JEJAK RAHASIA
JEJAK RAHASIA
#TantanganGurusiana
Hari ke-107
Episode: Pura-pura Tidak Kenal
Hari Minggu pagi ini Pandu berusaha untuk mendekatkan Eyang Dewi dengan Sania, sesuai kesepakatan Sania akan berusaha untuk mendekati Eyangnya.
“ Apa khabar Eyang…”
“ Baik…” Sahut Eyang sambil berdiri hendak meninggalkan Sania yang baru datang.
“ Eyang mau kemana? Ini Sania bawa martabak kesukaan Eyang… enak lho Yang…” Tanya Sania sambil menyodorkan bungkusan martabak Bangka kesukaan Eyang Dewi. Usahanya berhasil, Sania melihat ada senyuman tipis di bibir Eyang.
“ Nanti Sania bawa ke kamar Eyang ya…”
Sania langsung masuk ke dapur, menata martabak Bangka itu di piring kue dan menyimpannya di meja kecil yang ada di kamar Eyang Dewi. Eyang Dewi tidak terlihat, nampaknya dia sedang di kamar mandi.
“ Sstt sayang, mudah-mudahan Eyang mau makan martabaknya ya… “ Kata Sania begitu keluar dari kamar Eyang Dewi.
“ Siiippp… kelihatannya Eyang Dewi sudah mulai melunak.”
Wajah Pandu terlihat cerah, ada secercah harapan untuknya… karena tadi dia melihat ada senyuman di bibir Eyang, walau hanya sedikit. Sebetulnya Eyang Dewi bisa membeli martabak itu sebanyak-banyaknya, tapi bentuk perhatian Sania itulah yang membuat Eyang Dewi mulai melunak hatinya. Pandu tahu itu… Sania memang luar biasa.
******
Minggu berikutnya Sania masih berusaha untuk mengunjungi Eyang Dewi, kali ini Dia sengaja datang lebih pagi, info dari Pandu Eyang Dewi suka asinan Bogor. Kemarin Dia sudah membeli bahan-bahan untuk membuat asinan itu, biar bisa membuatnya langsung di rumah Eyang Dewi.
“ Eyang, saya bawa bahan-bahan asinan nih… pasti Eyang suka kalau saya buatkan asinan Bogor.” Kata Sania setelah mencium tangan Eyang dewi
“ Asinan? Emang kamu bisa buat asinan Bogor?” Tanya Eyang Dewi, sedikit terkejut mendengar Sania akan membuatkannya asinan Bogor. Pasti Sania sudah berusaha untuk mencari-cari info tentang makanan kesukaannya. Eyang Dewi merasa senang mendapatkan perhatian dari Sania.
“ Iya Yang… dari kemarin saya sudah belajar dari Ibu cara membuat asinan Bogor, sebentar ya.. saya buatkan dulu… gak lama koq.” Sahut Sania senang mendapatkan respon baik dari Eyang Dewi. Hari ini Eyang Dewi sudah mau bicara dengannya… senang sekali hati Sania. Usahanya ada titik cerah… Pandu yang menyaksikan adegan itu, tersenyum lebar.
******
“ Yah… kalau Bunda mencoba untuk menemui Bosnya Sania gimana? Bunda penasaran ingin membuktikan betul gak sih kalau bosnya Sania itu Laras anaknya Eyang Dewi yang sudah lama menghilang.”
“ Tapi menurut Ayah sih lebih baik Bunda mencari info dulu… jangan mendatangi kantornya, lebih baik ke rumahnya saja.”
“ Betul juga sih enaknya Bunda ke rumahnya saja…Kira-kira siapa ya yang bisa kita tanya alamat rumah bosnya Sania?”
“ Ayu… temannya Sania, bukannya Dia anaknya Maya, teman SMA-mu.”
“ Wah betul tuh…Koq Bunda lupa ya? sebentar deh aku telepon Maya, mudah-mudahan dia lagi bareng Ayu.” Segera diambil hand phone miliknya…
“ Hallo… May apa khabar? Kamu lagi sama Ayu gak?”
“ Alhamdulillah baik… apa? kamu nanya Ayu? ada nih… memang ada perlu apa sama Ayu? tumben.”
