Ely Herlina

Ely Herlina, lahir di karawang 07 Oktober 1963. mendapat tugas sebagai PNS pada Desember tahun 1984, di SMPN I Kotabaru, karawang. Tahun 2017 mendapat tugas tam...

Selengkapnya
Navigasi Web
JEJAK RAHASIA

JEJAK RAHASIA

JEJAK RAHASIA

#TantanganGurusiana

Hari ke-120

Episode: Skenario Kehidupan (41)

Setelah hampir dekat, Ibu sudah tidak dapat menahan diri lagi…

“ Pak…Pak… tunggu!!” Teriak Ibunya Sania. Laki-laki itu menghentikan langkahnya, berpaling, dan dipandangi wajah Ibunya Sania dengan lebih seksama.

“ Saya? Ya Allah Ibu…”

“ Masih ingat saya? “

“ Ibu… Ibu yang saya titipin anak waktu itu kan?”

“ Betul… bapak masih ingat? Ya Allah Pak… saya tunggu Bapak berhari-hari di taman itu, tapi bapak tidak kunjung datang…” Ibunya Sania memegang tangan laki-laki itu dengan sangat kencang, sambil berlinang air mata.

“ Bu… siapa Dia? “ Ayah yang baru sampai, terheran-heran melihat istrinya berurai air mata.

“ Alhamdulillah Yah… Allah telah mengabulkan doa-doa kita.”

“ Maksudnya? Bapak ini…”

“ Bapak ini yang menitipkan bayi kecil itu kepada kita.”

“ Alhamdulillah… ayo Pak… ke sini, masuk saja…biar kita enak ngobrolnya.” Ayah menarik laki-laki itu, masuk ke rumah makan, kebetulan mereka bertemu di depan rumah makan.

“ Bagaimana ceritanya bapak sampai menghilang begitu saja.”

“ Waktu itu saya ngontrak di dekat taman perumahan itu Bu… tapi saya tinggal di perkampungannya. Anak saya baru berumur seminggu, maksud saya ingin membuat akte kelahiran, makanya saya membawa surat kenal lahir, tapi…”

“ Tapi apa Pak? Apa yang terjadi?” Tanya Ibunya Sania tidak sabar, melihat laki-laki itu terdiam dan merenung…

“ Di tengah perjalanan saya dikejar oleh orang-orang suruhan mertua saya, saya takut mereka merebut anak saya, makanya saya titipkan ke Ibu… saya lari sekencang-kencangnya untuk menghilangkan jejak, hanya saja… saya tertangkap Bu, saya di bawa ke Surabaya… selama kurang lebih dua bulan terlunta-lunta di sana. Dompet saya diambil mereka… saya baru bisa pulang ke Cirebon setelah saya jadi buruh menjadi kuli panggul di pasar. Saat pulang… istri saya sudah tidak ada di rumah, kemudian saya berusaha mencari Ibu tapi kehilangan jejak… berbulan-bulan saya mencari anak dan istri saya… mereka semua lenyap begitu saja. Saya hampir gila Bu…” Cerita laki-laki sambil menangis.

“ Alhamdulillah bisa bertemu sekarang… sebetulnya saya sempat melihat Ibu dua kali, tapi rupanya Allah belum memperkenankan saya untuk bertemu dengan Ibu, selalu saja saya tidak dapat mengejar Ibu. Sekarang kemana anak saya Bu…”

“ Begini saja Pak… Bapak ikut ke rumah kami saja sekarang.” Ayah menawarkan diri, agar Ayah kandung Sania bisa bertemu dengan anaknya.

Setelah membayar minuman yang mereka pesan, mereka akhirnya berangkat bersama, menuju rumah Sania…

******

Sania yang sedang sibuk dengan pekerjaannya terheran-heran karena mendapat telepon dari Ayah.

“ Assalamu’alaikum sayang, sedang sibuk?”

“ Wa’alaikumsalam… Ibu sakit Yah?” Sania dengan tergesa menanyakan kesehatan Ibunya, yang memang akhir-akhir ini sering ngedrop.

“ Ibu sehat sayang…”

“ Terus ada apa Yah? Tidak biasanya Ayah telepon Sania di saat jam kerja begini.”

“ Sayang… boleh Ayah minta tolong, kamu minta idzin untuk pulang dulu, ada sesuatu yang sangat penting, Ayah tidak bisa bicara melalui telepon.”

“ Memang tidak bisa ditunda sampai sore Ayah? Sania sedang sibuk sekali…”

“ Tidak bisa Sayang, Ayah mohon kamu pulang sekarang juga. Selama ini kamu kan belum pernah minta idzin… Ayah rasa pasti atasanmu memahaminya.”

“ Iya Ayah, akan Sania usahakan… sudah dulu ya Ayah, Sania mau minta idzin dulu.”

Sania bingung mau minta idzin ke siapa, ke Bu Dewi takut tidak diidzinkan. Akhirnya Sania memutuskan untuk menemui Pak Ridwan.

