Ely Herlina

Ely Herlina, lahir di karawang 07 Oktober 1963. mendapat tugas sebagai PNS pada Desember tahun 1984, di SMPN I Kotabaru, karawang. Tahun 2017 mendapat tugas tam...

Selengkapnya
Navigasi Web
JEJAK RAHASIA

JEJAK RAHASIA

JEJAK RAHASIA

#Tantangan365Gurusiana

Hari ke-148

Episode: Reaksi Bundanya Pandu (61)

~~Ely Herlina~~

Terkuaknya semua rahasia kehidupan Sania membuat Pandu berpikir, orang tuanya harus mengetahui semua peristiwa ini. Pandu berusaha memberikan info tentang Sania yang telah bertemu dengan Mami dan Papinya.

“ Bunda… Alhamdulillah, Sania sekarang sudah bertemu dengan Mami dan Papinya…”

“ Syukur dong kalau begitu… Sania sudah bisa menemukan jati dirinya.”

“ Bunda… ternyata Sania itu masih terhitung Famili kita… aku dengan Sania sepupuan…”

“ Maksud kamu apa?”

Bunda yang sedang membaca buku novel langsung menghentikan kegiatannya, disimpannya novel yang sedang dibacanya.

“ Iya itu… Sania ternyata anaknya Tante Laras…”

“ Anak Tante Laras? Maksud kamu apa sih Pandu… bikin Bunda jantungan saja…”

Bunda yang biasanya selalu sabar, terlihat marah dan panik.

“ Maaf Bunda, Pandu harus menceritakannya…Pandu harap Bunda juga harus mengetahuinya, Sania itu anaknya Tante Laras dengan Pakde Smith, yang pernikahannya tidak direstui oleh Eyang, berarti Sania adalah cucunya Eyang Dewi yang sebenarnya... Dialah pewaris sesungguhnya dari Eyang Dewi.”

“ Cukup Pandu, Bunda tidak mau mendengar semua omong kosong ini…”

Bunda langsung meninggalkan Pandu, masuk ke dalam kamarnya. Pandu yang ditinggal pergi Bundanya merasa bingung dan tidak mengerti kenapa Bundanya bereaksi seperti itu saat mendengar Sania cucunya Eyang Dewi… Ada apalagi dengan keluarganya ini? Apa ada rahasia lagi dalam keluarganya ini? Kepala Pandu berdenyut kencang…

******

Usaha Pakde Smith untuk mengambil hati Bu Dewi membuahkan hasil yang lumayan baik, saat Sania bercerita tentang Pakde Smith, Bu Dewi sudah tidak menampakkan kemarahan lagi…

“ Mi… pulang kerja Sania mau mampir ke rukonya Papi ya… gak lama sih, hanya ingin nengok saja… Mami mau pesan apa?”

“ Jangan beli apa-apa ya… Mami sudah tidak mau makan apa-apa lagi.”

“ Mami mau titip salam buat Papi gak?” Sania sengaja menggoda Maminya, dia ingin tahu bagaimana reaksi Maminya.

“ Apa sih… kamu tuh ada-ada saja.”

Saat menjawab Sania melihat tidak ada lagi kemarahan di sana.

“ Mi… tahu gak? Dulu saat Papi membawa Sania jalan ke rumah Pak RT, Papi dikejar-kejar oleh suruhannya Eyang… Sania dititipkan kepada Ibu yang sedang berada di taman karena takut Sania dibawa pergi… gak tahunya malah Papi yang ditangkap, dan dibuang di Surabaya.” Cerita Sania.

“ Kamu tahu dari mana?” Tanya Bu Dewi setelah beberapa saat mendengar cerita dari Sania.

“ Dari Papi… dan cerita itu juga sama dengan yang Sania dengar dari Ibu, kalau Sania dititipkan sama Ibu di taman. Jadi antara cerita Papi dan Ibu itu sama Mi… ”

Bu Dewi hanya terdiam mendengar semua cerita Sania, Dia mulai menyadari kalau pakde Smith juga korban dari keluarganya yang tidak menyetujui pernikahan mereka.

“ Oh ya udah Mi, Sania nanti paling sekitar jam sembilan, kalau Mami ngantuk… langsung tidur saja Mi…”

“ Iya…”

Hanya kalimat pendek itu yang Sania dengar, kelihatannya Ibu Dewi sedang memikirkan sesuatu, setelah mendengar semua cerita dari Sania.

******

Bu Dewi yang ingin tidur setelah shalat Isya, malah tidak bisa memicingkan matanya barang sekejappun, dia mendengar saat Sania pulang dari rukonya Pakde Smith. Dia juga tahu Sania sempat masuk ke dalam kamarnya, kelihatannya Sania ingin memastikan bu Dewi sudah tertidur atau belum.

Pikiran bu Dewi melayang kembali ke masa lampau, waktu terburuk dalam hidupnya, dia harus berpisah dengan anak dan suami yang sangat dia sayangi. Cerita Sania membuat Bu Dewi tersadar, kalau suaminya bukan pergi meninggalkannya dengan membawa Sania, rupanya saat itu dia dikejar-kejar oleh orang suruhan Ibunya sendiri. Bu Dewi terisak… menyesali semua yang terjadi. Dugaannya terhadap suaminya selama ini ternyata salah.