“ Iya, aku ada perlu nih…mana Ayu?”
“ Nih… Yu, Tante Lestari mau bicara sama kamu.” Sahut Maya sambil memberikan hand phonenya ke Ayu.
“ Iya Tante… Ada apa ya?” Ayu bingung, tidak tahu kenapa tiba-tiba Tante Lestari ingin bicara dengannya.
“ Tante mau nanya, barangkali Ayu tahu alamatnya Bu Dewi, kamu kerja di perusahaannya kan? Tante mau ke rumahnya, tapi sudah lupa alamatnya.”
“ Oh Bu Dewi, sebentar ya Tante, perasaan dulu ada alamatnya di hand phone saya, nanti saya kirim Tante…” Sahut Ayu, dia ingat dulu waktu ada acara di rumah bu Dewi, dia pernah mencatat alamatnya.
******
Setelah mendapatkan alamat lengkap dari Ayu, Lestari Bersama suaminya sengaja mendatangi kediaman Bu Dewi, dia ingin membuktikan bahwa Bu Dewi yang dikatakan Pandu betul Laras yang dia kenal selama ini. Di pandangi sekeliling rumah Bu Dewi yang berpagar besi tinggi, dari balik pagar dia bisa melhat ada seorang tukang kebun yang sedang membersihkan halaman.
“ Mang… Mang, maaf Bu Dewinya ada di rumah ?”
“ Iya Bu.. Ibu mau menemui siapa?”
“ Bu Dewi… beliau ada kan?”
“ Ada… tapi…” Tukang kebun itu terlihat kebingungan karena tidak biasanya Bu Dewi mendapatkan kunjungan dari tamu.
“ Saya masih Familinya beliau… boleh saya masuk.” Lestari mencoba meyakinkan tukang kebun itu.
“ Oh iya Bu… sebentar.” Tukang kebun itu langsung membuka gembok pagar, setelah yakin yang datang orangnya tidak mencurigakan.
Lestari langsung melangkah ke bangunan utama rumah itu, rumah itu jauh lebih besar dibandingkan dengan rumah Eyang Dewi. Lestari melihat ada seorang wanita umurnya kira-kira dua tahun di bawahnya sedang duduk santai di ruang tamunya. Tukang kebun itu tidak langsung masuk tapi dia menemui seseorang, yang kemungkinan sebagai asisten rumah tangga, kebetulan sedang membersihkan teras rumah. Asisten rumah tangga itu langsung menyampaikan maksud tujuan dari Lestari.
Betul itu Laras yang dia kenal, walaupun sudah dua puluh empat tahun berpisah Lestari masih bisa mengenalinya.
“ Laras… ini Laras kan?”
“ Bukan, saya Dewi.”
Walaupun sempat merasa terkejut, Bu Dewi dengan cepat menguasai diri.
“ Kamu tidak mengenali aku Laras? Aku Lestari sepupumu…” Lestari berusaha mengingatkan Bu Dewi.
“ Tidak… saya tidak mengenalimu, maaf ya… saya sedang sibuk…” Sahut Bu Dewi sambil berdiri, seolah mempersilakan tamunya untuk keluar dari ruang tamunya.
Dengan wajah bingung Lestari keluar dari ruang tamu…
“ Yah… Bunda yakin itu Laras, aku gak akan salah… itu Laras.” Kata Lestari kepada suaminya.
“ Iya.. Ayah juga yakin itu Laras…sepupumu.”
“ Tapi kenapa dia pura-pura tidak kenal sama kita ya…” Lestari bingung kenapa Laras pura-pura tidak mengenalinya, ada apa di balik semua ini. Seingat Lestari, laras waktu itu masih kuliah di Jakarta… setelah itu seolah hilang, tidak terdengar lagi keberadaan Laras. Lestari sudah mencoba untuk mencari tahu… tapi tidak ada seorangpun yang memberi tahu, bahkan Eyang Dewipun bungkam, tanpa kata saat dia bertanya.
Bersambung…
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Makin keren dan menarik alurnya Bu
Mulai sisi kehidupan sania terkuak...
Mulai kedapatan tuh kekal nya.
Mulai kedapatan tuh kekal nya.
Makin seru ceritanya Bun