Ely Herlina

Ely Herlina, lahir di karawang 07 Oktober 1963. mendapat tugas sebagai PNS pada Desember tahun 1984, di SMPN I Kotabaru, karawang. Tahun 2017 mendapat tugas tam...

Selengkapnya
Navigasi Web
NAMAKU MUTIA

NAMAKU MUTIA

NAMAKU MUTIA

#TantanganGurusiana

Hari ke-63

Episode: Trauma

Hari ini aku melihat buah hatiku mengurung diri. Tidak ada keceriaan yang selama ini dia miliki. Kupegang dahinya tidak panas, tapi seharian dia tidak makan. Hatiku rasanya teriris, tak mampu rasanya melihat kegundahan, kegelisahan, dan kemurungannya. Bertahun-tahun hanya dia yang bisa membuatlu tegak berdiri, memghadapi semua masalah apapun. Kalau hari ini aku melihatnya seperti ini, rasanya aku seperti kehilangan penopang hidupku. Kucoba untuk bertanya pada ibu, sama... ibupun tidak tahu apa yang sedang terjadi.

“ Bu... seharian Leia, tidak keluar kamar, aku kirimin makan juga tidak disentuhnya, ada apa ya bu?” Tanyaku

“ Apa dia sedang tidak enak badan Tia? Coba kamu pegang keningnya demam gak? “ Ibu malah panik mendengar pertanyaanku. Hari ini ibu memang sedang sibuk menerima tamu, ada beberapa keponakannya dari Bandung datang berkunjung, jadi ibu tidak menyadari kalau hari ini Leia berubah.

“ Enggak Bu... Leia gak panas, aku malah melihatnya dia seperti sedang memikirkan sesuatu.” Sahutku.

“ Kemarin sepulangnya Leia dari sekolah, Ibu memang melihat Leia sedikit murung, Ibu pikir kecapean aja. Ya udah, biar nanti Ibu yang ngajak Leia bicara.” Jawab ibu akhirnya.

******

Leia menceritakan semuanya kepada neneknya, untuk urusan seperti ini Leia lebih terbuka kepada neneknya dibandingkan kepadaku.

“ Tia, kemarin di sekolahnya Leia ada undangan rapat orang tua murid, karena undangannya hari Sabtu, teman-temannya banyak yang minta ayahnya datang memenuhi undangan itu, Leia juga kelihatannya ingin bapaknya yang datang, tapi di gak berani untuk mengatakannya sama kamu.. “ jelas ibu setelah keluar dari kamar Leia.

“ Aduh bu... kenapa harus Bapaknya sih yang datang, kan ada Tia bu... selama ini juga kan selalu Tia atau Ibu yang ngurusin urusan sekolahnya Leia, ada-ada aja...” sahutku tidak mengerti.

“ Ya itulah nak... walau bagaimana Leia butuh sosok ayah dalam hidupnya, apa kamu tidak terpikirkan intuk menikah lagi, kamu kan masih muda...” Kata ibu.

“ Tia minta maaf bu... rasanya mengenai itu tidak usyah kita bicarakan lagi, ibu kan sudah tahu Tia tidak memiliki minat untuk menikah lagi.” Jawabku sebisa mungkin tidak menyakiti hati ibu.

“ Tapi... nak Farhan itu sangat baik... dia kan sudah lama menunggu kamu...” Ibu nampaknya masih penasaran mendengar jawabanku.

“ Maaf bu Tia masuk ke kamar dulu, ada pekerjaan yang mau diselesaikan.” Kataku buru-buru masuk kamar, kalau tudak pasti ibu akan terus melanjutkan pembicaraan tentang Farhan.

******

Aku bukan tidak mengerti kalau farhan masih menunggu jawabanku. Bukan juga aku tidak tertarik kepadanya, tapi... tetap saja traumaku akan pengalaman yang menyakitkan di masa lalu tidak bisa hilang. Aku ingat betul, dulu... sewaktu masih pacaran Bram juga sangat baik dan penuh perhatian. Tapi begitu kami menikah, Bram yang kukenal telah berubah seratus delapan puluh derajat. Dia telah begitu tega meninggalkanku begitu saja. Semua kejadian itu sangat membekas di hatiku, aku gak mau Farhan yang begitu baik, akan berubah... sama seperti Bram. Aku ingin Farhan yang kukenal sekarang akan tetap seperti ini... Farhan yang sangat baik, penuh pengertian, dan yang selalu siap menolong kapanpun kubutuhkan.

“ Hallo Kak Farhan... sudah mau tidur ya... “ Tanyaku setelah Farhan meyambut panggilan telpon selulerku.

“ Ada apa Tia... kamu lagi galau ya?” Farhan balik bertanya.

“ Ih koq tahu sih...” Jawabku sambil tertawa

“ Tahulah... kamu kan gak pernah mau telpon aku kalau hatinya lagi bahagia... kamu mau cerita apa... waktuku selalu banyak untukmu. “ Sahut Farhan.

Kuceritakan semua yang terjadi tadi di rumah, tentang Leia...

“ Kalau begitu, kamu cepat terima lamaranku, biar aku bisa datang memenuhi undangan dari sekolah. “ Farhan malah mengodaku

“ Udah ah... percuma aku curhat sama kamu.” Kataku menutup pembicaraan. Di sebrang sana suara tawa Farhan berderai.

Bersambung...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Akankah hati Mutia mencair dengan kehadiran Farhan

18 Apr
Balas

Mudah2an

18 Apr

Aduh, bacanya lupa lagi, lanjut jadi buku!

18 Apr
Balas

Aamiin..nuhun teh

18 Apr

Kasian juga sama leia ya bu

18 Apr
Balas

Iya...bagaimanapun jg anak sll ingin bersama ortunya

18 Apr

Kog nggak panjang ya bu..Kasihan Leia ya..butuh kasih sayang dan figur bapak..

18 Apr
Balas

Iyah... Sdh waktunya leia memiliki figur seorang ayah

18 Apr

Terimakasih donh Tia lamaran Farhan, hehehe. Ditunggu lanjutannya bu. Barokallah

19 Apr
Balas

hehe...betul jg ya

19 Apr

Cocok ya bu

19 Apr
Balas

Mudah2an mereka jadi

18 Apr
Balas

Pasangan yg serasi

19 Apr



search

New Post