Diambilnya air wudhu, dia ingin menumpahkan seluruh gundahnya dalam do’a… bersujud kepada pemilik semesta alam ini… dia meyakini betul semua yang terjadi merupakan ketetapan yang harus dijalaninya, dan dia berusaha untuk belajar mengikhlaskannya.

******

Selain Eyang Dewi dan Pakde Smith atau Papinya Sania juga tidak pernah melupakan Ayah, Ibu, dan Satria… keluarganya selama ini, yang tidak akan pernah dia lupakan dan akan tetap dia sayangi. Sania tahu betul merekalah yang telah membuatnya tumbuh menjadi seorang wanita mandiri seperti ini.

Saat datang ke rumahnya, Sania seperti biasanya masuk ke dalam rumah… mencari ibunya di dapur, tapi dia tidak menemukannya di sana. Dengan perlahan dibukanya pintu kamar ibunya perlahan, Sania khawatir Ibunya sedang tertidur. Sania melihat ibunya sedang berbaring di tempat tidur… dengan pandangan yang kosong, kelihatannya sedang memikirkan sesuatu. Sania perlahan mendekati Ibunya…

“ Assalamu’alaikum… Ibu… Sania datang Bu…”

“ Wa’alaikumsalam… Ya Allah Sania… ibu sangat kangen sekali sama kamu Nak…”

“ Maafkan Sania ya Bu… bukan Sania lalai terhadap kewajiban Sania untuk selalu berkunjung ke rumah ini, Sania sedang banyak pekerjaan Bu…” Sahut Sania sambil menciumi wajah Ibunya.

Ibu berurai air matanya, rasa kangennya yang teramat sangat terobati sudah. Badannya yang tadi di rasakan lemas dan tidak bertenaga, seakan mendapatkan suntikan vitamin, langsung segar dan bersemangat. Ibunya Sania langsung bangun… dan berniat untuk ke dapur dan memasak makanan kesukaan Sania.

“ Bu… Sania kangen sekali sama Ibu, Sania mohon Ibu jangan masak… biar Sania bisa menumpahkan seluruh rasa kangen ini sama Ibu… Sania sudah bawa makanan Bu… tadi Sania mampir dulu ke rumah makan langganan kita. ”

Sania langsung ke dapur, menyiapkan masakan yang sudah di belinya. Saat Sania sedang di dapur, tiba-tiba Satria datang dan memeluk kakaknya dari belakang…

“ Kak Sania… kapan datang Kak? Koq lama sekali sih gak pulang-pulang, kami semua kangen sekali sama Kakak.”

“ Sama… Kakak juga kangen…” Sahut Sania air matanya tumpah tak tertahan lagi.

Dia merasa bersalah… seharusnya Dia tidak mengabaikan keluarganya seperti ini… mereka semua sangat menyayanginya.

“ Kak… malam ini nginap di sini dong… biar bisa ketemu sama Ayah, kasihan… Ayah juga sangat kangen sama Kakak.”

“ Jangan malam ini ya… malam minggu deh… Kakak akan minta idzin sama Mami biar bisa tidur di sini.”

“ Tapi Kak… Kakak jangan dulu pulang sebelum Ayah datang ya… Satria mohon.”

“ Iyah… Kakak akan menunggu sampai Ayah pulang, Kakak juga sangat kangen sama Ayah.” Saniapun merasakan kerinduan yang sama kepada Ayahnya…

Bersambung…

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Lanjutkan bunda... Semoga terwujud novel yang keren.Terimakasih telah berkunjung ke sriyonospd.gurusiana.id

14 Jul
Balas

Siap pak... Mohon doanya

14 Jul

Siap menunggu lanjutan ceritanya. Sdh sy follow, Bund

14 Jul
Balas

Terima kasih ya.... alhamdulillah

14 Jul

Ada konflik baru kayanya nich dengan ibu pandu..lanjut Bu

14 Jul
Balas

Iya betul neng....terima kasih suportnya

14 Jul

Keren bu cantik ditunggu kelanjutannya. Semakin sukses

14 Jul
Balas

Siap....terima kasih cantik...sukses sll ya

15 Jul

Semakin penasaran dengan ceritanya. Ditunggu lanjutannya bu Ely.

14 Jul
Balas

Siap.... Terima kasih ya....

14 Jul

Aduuh rahasianya banyak bangeedh...lanjuuut daah...

14 Jul
Balas

Siaaapp... Sehat sll ya teh

14 Jul

Selalu rindu dengan Sania bu...Perjalanan hidunya yang penuh liku-liku

14 Jul
Balas

Brtu bu.... Jejak rahasia Sania satu persatu terkuak

14 Jul

Ikut merasakan aura kasih sayang keluarga ini. Ditunggu lanjutannya bu. Barokallah

14 Jul
Balas

Betul.... Sania sangat beruntung punya keluarga yg sangat menyayangi

14 Jul

Akhirnya muncul sania kembali, rindu pada sania terobati tapi bikin penasaran, lanjut bun...

14 Jul
Balas

Siap melanjutkan.... Terima kasih suportnya...barokallah

14 Jul

Kasian ya ayah ibunya Sania...

14 Jul
Balas

Iya...justru merasa sedih saat betcerita ttg ayah dan ibunya...

14 Jul

Yah lagi asik membaca, bersambung. Saya kecewa Bu. Hehehe

13 Jul
Balas

Tunggu kelanjutannya ya....semoga semakin sukses

14 Jul

Selalu dinanti kelanjutannya..

14 Jul
Balas

Siap....terima ksih suportnya

14 Jul



search

New Post