NAMAKU MUTIA
NAMAKU MUTIA
#TantanganGurusiana
Hari ke-76
Episode: Senyum Bahagia
Sesampainya di Jakarta, Farhan langsung menemuiku di kantor untuk merundingkan berbagai macam persiapan acara lamaran.
“Tia sayang... I’m Coming. “
Farhan langsung masuk ke dalam ruanganku dengan senyumnya yang menawan. Senyuman yang membuatku bisa jatuh cinta lagi... senyuman yang telah berhasil meluluhkan hatiku, yang konon katanya sudah membeku. Sudah berulang kali pria yang datang dan pergi untuk mencoba meluluhkan hatiku, tak satupun diantara mereka yang mampu dan ku idzinkan untuk masuk ke dalam hatiku. Kalau mereka berhubungan denganku tentang pekerjaan, biasanya aku akan dengan sangat ramah melayani mereka, tapi kalau sudah menyangkut urusan hati, biasanya aku langsung membuat tameng untuk membentengi diri. Berbeda dengan Farhan, walau aku masih menolaknya dengan halus, tapi aku tetap saja masih bisa berhubungan baik dengannya, masih bisa berkomunikasi layaknya seorang teman. Di samping itu... Farhan memang luar biasa sabarnya menghadapiku yang sangat kaku kalau berhadapan dengan seorang pria.
“ Ya ampun Kak... gak pulang dulu ke rumah? ” tanyaku
“ Gak ah... sudah gak kuat kangennya... kamu juga kan.” Sahutnya menggodaku sambil mengedipkan matanya.
“ Ih... Kakak koq jadi genit gitu sih...” Aku jadi tertawa melihat tingkahnya.
“ Gak apa-apalah... genitnya kan sama calon istri...” Sahut Farhan lagi, sambil ikut tertawa juga.
“ Oh iya sayang... gimana nih? Apa yang harus kita persiapkan terlebih dahulu... ke KUA dulu? Mencari gedung? Atau Pesan catering dulu?” berondong Farhan, seolah tidak sabar ingin mempersiapkan seluruhnya sekaligus.
“ Sabar Kak... kita pikirkan satu persatu... kalau menurutku sebaiknya kita menemui ibu dan Leia dulu deh, kita berunding dulu dengan mereka... kita harus menentukan tanggal pernikahannya dulu, baru menyelesaikan yang lainnya.”
“ Oke... kalau begitu, sekarang juga kita temui Ibu, ibu ada di rumah kan? “ Sahutnya tidak sabar ingin segera menemui ibu. Aku hanya menganggukkan kepala...
******
Kebetulan sekali saat kami berdua sampai di rumah, Leia baru saja pulang dari sekolah. Setelah makan siang bersama kami berkumpul di ruang keluarga, ternyata yang penasaran dan tidak sabar menanti tidak hanya kami berdua, tapi ibu dan Leia juga... kulihat wajah-wajah penasaran di sana.
“ Ibu... Leia... ini Kak Farhan mau mengajak berunding mengenai persiapan pernikahan kami.” Kataku membuka pembicaraan, karena kulihat Farhan masih terdiam, tanpa kata. Mungkin dia masih bingung, mau memulai pembicaraan dari mana.
“ Mom... emang ibunya Om Farhan kapan mau datang ke rumah kita? “ Leia yang bertanya duluan.
“ Seminggu lagi... dan Om Farhan ingin pernikahannya diselenggarakan secepatnya, sebulan dari sekarang...” Sahutku, Farhan masih membiarkan aku yang menyampaikan semua ini.
“ Hah? Sebulan? Emang cukup waktunya untuk persiapan semuanya?” Leia terlihat panik mendengar waktu pernikahan kami tinggal satu bulan.
“ Begini Leia... Ibu, sekarang kita tentukan tanggalnya dulu saja,baru nanti kita bicarakan langkah selanjutnya.” Kali ini Farhan yang bicara. Akhirnya setelah melihat kalender, kita sepakat untuk acara resepsi pernikahan kami pada tanggal dua puluh Juni, yang jatuh pada hari Sabtu. Sengaja kami memilih waktu itu agar saudara-saura yang tinggalnya di luar kota bisa menghadiri resepsi penikahan.
******
Farhan segera memberikan khabar pada keluarganya, kalau kami sudah menetapkan tanggal pernikahan. Hal ini terpaksa kami lakukan, karena Farhan tidak mau menunda-nunda lagi pernikahan kami. Jadi pada saat keluarganya Farhan datang di hari Minggu nanti, hanya tinggal menyamakan persepsi, acara seperti apa yang dikendaki dan selebihnya hanya pertemuan keluarga saja.
“ Hallo bu... Assalamualaikum... untuk acara lamaran tetap hari Minggu ya bu... terus untuk acara penikahannya Farhan ingin tanggal dua puluh Juni. “ Kata Farhan menjelaskan rencana kami.
“ Wa’alaikumsalam, Ya ampun Farhan kalau semuanya sudah ditentukan seperti ini, buat apa lagi mengadakan acara lamaran lagi... koq terburu-buru sekali? Bagaimana untuk persiapannya? Apa Mutia ingin acara pernikahannya dipercepat? “ Ibunya terheran-heran mendengar berita dari Farhan.
“ Hehe... bukan Mutia Bu... Farhan yang ingin cepat-cepat meresmikan pernikahan kami. “ Sahut Farhan tertawa malu.
“ Duh kamu ini... kebiasaan kalau ada maunya, selalu tidak mau ditunda-tunda, membuat Ibu bingung saja. Masa ibu harus bolak-balik Jakarta Pekan Baru? “ Ibu terdengar menggerutu.
“ Farhan mohon, Ibu tidak pulang lagi setelah acara lamaran selesai, Ibu mempersiapkan segala sesuatunya di Jakarta.” Sahut Farhan.
“ Kasihan Mutia... harus menyiapkan segala sesuatunya secepat ini...” Kata ibu akhirnya. Tidak terbayang olehnya dalam waktu sedekat itu harus mempersiapkan resepsi pernikahan. Semuanya serba mendadak...
Acara lamaran berlangsung dengan lancar, semuanya berbaur dalam acara keluarga yang sangat akrab. Semua berbahagia, ibunya Farhan memang sudah lama ingin menyaksikan acara pernikahan anak bontotnya. Ibukupun terlihat sangat bahagia... lega melihat aku sudah dapat menghilangkan traumaku. Leia tidak hentinya memeluk tubuhku, sambil sesekali melemparkan senyum bahagia kepada calon ayahnya...
Bersambung...
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Alhamdulillah..semoga merupakan awal bahagia bagi Mutia..
Insya Allah
Mudah-mudahan bisa meriah karena si corona sudah enyah.
Aamiin yra...mudah2an segera pergi corona teh
Semoga Mutia bahagia...next
Aamiin...bahagia jg untuk kita
Persiapan yang sungguh merepotkan tapi bahagia. Semoga tidak ada halangan pernikahan mutia nanti.
Cape...tp bahagia menanti
Alhamdulillah, ditunggu lanjutannya
Siaaappp... Makasih atas kunjungannya...barakallah
Pembaca ikut tersenyum bahagia, ditunggu lanjutannya mom eh bu. Barokallah
Makasih cantik....
Semakin penasaran nih
Hehe...makasih bu min
Semoga di mudahkan
Aamiin...makaaih bu...sdh hadir d sini...barakallah