“ Pak Ridwan, maaf boleh saya mengganggu sebentar…”

“ Iyah Sania, ayo masuk ke sini… ada apa Sania?”

“ Saya mau minta idzin, ada keperluan keluarga… barusan Ayah telepon untuk meminta saya pulang, tidak biasanya Ayah seperti ini… Saya khawatir ada sesuatu yang terjadi dengan Ibu, akhir-akhir ini Ibu memang sedang kurang sehat.”

“ Oh ya sudah… biar saya yang akan menyampaikannya kepada Bu Dewi.”

“ Terima kasih Pak, saya langsung pamit pulang, kebetulan sudah jam istirahat,”

******

Jantung Sania berdegup kencang… sesampainya di rumah Sania melihat ada beberapa orang yang sedang berkumpul di ruang Tamu. Sania pikir Ibu pingsan lagi… setelah memarkirkan mobil, segera sania bergegas masuk ke dalam rumah. Sania yang hendak bertanya kepada Ayah, langsung menghentikan langkahnya. Tertegun…

“ Pakde? Pakde koq ada di sini sih? Ada apa Pakde?”

“ Ya Allah Sania? Kamu tinggal di sini?”

“ Kalian saling kenal? Masya Allah kaliansudah saling kenal selama ini?”

“ Ini Pakde Smith Bu… yang selalu Sania ceritakan kepada Ibu, hanya sayangnya setiap Sania ajak ke kedai Mie Ayamnya selalu saja Ibu sedang ada keperluan.”

“ Duduk sayang…” Ayah meminta Sania untuk duduk. Sementara itu Pakde Smith sudah mulai menerka-nerka…

“ Sania sayang… maafkan kami yang belum bercerita banyak tentang masa lalumu.”

“ Maksud Ayah?”

“ Duh bagaimana yah, kami harus memulainya… Ayah dan Ibu sangat sayang sekali sama kamu, tapi bagaimanapun pedihnya, kamu harus tahu…”

“ Tentang masa laluku Ayah? Bahwa Sania ini bukan anak kandung Ayah dan Ibu… Sania sudah tahu Ayah… Ibu…”

“ Ya Allah nak… kamu tidak pernah bertanya kepada kami. Kami ingin bercerita, tapi kami selalu saja tidak berani, takut menyakiti hatimu…” Sahut Ayah. Pakde Smith mulai mencerna dan menduga-duga jangan-jangan Sania adalah anaknya… dan dia melihat betapa sayangnya Ayah dan Ibu Sania kepada anaknya.

“ Terus… Apa hubungannya dengan Pakde Smith? Kenapa Ayah menceritakan semua ini di depan Pakde Smith?”

“ Dia… Ayah kandungmu Nak…”

Sania tertegun, air matanya membuncah tak tertahan, orang yang selama ini dicarinya sekarang ada di hadapannya… dan orang itu adalah Pakde Smith, orang yang selama ini dia kenal, bahkan dekat dengannya. Sania bangkit dari duduknya, merentangkan tangannya sambil berurai air mata. Dipeluknya Ayah kandungnya erat-erat…

“ Pakde… ternyata Pakde Ayahku… Ya Allah,,,”

“ Sania sayang maafkan papi ya… Papi sudah lama mencarimu Nak… ”

Pakde Smith sangat Bahagia, ternyata anak yang dicarinya selama ini… tidak jauh dari kehidupannya. Sungguh Allah memiliki berbagai rahasia yang terkadang tidak terpikirkan oleh manusia… manusia hanya pelakon, skenario kehidupan ini hanya Allah yang membuatnya.

Bersambung…

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sudah saya duga bu..soalnya..Sania bule..he he he

15 Jun
Balas

Sudah saya duga bu..soalnya..Sania bule..he he he

15 Jun
Balas

Iyah betul neng

15 Jun

Alhamdulillah..cerita yang keren..lanjut..

16 Jun
Balas

Terima kasih ya . Sdh berkenan berkunjung

16 Jun

Saya ikut bahagia...pertemuan ini tentu dirindukan sania dan ayahnya

16 Jun
Balas

Terima kadih atas dukungsnnya bu...

16 Jun

Ikut menangis bahagia. Ditunggu lanjutannya bu. Barokallah

15 Jun
Balas

Oke siap neng

16 Jun

Huhuhu, saya terharu bun, pertemuan sania dengan ayah kandungnya walau sdh sering bertemu tetapi tidak tahu

15 Jun
Balas

Yg d cari kemana2 ternyata org dekat

16 Jun

Alhamdulillah moga sania bahagia.

16 Jun
Balas

Aamiin semoga kita semua jg bahagia

17 Jun

Kok jadi ikutan lega yah...

16 Jun
Balas

Iya ya...kadang sok keebawa

16 Jun

Alhamdulillah...lanjut buk,semakin seru ide cemerlangnya

15 Jun
Balas

Alhamdulillah...lanjut buk,semakin seru ide cemerlangnya

15 Jun
Balas

Alhamdulillah...lanjut buk,semakin seru ide cemerlangnya

15 Jun
Balas

Terima kasih suportnya

16 Jun



search

New Post