Ely Herlina

Ely Herlina, lahir di karawang 07 Oktober 1963. mendapat tugas sebagai PNS pada Desember tahun 1984, di SMPN I Kotabaru, karawang. Tahun 2017 mendapat tugas tam...

Selengkapnya
Navigasi Web
JEJAK RAHASIA

JEJAK RAHASIA

JEJAK RAHASIA

#TantanganGurusiana

Hari ke-116

Episode: Pingsan karena Kelelahan

Hanya dua hari Sania mempersiapkan diri untuk pemberangkatan ke Medan. Dua hari ini Sania sibuk menyelesaikan seluruh tugas-tugasnya sebelum dia berangkat ke Medan. Ibunya Sania juga sibuk mempersiapkan seluruh kebutuhan Sania untuk di Medan nanti.

“ Sayang… itu baju-baju sudah Ibu tumpuk di meja kamar, kalau menurut ibu sih sudah cukup untuk seminggu, alat-alat mandi juga sudah Ibu siapkan… kalau ada yang kurang bilang ke Ibu, biar nanti Ibu yang ambilkan.”

Sudah menjadi kebiasaan Ibu untuk menyiapkan segala sesuatunya, kalau Sania akan bepergian. Semua kebutuhan Sania selalu ibu yang menyiapkan... dari dulu sampai sekarang saat Sania sudah dewasa.

“ Aduh Bu…jangan repot seperti itu, Sania sudah bukan anak kecil lagi, biar nanti Sania siapkan sendiri saja Bu…”

“ Enggak repot koq, Ibu senang bisa melakukan semua ini, jangan kamu larang.” Sahut Ibu, Dia tidak mau kehilangan waktu sedikitpun untuk bisa menyayangi Sania, apapun akan dilakukannya termasuk menyiapkan segala kebutuhan Sania.

“ Sudahlah Sania… biarkan saja Ibumu menyiapkan semua, itu memang yang akan membuat Ibumu Bahagia.” Ayah ikut nimbrung saat mendengar kesibukan Ibu menyiapkan segala kebutuhan Sania. Ayah tahu ibu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan sekecil apapun untuk memperhatikan Sania.

“ Siap Ayah, tapi kebetulan juga sih… Sania memang lagi sibuk banget, jadi belum sempat menyiapkan segala kebutuhan buat di sana.”

“ Nah gitu dong… jangan protes kalau Ibu membantu untuk menyiapkan semuanya.” Sahut Ibu merasa senang mendengar jawaban Sania kepada ayahnya.

******

Mobil kantor sudah menjemput, Sania segera pamitan kepada ayah dan ibunya. Saat sampai di mobil terlihat Pak Ridwan sudah duduk di samping Pak Tisna.

“ Bagaimana Sania… sudah siap?”

“ Sudah Pak, ayo Pak Tisna kita jemput Bu Dewi, mungkin sudah menunggu kita.”

“ Siap Non…” Sahut Pak Tisna segera melajukan mobilnya. Betul saja begitu sampai di gerbang rumah Bu Dewi, terlihat Bu Dewi yang sudah gelisah menunggu di teras. Pak Tisna tergesa menghampiri Bu Dewi, mengangkat koper yang sudah tersimpan di luar.

“ Ayo Pak Tisna, kita harus segera berangkat ke bandara sekarang.” Kata Bu Dewi langsung duduk di sebelah Sania.

Duduk di sebelah Bu Dewi membuat Sania mati gaya, bingung mau ngobrol apa. Sebetulnya Sania sudah cukup sering bepergian dengan Bu Dewi, tapi tetap saja Sania merasa canggung saat bersama dengannya. Mungkin karena sikap kaku Bu Dewi yang menyebabkan Sania tidak bisa dekat dengannya.

******

Di Medan mereka bertiga bermalam di hotel yang berada di pusat kota Medan, dengan fasilitas yang sangat lengkap dan nyaman.

“ Sania, tolong perbaiki proposal ini… di situ sudah saya buat catatan kecil bagian-bagian yang harus kamu perbaiki. Sekalian tolong buatkan Power Pointnya juga biar mudah saat menjelaskan.” Setelah bertemu dengan kliennya Bu Dewi ingin Sania memperbaiki proposal yang sudah dibuat.

“ Siap Bu… malam ini juga saya selesaikan semuanya, besok pagi saya langsung menyerahkan kembali kepada Ibu.” Sahut Sania.

Semalaman Sania sibuk menyelesaikan semua tugas-tugas yang telah diberikan kepadanya. Sementara itu, Bu Dewi dan Pak Ridwan juga sibuk mengadakan pertemuan dengan beberapa klien.

“ Bu… ini semua sudah saya selesaikan, tolong diperiksa dulu, biar kalau ada kesalahan Saya perbaiki secepatnya,” Pagi-pagi sekali Sania sudah menyetorkan semua tugas yang diberikan kepadanya.

“ Tinggalkan di situ saja, nanti saya pelajari, satu jam kemudian kamu datang lagi ke sini ya…” Pinta Bu Dewi.

“ Baik Bu… satu jam lagi, saya Kembali lagi ke sini.” Sania segera kembali ke kamarnya, menunggu perintah selanjutnya dari Bu Dewi. Di tengah perjalanan bertemu dengan Pak Ridwan yang akan menghadap ke Bu Dewi.

“ Pak Ridwan mau menghadap ke Bu Dewi ya? ”

“ Betul Sania, kamu juga habis dari sana?”

