Ely Herlina

Ely Herlina, lahir di karawang 07 Oktober 1963. mendapat tugas sebagai PNS pada Desember tahun 1984, di SMPN I Kotabaru, karawang. Tahun 2017 mendapat tugas tam...

Selengkapnya
Navigasi Web
JEJAK RAHASIA

JEJAK RAHASIA

JEJAK RAHASIA

#TantanganGurusiana

Hari ke-114

Episode: Bertemu dengan Seseorang di Masa lalu

Kejadian waktu di kantor tadi pagi diceritakan oleh Sania kepada Pandu, saat mereka bercerita via pesawat telepon.

“ Sayang… ternyata tidak hanya kita saja yang mengira photo itu adalah Ibu Dewi, ternyata Darto dan Ayu juga sama.” Cerita Sania.

“ Terpikirkan tidak olehmu untuk menunjukkan photo itu kepada Bu Dewi?”

“ Waduh… walaupun terpikirkan juga mana aku berani, melihat kejadian waktu di rumah makan saja… Bu Dewi yang langsung putar balik menghindari Eyang Dewi, aku bisa menyimpulkan kalau Bu Dewi belum ingin bertemu dengan Eyang Dewi.” Sahut Sania.

“ Iyah juga ya… jangan-jangan Bu Dewi nanti jadi marah sama kamu.”

“ Ya makanya, walau sangat penasaran, aku selalu berusaha untuk menahan diri. Gak mau ah… kalau harus membangunkan macan yang sedang tidur… takut.”

“ Wah…wah… Bu Dewi kamu anggap sebagai Macan, gitu-gitu kalau Bu Dewi anaknya Eyang Dewi, berarti dia tanteku…” Sahut Pandu sambil tertawa mendengar perumpamaan Sania. “ Hehe… kamu gak tahu saja, gimana galaknya Bu Dewi. Aku rasa kamu juga akan mengatakan hal yang sama kalau jadi bawahannya.”

“ Bisa saja… kapan-kapan aku mau melamar kerja di sana deh… Aku yakin kalau sama aku, pasti Bu Dewi akan baik sekali… secara aku kan keponakannya yang ganteng.” Canda Pandu

******

Ayah Sania kembali belanja laptop pesanan temannya di kantor kali ini dia ke Orion Mall Mangga Dua. Seperti biasa ditemani Ibu… saat Ayah sedang sibuk mencari barang-barang yang akan dibelinya, ibu juga akan jalan-jalan di sekitaran Mall Mangga Dua, tinggal melewati jembatan penghubung saja sampai sudah di Mall mangga Dua. Saat sedang asiek memilih baju tidur untuk Sania, sepintas Ibunya Sania melihat orang yang pernah dikenalnya. Orang itu juga sedang sibuk memilih barang, tidak merasa kalau dia sedang diperhatikan oleh Ibunya Sania. Wajah ibunya Sania tiba-tiba memucat, setelah dia menyadari siapa orang tersebut. Dengan tergesa dia membalikkan badan , setengah berlari Ibunya Sania Kembali ke tempat Ayah yang sedang memilih laptop yang akan dibelinya.

“ Yah.... cepat… kita pulang saja…”

“ Kenapa Bu? Ibu sakit?” Tanya Ayah setelah melihat wajah Ibu pucat pasi.

“ Iyah Yah… ayo cepat kita pulang…” Kata Ibu sambil menarik tangan ayah.

“ Aduh Pak, maaf Saya belum jadi beli laptopnya, nanti saya Kembali lagi… istri saya sakit.”

“ Oh iya Pak, gak apa-apa… kalau bapak mau membeli laptop kami tunggu kehadirannya ya Pak…”

“Iya…iya… maaf yah…” sahut Ayah segera mengikuti langkah Ibu yang tergesa.

Setelah di Mobil, segera Ayah memberi air minum untuk Ibu, dipandangi wajah Ibu yang dipenuhi keringat bercucuran…

“ Sakit sekali ya Bu…”

Ibu tidak menjawab, hanya duduk menyender sambil memejamkan matanya…

******

Sepanjang hari Ibu mengurung diri di dalam kamar, badannya terasa meriang. Keringat dingin terus-terusan bercucuran di tubuhnya. Sania yang melihat kondisi Ibu terlihat sangat khawatir.

“ Yah… Ibu kenapa? Kelihatannya Ibu sedang sakit, wajahnya pucat sekali.”

“ Tadi waktu Ayah sedang memilih-milih barang tiba-tiba Ibu langsung mengajak pulang, tadi sih waktu berangkat Ibu sehat-sehat saja… mungkin Ibumu kecapean, nanti setelah dipakai istirahat juga pasti sehat lagi.” Sahut Ayah

“ Tapi… kalau sampai sore masih juga seperti itu, kita harus membawa ibu ke dokter Yah…” Sania terlihat sangat khawatir sekali, tidak seperti biasanya Ibu seperti ini. Ayah hanya menganggukkan kepalanya, kemudian masuk ke dalam kamar, sesungguhnya Ayah juga sangat mengkhawatirkan kondisi Ibu.

“ Bu… masih gak enak ya badannya? Mau Ayah baluri minyak kayu putih biar enak badannya? Atau mau ke dokter saja?”

“ Enggak usyah Yah… Ibu hanya terkejut, tadi di Mall Mangga Dua… Ibu melihat orang yang menitipkan Sania kepada kita.” Sahut Ibu sambil berlinang air mata.

“ Masya Allah Bu… mungkin ini petunjuk dari Allah untuk kita. Ibu sempat bicara dengannya?”

“ Maafkan Ibu Yah… Ibu tidak melakukan itu, Ibu malah lari meninggalkannya karena terkejut.”

“Astagfirullahallazim… bukankah kita selalu berharap untuk bertemu dengan orang itu dari dulu Bu… “

“ Astagfirullahallazim… ampuni hamba-Mu ini Ya Allah…” Ibu semakin berurai air matanya, setelah menyadari kekeliruannya.

“ Maafkan Ibu Yah… Ibu sangat takut kehilangan Sania…” lanjut Ibu, sungguh dia sangat menyesali perbuatannya tadi siang.

“ Bagaimanapun orang tuanya lebih berhak daripada kita Bu, tapi sudahlah mungkin belum waktunya kita bertemu dengannya, nanti bila kita bertemu lagi, kita tidak boleh menghindarinya ya Bu…” Sahut Ayah lemah lembut, Dia tahu istrinya sangat takut kehilangan Sania. ‘Mudah-mudahan Allah SWT memperkenankan untuk mempertemukan lagi dengan orang tadi.’ Batin Ayah.

“ Iya Yah… Ibu janji…”

Bersambung…

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Antara kewajiban dan takut kehilangan

10 Jun
Balas

Betul teh....

11 Jun

Kasihan ibu Sania. Ditunggu lanjutannya bu

10 Jun
Balas

Betul neng.... Siap melanjutkn

10 Jun

Keren Bu. Cerita nya tambah menarik

10 Jun
Balas

Terima kasih ya sdh berkunjung d sini...barokallah

10 Jun

Kasian ya

09 Jun
Balas

Kaaihan sama siapa hayooo....

10 Jun

Kasian ya

09 Jun
Balas

Kasian ya

09 Jun
Balas

Kasian ya

09 Jun
Balas



search

New Post