JEJAK RAHASIA
JEJAK RAHASIA
#TantanganGurusiana
Hari ke-133
Episode: Kekuatan Cinta (54)
~~ Ely Herlina~~
Teruntuk: Anakku Sania tersayang
Surat ini sengaja Papi titipkan kepada orang-orang yang peduli terhadapmu. Sania… kami semua, Ayah, Ibu, Satria dan Papi sangat menyayangimu, yang kami inginkan adalah kebahagiaanmu, di manapun kamu berada. Sania jangan mengkhawatirkan kami, di sini kami baik-baik saja. Kamu yang sehat ya sayang… Insya Allah kita semua akan bisa berkumpul kembali, dengan bahagia bersama kita. Percayalah… suatu saat Mamimu pasti akan dapat menerima kami semua…
Tidak banyak yang ditulis Pakde Smith, yang terpenting Sania harus tahu kalau kami sangat menyayanginya sampai kapanpun. Mudah-mudahan surat ini dapat terbaca oleh sania. Pakde Smith percaya mereka semua akan membantunya untuk menyelesaikan masalah ini.
“ Pak… tolong sampaikan surat ini ya, saya betul-betul berharap Sania dapat menerima pesan ini.” Pesan Pakde Smith kepada Pak Satpam yang bertugas menjaga rumahnya Bu Dewi.
“ Siap Pak… Insya Allah Mbok Sum bisa menyampaikan amanat ini, doanya saja Pak” Sahut Pak Satpam sambil berjalan menuju pintu belakang.
******
Mbok Sum terlihat sedang sibuk menyiapkan makan malam, Pak Satpam dengan segera menyelinap masuk ke dapur dengan berpura-pura minta kopi.
“ Mbok Sum kemana Mbak Rana? Aku mau minta dibuatin kopi nih…”
“ Si Rara sedang membersihkan ruang tamu, biar Mbok saja yang buatkan.”
“ Mbok… aku ketitipan surat dari Pak Smith, Ayahnya Non Sania, tolong sampaikan ya Mbok… kasihan mereka.” Pak Satpam segera menyelipkan surat itu ke tangannya Mbok Sum. Dengan gesit mbok Sum memasukkannya ke dalam saku dasternya, Dia tidak mau sampai terpergok Bu Dewi.
“ Ya sudah sini, nanti aku sampaikan, tapi nunggu situasi aman ya… aku juga kasihan banget lihat Non Sania, kelihatannya sedih sekali, sampai mau nangis rasanya melihat keadaan Non Sania.”
“ Tahu gak… semenjak Non Sania berada di sini, di depan sana Pakde Smith selalu menunggu, Dia ingin bertemu dengan Non Sania, bahkan kadang-kadang orang tua angkatnyapun datang menemani Pak Smith. Gak tega rasanya hatiku mbok…”
“ Ya aku juga tahu, si Mbok pernah melihatnya.”
Mbok Sum pergi meninggalkan Pak Satpam, melihat ke dalam siapa tahu ada kesempatan baik untuk menyampaikan surat ini secepatnya.
******
Dengan membawa minyak kayu putih dari kamarnya, Mbok Sum masuk ke dalam kamar Sania, dilihatnya Bu Dewi ada di sana sambil membuka laptop.
“ Bu… maaf boleh tidak badannya Non Sania saya balur pakai minyak kayu putih sambil dipijit, siapa tahu Non Sania bisa jadi lebih seger, Si Mbok lihat dari pagi tadi Non Sania tidak mau makan.
Mendengar kata-kata Mbok Sum membuat Bu Dewi teringat dulu saat kecil, kalau sedang sakit pasti Ibunya akan membalurinya pakai minyak kayu putih.
“ Ya sudah kamu baluri sana, saya tinggal dulu ya…” Sahut Bu Dewi sambil beranjak keluar.
“ Non… saya baluri pakai kayu putih ya? Sambil saya pijit-pijit biar badannya bisa lebih enak.”
