NAMAKU MUTIA
NAMAKU MUTIA
#TantanganGurusiana
Hari ke-73
Episode: Permintaan Leia
Bram sangat bersyukur sekali, Mutia telah mengizinkan Leia untuk sementara menemani dirinya yang sedang berkabung. Kepergian Agusta memang sangat memukul batinnya, walaupun sebenarnya dia pernah menyesal pergi meninggalkan Mutia dengan lebih memilih Agusta. Tapi bagaimanapun juga dia telah hidup bersama Agusta selama belasan tahun. Bukan waktu yang sedikit, ditinggalkan pergi untuk selamanya tetap saja membuatnya merasa kehilangan.
“ Leia.... terima kasih ya sayang, sudah mau menemani bapak di sini.”
“ Bapak harusnya terima kasihnya sama Mommy, kalau Mommy tidak memberikan izin Leia juga gak akan mungkin ada di sini...”
Leia mengungkapkan kebenaran, bahwa apapun yang dia lakukan kalau tidak mendapatka restu dari ibunya, tidak mungkin dia mau melakukannya.
“ Betul, ibumu memang sangat baik hati, walaupun bapak sudah menyakitinya, dia masih saja mau memaafkan bapak, sebetulnya bapak sangat malu sekali pada ibumu Leia...”
“ Mommyku memang hebat...”
Mata leia berbinar saat mengatakannya, sesungguhnya Leia sangat bangga kepada ibunya. Seingatnya tidak pernah satu kalipun ibunya menceritakan kejelelekan dari ayahnya. Saat dulu, waktu dia menanyakan jati diri ayahnya, ibu hanya mengatakan ayah sedang sibuk sehingga belum sempat bisa menemuinya. Ibu adalah wanita yang tangguh, tak pernah sedikitpun ku dengar keluhannya. Dulu... saat ibu masih dalam masa sulitnyapun, di saat siang dan malam harus bekerjapun, ibu selalu menjalaninya dengan ikhlas tanpa keluhan.
******
Setelah tiga hari menginap di rumah ayahnya, ada rasa iba yang melekat di hatinya. Rasanya tidak tega meninggalkan ayahnya hidup seorang diri, hal ini membuatnya bimbang untuk meninggalkan ayahnya. Walaupun dulu, Leia pernah membenci ayahnya. Saat dia baru tahu ayahnya meninggalkan dia dan ibunya begitu saja dari saudara jauhnya yang datang berkunjung ke rumahnya. Tapi rasa benci itu lenyap begitu saja, kalah oleh perasaan sayangnya kepada ayah. Sesampainya di rumah Leia menyampaikan seluruh kekhawatirannya kepada nenek.
“ Nek... rasanya Leia gak tega saat harus meninggalkan ayah... pasti ayah kesepian di sana.”
Ibuku terkejut mendengar Leia menyampaikan kekhawatiranya meninggalkan ayahnya. Ada rasa takut di hati ibuku, takut Leia meminta untuk tinggal di Bandung menemani ayahnya.
“ Leia... bapakmu pasti bisa mengatasi semuanya dengan mudah, dia bukan laki-laki yang cengeng, nenek yakin dalam waktu dekat, bapakmu akan bisa kembali seperti semula.”
“ Nek... kalau seandainya bapak diajak tinggal dengan kita bagaimana?”
Pertanyaan ini betul-betul mengejutkan hati ibuku, sungguh di luar dugaannya... bagaimana mungkin Leia mengajukan permintaan yang akan sangat sulit dilaksanakan. Ternyata permintaan Leia tidak hanya sekedar ingin tinggal dengan ayahnya di Bandung.
“ Leia sayang... Bram memang bapakmu, tapi kamu harus ingat ibu dan bapakmu sudah sangat lama sekali berpisah, jadi tidak bisa kita mengajak bapakmu tinggal di sini...”
Terpaksa ibuku menolaknya, Leia harus tahu walau statusnya tetap tidak berubah sebagai seorang anak, tapi untuk kedua status orang tuanya semuanya sudah berubah.
“ Nek... sebetulnya Leia ingin sekali melihat Bapak dan Mommy bersatu... seperti layaknya ayah dan ibu dari teman-teman Leia.”
“ Leia... Bapakmu dulu meninggalkan ibumu saat kamu masih di dalam kandungan, bahkan ibumu sampai mengalami trauma yang panjang, dia bertahun-tahun tidak mau menerima siapapun di hatinya... Nenek harap kamu mengerti sayang... berikan kesempatan kepada ibumu untuk menikmati kebahagiaannya sekarang.“
Leia sudah mulai remaja, dia harus sudah mulai memahami kondisi ibunya, maka ibuku akhirnya memutuskan untuk tidak menutupi semua yang terjadi kepada Leia. Sepahit apapun itu...
Leia terdiam setelah mendengar penjelasan neneknya. Sebetulnya dia juga menyadari semuanya... ibunya memang sudah saatnya mendapatkan kebahagiaan. Walaupun dia sangat menyayangi ayahnya, tapi... dia sependapat dengan neneknya, tidak mungkin dia mengorbankan kebahagiaan ibunya. Kalau ibu tidak mau bersatu lagi dengan bapak, dia tidak akan memaksa.
******
Aku sangat terkejut saat mendengar cerita ibu, bagaimana mungkin Leia memiliki permintaan seperti itu. Setelah belasan tahun aku hidup dalam dendam terhadap ayahnya, sekarang saat aku baru saja mulai bisa menghilangkan traumaku ini, Leia tiba-tiba memintaku untuk menerima ayahnya kembali. Walaupun Bram sudah banyak berubah, dan aku sudah bisa menghilangkan traumaku, tapi tidak mungkin aku bisa menerima Bram kembali ke dalam kehidupanku, karena hatiku sudah berubah. Hatiku bukan untuk Bram lagi... ada seseorang di sana yang sangat aku rindukan, yang selalu setia menantiku... seseorang yang selalu siap mensupport aku di saat terpuruk, seseorang yang selalu rela menggenggam tanganku di kala aku terjatuh...
Bersambung...
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Jangan terpengaruh Leia..Farhan sudah sangat setia menunggu...tak sabar menunggu kelanjutannya...
Betul itu.... Hehe
Hmmm penulisnya paling bisa bikin pinisirin, ditungggu lanjutannya bu. Barokallah
Siap...ditunggu lanjutannya ya
Ya Farhan
Pendukung farhan...