di ruanganku yang biasa ya…”

Sania masuk ke dalam ruangannya, Dia merasa kali ini tugasnya sangat berat, Dia harus bisa membesarkan perusahaan ini, demi masa depan para kaaryawan yang menggantungkan hidupnya di sini.

Bersambung…

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren bunda...Semoga Sania selalu rendah hati

02 Jul
Balas

Semoga.... Terima kasih suportnya...semoga sukses sll bersama bu nely

03 Jul

Cerpen bunda juga dah bisa jadi buku lho...Terimakasih telah setia mengunjungi sriyonospd.gurusiana.id

03 Jul
Balas

Belum th caranya pak....terima kasih jg sdh berkunjung ....sukses sll pak

03 Jul

Akhirnya Sania yg dibentuk dari sikap kesederhanaan menunjukkan kalau dia tidak mentang-mentang.

02 Jul
Balas

Betul....hasil pengssuhan yg tepat

03 Jul

Bu Dewi akhirnya luluh juga

03 Jul
Balas

Luluh krn melihat kebaikan2

03 Jul

Wah, sania memang hebat ya bu, tidak lantas jadi besar kepala, mantul bun...

02 Jul
Balas

Berkat didikan yg tepat....terima kasih suportnya, barokallah

03 Jul

Keren.... Ditunggu lanjutannya.

02 Jul
Balas

Siap....terima kasih kunjungannya...semiga bu Aris tambah sukses

03 Jul

Hebat

02 Jul
Balas

Terima kasih bu supiati...sukses sll ya

03 Jul

Hebat

02 Jul
Balas

Hebat

02 Jul
Balas

Hebat

02 Jul
Balas

Hebat

02 Jul
Balas

Hebat

02 Jul
Balas

Hebat

02 Jul
Balas

Bagus ceritanya bunda

03 Jul
Balas

Terima kasih bu Halifah....barokallah

03 Jul

alhamdulillah...semua menjadi baik...

02 Jul
Balas

Betul....alhamdulillah

03 Jul

Sania rendah hati...

02 Jul
Balas

Betul....

03 Jul



search

New Post