JEJAK RAHASIA
JEJAK RAHASIA
#TantanganGurusiana
Hari ke-117
Episode: Buku Agenda
Pandu langsung meluncur ke rumah Sania begitu mendengar Ibunya Sania sedang sakit. Pandu melihat Ibu sedang tertidur nyenyak di kamarnya, terlihat sangat nyenyak sekali tidurnya.
“ Ibumu nyenyak sekali tidurnya sayang…”
“ Iyah… kata suster tadi, Ibu kecapean… aneh, cape kenapa ya?”
“ Eh sayang… aku belum cerita ya… tiga kali aku bertemu sama ibu di Mall Mangga Dua.”
“ Kapan? Ibu sama siapa?”
“ Kayaknya sendiri deh… soalnya saat bertemu untuk yang ketiga kalinya, cukup lama juga aku memperhatikan karena merasa aneh. Ibu tidak belanja…tapi seperti ada yang sedang dicari.”
“ Mau apa Ibu sering ke Mall Mangga Dua?”
“ Ya itu… menurutku juga agak aneh, ke Mall Mangga Dua, tapi tidak belanja.”
“ Ya sudah deh, kayaknya aku harus mencari tahu mau apa Ibu ke sana?”
“ Tapi hati-hati ya… kalau mau nanya.” Pesan Pandu, dia tidak mau Ibu merasa dicurigai.
“ Siap Bos… ” Sahut Sania sambil tertawa karena melihat Pandu begitu serius memberikan pesan.
******
Keesokan harinya, pagi-pagi Sania sudah berada di ruangan Bu Dewi membicarakan beberapa hal mengenai proyek lanjutan di Medan. Sania mencatat seluruh instruksi yang diberikan oleh Bu Dewi dalam buku agenda kerjanya. Saat sedang sibuk mencatat, entah kenapa buku agenda itu tersenggol tangannya, jatuh tepat di dekat kaki Bu Dewi. Seluruh isi yang diselipkan oleh Sania dalam buku agenda itu berhamburan. Reflex Bu Dewi memungut kertas-kertas yang terjatuh… Sania langsung panik, karena dia melihat di antara kertas yang terjatuh itu ada photo yang diambil dari album photonya Eyang Dewi.
“ Aduh maaf Bu… biar saya yang membereskan.” Kata Sania, tapi… terlambat… photo itu sudah berada di tangan Bu Dewi.
“ Photo siapa ini? Kenapa ada di kamu Sania?”
“ Maaf Bu… itu photo keluarga Pandu, kekasih saya. Kemarin tertinggal di rumah, Pandu ingin menunjukkan photo Ibunya.”
“ Pacarmu keluarga Bu Dewi Sekar Arum?” Tanya Bu Dewi.
“ Iya Bu… dia cucunya Eyang Dewi.” Sengaja Sania mengatakan Pandu sebagai cucu Eyang Dewi, Sania ingin tahu reaksi Bu Dewi.
“ Cucu? Dari anaknya yang mana?”
Pancingan Sania kena sasaran, Bu Dewi memberikan respon di luar dugaannya.
“ Dari Bu Lestari…”
“ Oh…” Bu Dewi hanya mengatakan itu, menghentikan pembicaraan, kemudian langsung melanjutkan memberikan instruksi-instruksinya kembali yang sempat terpotong oleh kejadian buku agenda Sania yang terjatuh. Sania cukup puas dengan kejadian ini, dia dapat menyimpulkan dugaan-dugaan Sania dan Pandu menunjukan titik terang. Bu Dewi secara tidak langsung mengakui mengenal keluarga Eyang Dewi Sekar Arum, bahkan Bu Dewi juga terlihat mengenal Bu Lestari, ibunya Pandu. Reaksi Bu Dewi menunjukkan dengan jelas bahwa dia merupakan bagian dari Eyang Dewi.
******
Tengah malam Sania terbangun dari tidurnya, setelah shalat tahajud, Sania merasa kehausan. Sania keluar dan berniat untuk mengambil air minum ke ruang makan. Saat keluar dari kamarnya, samar-samar terdengar ada suara yang sedang ngobrol… tapi suaranya seperti yang sedang berbisik. Sania menghentikan langkahnya, telinganya dirapatkan ke daun pintu… samar-samar terdengar…
“ Bu… menurut ayah, lebih baik kamu hentikan saja semua usahamu untuk mencari orang yang menitipkan Sania kepadamu.” Terdengar suara Ayah membujuk Ibu untuk tidak melanjutkan pencariannya.
“ Tapi Yah… Ibu sudah tidak sanggup lagi menyimpan rahasia ini… ibu ingin saat ibu menyampaikan semua rahasia ini, Ibu sudah bisa menunjukkan siapa orang tua Sania sebenarnya.”
“ Tapi Ibu sering sekali tidak dapat mengontrol diri, terlalu cape dan lupa makan seperti itu, Ayah khawatir Ibu jatuh sakit.”
“ Ibu janji Yah… ke depannya Ibu akan menjaga Kesehatan, dan tidak akan lupa untuk makan, tapi tolong Ayah idzinkan saya untuk mencarinya, Ibu sangat sayang sekali kepada Sania, tapi Ibu tidak bisa membiarkan Sania seperti ini, dia memiliki hak untuk mengetahui jati dirinya.”
“ Ayah setuju…”
Suara percakapan itu sudah tidak terdengar lagi, Sania memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Sekarang dia tahu, walaupun ibu sangat takut kehilangan dirinya, tapi rupanya Ibu sudah merelakannya untuk mengetahui jati dirinya. Ibu sampai jatuh pingsan karena sedang berusaha menemukan orang yang sudah menitipkan anak kesayangannya. Malam itu Sania tertidur nyenyak…karena sudah mengetahui kalau Ayah dan Ibu sudah bersedia membantunya mencari jati dirinya.
Bersambung…
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Next.. sukses bu
terima kasih ya... Doa yg sama untuk bu Irma jg...
Semakin banyak petunjuk.. semoga akhir yang baik..
Semoga...
Cerita menarik. Lanjut Bun. Semoga Sania cepat mengetahui jati dirinya.
Alhamdulillah, terima kasih bu atas kunjungannya
Sania sudah nengetahui jati dirinya.. lanjut
Siap neng
Sania jadi tahu kalau ibu pergi ke mall utk membantu mencari ibunya.
Betul bu....semoga ibu herlina sll suksea
Wah mulai ada titik terang. Ditunggu lanjutannya bu. Barokallah
Betul...mulai terbuka satu persatu
Mulai terkuak sedkit demi sedikit, lanjut bun...
Betul....siao melanjutkan
Lanjut bun..semoga pencarian cepat selesai kasihan sang ibu kecapek an..
Betul sekali
Semoga cepat selesai sania bahagia
Aamiin.... terima kasih ya
Ditunggu kisah berikutnya bun
Siap...terima kasih yaaaa
Mulai jelas titik terang jejak rahasia Sania
Betul bu...satu persatu terkuak