Sania tidak menolaknya, mendengar akan dibaluri kayu putih, dia merasa ibunya sedang berada di dekatnya. Begitu melihat Bu Dewi keluar dari kamar, Mbok Sum segera memberikan surat itu kepada Sania.
“ Ini surat dari Papi Non… jangan ribut ya Non, saya takut sama Bu Dewi.”
“ Iya mbok…terima kasih ya.”
Wajah Sania langsung ceria saat mendengar surat itu dari Papinya, segera diselipkannya di bawah bantal.
“ Non… Papi, Ibu dan Ayah Non… mereka sangat menyayangi Non, makanya Non Sania harus cepat sehat.” Kata Mbok Sum sambil membaluri badan sania.
“ Sudah Mbok, badan saya sudah agak enak, terima kasih ya Mbok…”
Mbok Sum tahu bukan baluran dan pijitannya yang membuat Sania menjadi lebih sehat, tapi… surat yang di simpan di bawah bantal itu yang memberikan kekuatan kepada Sania. Mbok Sum lega, dia merasa sudah melakukan hal yang benar, dengan do’a mudah-mudahan rahasia ini bisa tetap terjaga.
******
Berulang kali Sania membaca surat dari Papinya, kalimat yang ada dalam surat itu sangat sederhana, tapi membawa dampak yang sangat besar untuknya, mengetahui mereka baik-baik saja, dan tetap menyayanginya membuatnya seperti mendapatkan tranfusi darah yang memberikan kekuatan yang besar untuk tubuhnya… menjadi lebih segar dan bersemangat.
Malam ini Sania keluar dari kamarnya tanpa diminta, dia langsung mengambil posisi di tempat yang biasa dia duduki. Kursi di meja makan itu masih kosong, Bu Dewi belum datang. Sania hanya melihat Mbok Sum dan mbak Rara mulai sibuk menyiapkan makan malam.
“ Selamat malam Non, sudah segeran ya?”
“ Iya Mbok… berkat Mbok Sum nih…” kata Sania sambil mengedipkan matanya, wajahnya sumringah. Mbok Sum membalasnya dengan senyum lega.
“ Emang apa sih yang sudah dilakukan Mbok… sampai Non Sania bisa seger buger begini?” Mbak Rara penasaran.
“ Ya aku balurin pake kayu putih lah, sambil dipijit-pijit… lihat hasilnya…” Sahut Mbok Sum.
“ Iya Mbak… aku sekarang jadi seger begini karena dibalur pakai kayu putih, tahu gak… aku kalau sakit sama ibuku selalu dibaluri minyak kayu putih.”
Tepat saat Sania berbicara, Bu Dewi hampir mendekati meja makan. Semua omongan Sania terdengar jelas ke telinga Bu Dewi. Ya Allah… hanya karena kayu putih yang sering dipakai oleh ibunya, Sania langsung sembuh, bagaimana kalau sampai bertemu… pusing kepala Bu Dewi melihat semua kenyataan ini.
Bu Dewi menyaksikan bagaimana semangatnya Sania malam ini, makannya begitu lahap. Obat paten yang diberikan dokter Marisa tidak memiliki pengaruh sama sekali. Benar apa yang disampaikan dokter Marisa tadi siang, pertemukan dengan ibunya, Sania akan sembuh… Terbukti, hanya dengan baluran kayu putih seperti yang biasa dipakai ibunya saja Sania langsung sehat. Bu Dewi tidak tahu, tidak hanya baluran kayu putih itu saja yang membuat Sania seolah memiliki kekuatan baru, pesan dari Pakde Smith yang mengabarkan semuanya baik-baik saja, membuat Sania ingin cepat sehat, dan memiliki harapan untuk bisa berkumpul kembali dengan mereka… kekuatan cinta orang tua yang membuat Sania sehat lagi.
Bersambung…
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Lanjutkan!
Terima kasih teh....siap
Kasih sayang orang tua angkatnya begitu melekat dihati sania. Apalagi papinya yg sangat mencintainya.
Betul sekali....
selalu keren bun, tetap semangat dan salam sukses
Terima kasih Suportnya....barokallah