“ Iya Pak, tadi saya habis menyerahkan proposal yang diminta Bu Dewi untuk diperbaiki.”

“ Wah… kamu hebat Sania, dalam waktu semalam kamu bisa menyelesaikan semuanya. Pantas saja Bu Dewi ngajak kamu ke sini. ” Puji Pak Ridwan

“Bapak bisa saja, bukan itu juga Pak… mungkin karena saya yang paling tahan dalam menghadapi Bu Dewi.” Sahut Sania merendah.

Semua tugas-tugas yang diberikan kepadanya Sania selalu berusaha untuk mmenyelesaikannya dengan sebaik-baiknya. Hasilny saat mereka akan pulang ke Jakarta, semua merasa senang karena mendapatkan hasil yang memuaskan.

“ Sania terima kasih ya… klien kita puas dengan apa yang sudah kita kerjakan.” Kata Bu Dewi sambil mengulurkan tangannya

“ Betul Sania selamat ya…” Pak Ridwan juga mengucapkan selamat kepada Sania.

“ Aduh… terima kasih Bu Dewi, Pak Ridwan… semaunya kan atas bimbingan Ibu dan Bapak sehingga saya bisa seperti ini.”

Sania merasa hasil kerjanya dihargai oleh Bu Dewi dan Pak Ridwan, Sania merasa tidak sia-sia seluruh kerja kerasnya.

******

Sebulan kemudian, Sania mendapat khabar yang menggembirakan, perusahaan memberikan SK pemberian tugas baru untuk Sania, karena prestasinya yang sangat gemilang Sania dipercaya untuk masuk dalam jajaran stap dalam perusahaan. Teman-temannya sangat senang atas penghargaan yang diberikan pada Sania, karena mereka semua tahu Sania adalah pekerja yang ulet dan tidak mengenal lelah, selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk perusahaan.

“ Sania Selamat ya… kamu hebat.” Seru Ayu sambil memeluk Sania

“ Terima kasih Yu…”

Teman-temannya yang lain silih berganti memberikan ucapan selamat kepadanya. Sania ingin cepat pulang, untuk menyampaikan khabar bahagia ini, tapi Sania tertegun… saat memasuki rumah Ayah terlihat panik dan tergesa mengeluarkan mobil…

“ Ayah… ada apa Yah? “ Tanya Sania

“ Ibumu Sania… dia pingsan.”

“Pingsan? Koq bisa? “

“ Ayo cepat kamu bantu Satria untuk mengangkat tubuh Ibu.”

Dengan tergesa dan tanpa mengganti baju kerjanya Sania langsung ikut ke rumah sakit, Ibu dibawa masuk ke ruang UGD, tidak berapa lama kemudian Ibu sudah siuman dari pingsannya.

Setelah konsultasi dengan dokter yang menanganinya, ternyata ibu hanya kecapean saja dan lupa untuk makan. Sania terheran-heran, ‘kenapa ibu sampai kelelahan seperti? Bukankah semua pekerjaan rumah sudah ada yang membantu? Memang apa yang sedang dikerjakan Ibu sampai Ibu lupa makan?’ Semua pertanyaan itu berputar di kepala Sania, dan Sania hanya mendapat jawaban dari ayah kalau Ibu kelelahan karena terlalu cape membereskan pekerjaan rumah. Masa sih… hanya membereskan rumah Ibu sampai lupa istirahat dan lupa makan? Sania merasa tidak percaya, pasti ada sesuatu yang menyebabkan Ibunya kelelahan seperti itu. Akhirnya Sania mengurungkan niatnya untuk menyampaikan khabar bahaginya di hari itu …

Bersambung…

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ada apa dengan ibunya Sania..segitu sayangnya ya?.. ditunggu kelanjutannya..

12 Jun
Balas

Sangat... Sangat sayang sekali

12 Jun

Keren, jd penasaran lanjutannya

11 Jun
Balas

Terima kasih kunjungannya.... Ikuytu trs ya

12 Jun

Keren bunda...Semoga ibunda dari Sania tidak perlu opname di rumah sakit. Terimakasih telah berkunjung ke sriyonospd.gurusiana.id

12 Jun
Balas

Terima kasih jg dukungannya pak... Barakallah

12 Jun

Selalu enak dibaca, apa ya tipsnya,Bu?

12 Jun
Balas

Terima kasih bu mardianis...Hehe..hanya karena rajin menulis mungkin...

13 Jun

Keren bu, asyik alur ceritanya, sukses sll bu

11 Jun
Balas

Terima kasih, doa yg sama untuk bu priska

12 Jun

Mantaap

11 Jun
Balas

Teima kasih ya

12 Jun

Hm ditunggu lanjutannya bu. Barokallah

12 Jun
Balas

Ok siap neng

12 Jun

Lanjut bun, semakin menarik

11 Jun
Balas

Siap...lanjutkan

12 Jun

Kasian sania kenapa gak di kasih tahu yg sebenarnya.

12 Jun
Balas

Iyah...mungkin bingung menyampaikannya

12 Jun

Keren Bu. Salam Literasi ya?

11 Jun
Balas

Salam literasi...

12 Jun

Sania sibuk... Lupa lagi mencari jati dirinya..

11 Jun
Balas

Sania takut menyakiti hati ibunya

12 Jun

Bagus ceritanya Bu. Salam literasi

12 Jun
Balas

Salam litersi.... Barokallah

13 Jun



search

New Post