Ely Herlina

Ely Herlina, lahir di karawang 07 Oktober 1963. mendapat tugas sebagai PNS pada Desember tahun 1984, di SMPN I Kotabaru, karawang. Tahun 2017 mendapat tugas tam...

Selengkapnya
Navigasi Web
NAMAKU MUTIA

NAMAKU MUTIA

NAMAKU MUTIA

#TantanganGurusiana

Hari ke-67

Episode: Menuntaskan Dendam

Saat aku mengeluarkan mobil, kulihat Yanto mendatangiku. Dia mengetuk pintu mobil sambil tersenyum.

“ Hai kamu mau kemana? Aku boleh ikut dong.” Kata Yanto setelah aku membuka jendela mobil.

“ Oke deh, ayo masuk...” Jawabku, kebetulan aku memang butuh teman untuk menengok Agusta, terus terang ada sedikit kekhawatiran... takut Agusta salah paham dengan kehadiranku di sana.

“ Kamu mau kemana sih... tumben mengizinkanku ikut, biasanya ditolak terus...” Ledek Yanto, dia bukannya masuk ke dalam mobil malah memintaku untuk bergeser ke posisi penumpang. Kulihat ibu tersenyum melihat ke arah Yanto.

“ Aku lagi butuh aja, kalau enggak mana mungkin aku ngajak kamu.” Sahutku balik meledek.

“ Oh ternyata kamu lagi ada butuhnya... awas ya, lain kali aku gak mau ikut kamu lagi...” Jawabnya sambil mendorong tubuhku.

“ Alah paling kamu kesenengan diajak aku...” Balasku, sepanjang jalan kami tertawa bersama, kadang-kadang sambil nyanyi bersama mengikuti irama alunan musik dari mobilku. Sudah lama sekali aku tidak melakukan ini, aku selalu disibukkan dengan pekerjaan. Aku teringat masa remajaku dulu, penuh keceriaan seperti ini. Terima kasih ya Allah... aku mendapatkan kesempatan ini.

******

Kulihat Bram sedang berada di teras rumah, pandangan menerawang seperti banyak yang sedang dipikirkannya. Yanto memarkirkan mobil ke dalam halaman rumahnya yang cukup luas. Bram tersadar dengan sekelilingnya setelah aku mengucapkan salam.

“ Assalamualaikum... “ Sapaku

“ Wa’alaikumsalam... Tia? “ Bram tergesa-gesa bangun menghampiriku, terlihat sekali kalau dia terkejut melihat kedatanganku.

“ Masih ingat Yanto? dulu pernah satu kali yanto bertemu denganmu, waktu kita mau menikah. “ kataku, aneh aku bisa menceritakan masa lalu dengan Bram begitu ringannya.

“ Oh... apa khabar? “ Bram menjawab dengan kikuk.

“ Bagaimana khabar Agusta? Sudah sehat? Aku mau nengok ...” Kataku.

“ Menengok Agusta? “ Bram tekejut mendengar tujuanku untuk menengok Agusta.

“ Iya... aku gak disuruh masuk Bram? Aku kan mau nengok istrimu.“ Kataku lagi. Yanto hanya terdiam, mengikuti langkahku tanpa tanya. Rupanya diapun terkejut melihat aku mendatangi Bram, dan mau menegok perempuan yang telah mengambil suaminya. Tadi di jalan saat ditanya mau mengunjungi siapa, aku memang tidak mau menjawab.

“ Maaf...maaf... ayo silakan masuk, Agusta ada di kamar... hari ini kelihatannya badannya sedang tidak enak lagi, padahal baru dua hari yang lalu aku membawanya ke dokter. “ Jawab Bram, sambil mengajakku ke kamarnya.

Aku melihat Agusta terbaring lemah, tak berdaya. Dia juga terlihat syok melihat kehadiranku datang menengoknya, wajahnya semakin terlihat pucat.

“ Apa khabar Agusta? Mudah-mudahan Allah segera memberikan kesembuhan untukmu...” Kataku sambil mengulurkan tangan dengan do’a yang tulus untuknya. Ya Allah... entah kenapa aku begitu ringan mendo’akan orang yang sudah menyakitiku. Seakan dendam di hatiku lenyap begitu saja... tanpa bekas. Aku merasa lega karenanya... aku ingin hidup bahagia tanpa dendam di hatiku. Aku ingin berdamai dengan masa laluku, menuntaskan seluruh dendamku.

