Ely Herlina

Ely Herlina, lahir di karawang 07 Oktober 1963. mendapat tugas sebagai PNS pada Desember tahun 1984, di SMPN I Kotabaru, karawang. Tahun 2017 mendapat tugas tam...

Selengkapnya
Navigasi Web
JEJAK RAHASIA

JEJAK RAHASIA

JEJAK RAHASIA

#TantanganGurusiana

Hari ke-134

Episode: Rasa Cinta yang Tidak Berubah(55)

~~ Ely Herlina~~

Pagi-pagi sekali sebelum berangkat ke rumah Bu Dewi, Pakde Smith menyempatkan diri untuk menyampaikan khabar Sania.

“ Assalamualaikum…”

“ Wa’alaikumsalam… Alhamdulillah Pakde datang ke sini, bagaimana khabar Sania? Sudah mendapatkan info apa Pakde?”

“ Alhamdulillah, walau kemarin sempat ngedrop bu… sekarang kondisi Sania baik-baik saja, ini saya mau menyampaikan surat dari Sania untuk kita semua.”

“ Ya ampun… Sania bisa mengirimkan khabar untuk kita, setelah satu minggu lamany akita kehilangan kontak sama sekali.”

“ Iya Bu… kelihatannya Pak Satpam lama-lama kasihan juga sama saya, tiap hari duduk di depan gerbang masuk, mereka akhirnya memberikan saran untuk membuat surat saja… rupanya mereka juga tahu kalau Sania tidak diperkenankan untuk membawa hand phone.”

“ Allah telah menggerakkan hati mereka… Alhamdulillah… terima kasih Ya Allah.”

Ibunya Sania langsung membaca surat yang diberikan Pakde Smith, hatinya merasa senang sekali, ternyata Sania baik-baik saja. Perasaan Ibunya Sania, sangat lega rasanya membaca tulisan tangan Sania. Barang kali surat yang ditulis tangan seperti ini sudah sangat jarang dilakukan orang, di zaman yang serba modern ini, surat sudah dianggap ketinggalan zaman. Tapi… ternyata inilah jalan yang terbaik untuk menyelesaikan masalahnya ketika alat canggih sudah tidak dapat lagi dijadikan sebagai sarana komunikasi.

“ Pakde tunggu sebentar ya… Saya memiliki sesuatu, barang kali saja ini bisa menggerakkan hati Bu Dewi.”

Ibunya Sania masuk ke dalam kamarnya, diambilnya sebuah kotak yang sudah disiapkannya, kotak itu segera disodorkan kepada Pakde Smith.

“ Apa ini Bu?”

“ Bukalah…”

Tanpa diminta dua kali Pakde Smith segera membuka kotak itu, diambilnya satu persatu isi kotak itu, baju bayi, topi, kaos kaki kecil… dan selimut… yang tidak akan dilupakannya… ini semua adalah barang-barang yang dipakai Sania sewaktu bayi.

“ Ya ampun… bukankah ini semua adalah barang-barang yang dikenakan Sania sewaktu saya titipkan kepada Ibu?”

“ Betul… saya yakin Bu Dewi juga mengenali ini semua… berikanlah kepadanya.”

“ Iya… ini semua pasti akan mengingatkan Laras pada masa itu, mudah-mudahan hatinya tergerak untuk menerima kita semua.” Sahut Pakde Smith

******

Bu Dewi bukannya tidak tahu kalau setiap hari Pakde Smith duduk-duduk di depan gerbang pintu masuk. Beberapa kali Dia melihatnya, sebetulnya ada perasaan tidak tega juga, saat melihat itu semua. Rasa cintanya tidak pernah berubah, seberapapun hebatnya perlawanan untuk melupakan laki-laki ini tetap saja Dia tidak mampu untuk menyingkirkan semua ingatannya tentang laki-laki ini dari hatinya…

“ Pak No… laki-laki itu masih tetap ada di depan?” Tanya Bu Dewi kepada salah satu Satpamnya yang bertugas untuk menjaga pintu masuk.

“ Masih Bu… Pak Smith tidak mau beranjak sedikitpun di depan gerbang, kecuali kalau mau ke toilet atau mau makan saja.”

“ Saya mau keluar, tapi saya tidak mau bertemu dengannya. Coba kamu tanya temanmu, dia masih ada tidak?”

Parno segera berlari ke arah pintu masuk

“ Man… Pak Smith masih di luar?”

“ Enggak tahu, coba aku lihat dulu…” sahut Timan sambil melongokkan kepalanya.

“ Ssttt Pak… saya mau titip sesuatu, boleh?”

“ Mau nitip apa? Buat siapa?”

“ Kotak ini, tolong kamu berikan pada Bosmu…”

“ Waduh… nanti Saya kena marah Pak…”

“ Tolonglah saya Pak… saya yakin Bu Dewi tidak akan marah mendapatkan bingkisan ini dari Saya, percayalah…”

“ Betul ya Pak… Bu Dewi gak akan mecat saya…”

“ Saya janji… kalau Bu Dewi sampai memecat kamu, Saya janji kamu akan bisa mendapatkan pekerjaan di perusahaan teman saya sebagai satpam juga dengan gaji yang lebih besar.”

Wajah Pak Timan langsung sumringah, diambilnya kotak itu… dengantergesa disampaikannya kepada Bu Dewi.

“ Apa ini Man? “

“ Saya tidak tahu Bu… coba dibuka saja, tadi ada orang yang menitipkan kepada saya, katanya untuk Ibu.”

“ Apa ya? Macam-macam saja sepagi ini aku mendapatkan kiriman yang aneh-aneh.” Sambil menggerutu Bu Dewi tetap membuka kotak itu. Dibukanya satu persatu… pakaian bayi ini dia ingat betul… ini semua barang-barang yang Dia kenakan pagi itu, saat Sania akan di bawa jalan-jalan oleh Smith. Air matanya berurai, tapi dengan segera Bu Dewi menghapus air matanya sambil membalikkan badan masuk ke dalam rumah.

Bersambung...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sebagai seorang ibu pasti, hati bu Dewi akan luluh juga..

30 Jun
Balas

Cerpen bunda beriringan dg MENGENAL LORD DIDI. Semoga terwujud buku solo JEJAK RAHASIA.Terimakasih telah berkunjung ke sriyonospd.gurusiana.id

30 Jun
Balas

Semoga bu dewi terbuka hatinya dan menerima pakde smith

29 Jun
Balas

Mudah2an... kasihan jg pakde smith

29 Jun

Semoga hati Bu Dewi menjadi luluh ya bu. Barokallah

29 Jun
Balas

Semoga....terima kasih kunjungannya...semoga sukses

29 Jun

Semoga hati bu dewi terbuka

29 Jun
Balas

Semoga saja...kasihan jg Sania kalau terus2an begini

29 Jun

Keren ceritanya ibu.. Sukses selalu

29 Jun
Balas

Aamiin yra... Terima ksih ya sudah mau berkunjung....dia terbaik untukmu

29 Jun

Dia msh merasa dikhianati

29 Jun
Balas

Semoga hati bu dewi mencair

30 Jun
Balas

Bu Dewi masih tak rela

29 Jun
Balas

Bu dewi msh nerasa dikhianati

30 Jun



search

New Post