“ Terima kasih...” Sahutnya pendek, di sudut matanya terlihat ada genangan air mata. Brampun tidak ada hentinya mengucapkan terima kasih saat aku pamit untuk pulang.

******

“ Gila... aku benar-benar kaget, ternyata kamu mau mengunjungi Bram dan istrinya? Apa sih maksudmu? “ Yanto mengeluarkan semua unek-uneknya yang dari tadi ditahannya.

“ Menuntaskan dendamku... aku tidak mau tersiksa karena dendam masa laluku Yan...” Sahutku

“ Luar biasa... kamu memang selalu saja bisa membuatku terkagum-kagum... dari dulu kamu memang selalu luar biasa...” Kata Yanto akhirnya

“ Alah... yang membuat kamu terkagum-kagum itu bukan aku Yan... tuh si Lisa yang selalu membuatmu tidak bisa tidur... “ Sahutku sambil tertawa, teringat dulu Yanto pernah naksir Lisa tetangga kami.

“ Lisa? Aku malah sudah lupa... tahu gak, waktu itu aku tuh lagi cemburu sama kamu, waktu itu kan kamu lagi ada yang mendekati... ingat gak si Fran...” Sahutnya sambil ikut tertawa juga.

“ Cemburu? Koq bisa sih... kamu itu sahabat terbaikku Yanto...” Giliran aku yang terkejut mendengar pengakuan Yanto.

“ Gak tahu tuh... aku selalu saja cemburu kalau melihat ada yang mendekatimu, makanya sebagai pelariannya aku selalu mengoda cewek-cewek yang ada di sekeliling kita... maksudnya sih biar kamu cemburu juga, tapi percuma ah... kamu gak pernah cemburu. “ Katanya lagi.

Aku terkejut mendengar penjelasannya, bagaimana mungkin Yanto... sahabat terbaikku memiliki rasa cemburu seperti itu. Aku tidak pernah menyadarinya... karena aku selalu menganggapnya sebagai seorang sahabat, bahkan sudah menganggapnya seperti adikku sendiri. Jantungku berdegup keras...

******

Sesampainya di rumah, kulihat Farhan sedang pamit sama ibu. Dia sedang mencium tangan ibuku... Selalu seperti itu, kak Farhan sangat menghormati dan menyayangi ibuku

“ Hai kak Farhan... kapan kakak datang? Aduh maaf ya aku gak tahu kalau kakak akan datang lagi hari ini...” Sapaku

“ Iya gak apa-apa... kamu kan sudah ada yang menemani...” Jawabnya. Kelihatannya kak Farhan benar-benar cemburu, aku tidak berani meledeknya...

“ Hati-hati di jalan ya kak...” Kataku akhirnya...

Bersambung...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Aduh, terbawa arus nih!

22 Apr
Balas

Arus apa teh? Mudah2an arus cerita

22 Apr

Akhirnya mutia berusaha berdamai dgn hatinya..Semoga dendam dihatinya hilang berdama dtgnya kebahagiaan

24 Apr
Balas

Hmmm semakin gemesin, ditunggu lanjutannya bu. Barokallah

22 Apr
Balas

Makasih neng...siap untuk melanjutkan...sehat sll ya neng

22 Apr

Lanjut Bu ditunggu

22 Apr
Balas

Matap

23 Apr
Balas

Keren. Ditunggu kelanjutannya. Salam literasi

22 Apr
Balas

Makasih sdh berkenan utk berkunjung... Salam literasi...barakallah

22 Apr

Masya allah .ditunggu episode berikutnya bun.salam literasi

22 Apr
Balas

Siap bu...makasih kunjungannya...salam literasi

22 Apr

Masya allah .ditunggu episode berikutnya bun.salam literasi

22 Apr
Balas

Kak Farhan itu baik sekaliii... Ayo lah Mutiaaa

22 Apr
Balas

Laki2 baik yang sangat mencintai Mutia

22 Apr



search

New Post