ELY OKTARIA YUNI E.V, S.Pd.Si

Guru di SMA N 1 Plumpang, Kab. Tuban, Jawa Timur...

Selengkapnya
Navigasi Web

AWAS! JANGAN SALAH PILIH JURUSAN

#Tantangan 30

#Tantangan Gurusiana

#tantangan hari ke-40 (20092020)

Beberapa kali pertanyaan “IPA dan IPS bagus mana?” saya dapat dari siswa-siswi saya di SMA. Salah satunya dari siswa baru, sebut saja si “A”. Saya sendiri awalnya kaget, mendadak si A bertanya pada saya perihal jurusan yang ia dapat berdasarkan hasil tes penempatan yang di terimanya. Melalui WA si “A” bertanya, apakah di perbolehkan pindah jurusan sesuai dengan yang diharapkan oleh orang tuanya. Secara orang tuanya lebih menginginkan si “A” masuk ke jurusan IPA di banding dengan jurusan IPS.

Mendengar alasan si “A” tersebut, lantas saya kembali bertanya, pada si “A” , di antara dua jurusan tersebut, kira-kira si “A” merasa lebih cocok berada di jurusan apa? Ternyata, si “A” menjawab, bahwa ia lebih merasa cocok di IPS daripada di IPA. Si “A” pun merasa lebih tertarik dan menyukai ilmu-ilmu sosial dari pada ilmu eksak. Lantas saya meminta si “A” untuk membandingkan nilai mapel sosial dan eksak yang ada di raport selama ia duduk di bangku SMP. Nyatanya, si “A” memiliki nilai yang kurang lebih sama bagusnya antara nilai mapel sosial dan eksak.

Bagi sekolah yang memiliki dua jurusan, seringkali kita menjumpai hal seperti yang di alami oleh si “A”. Kecenderungan orang tua memaksakan anak untuk masuk di jurusan IPA biasanya karena merasa bahwa jurusan IPA lebih menjanjikan dibandingkan IPS. Padahal andai mereka tahu kedua jurusan tersebut mempunyai keunggulan masing-masing. Adanya penjurusan IPA dan IPS, kurang lebih ditujukan agar siswa bisa fokus belajar di salah satu jurusan tersebut. Sebagaimana kita tahu bahwa masing-masing anak mempunyai kelebihan yang tak sama saatu dengan yang lainnya.

Ternyata bukan hanya orang tua saja yang mempunyai pemikiran seperti itu. Kecenderungan beberapa siswa yang menganggap dengan masuk ke jurusan IPA dirinya merasa mempunyai kemampuan yang lebih dibandingkan dengann siswa yang masuk jurusan IPS. Stigma- stigma yang terlanjur ada tersebut pada akhirnya membuat siswa mengamini dan meyakini bahwa pendapat yang meraka dengar benar adanya.

Selain mengajar jurusan IPA, kebetulan saya juga mengajar jurusan IPS . Memang pada awalnya saya merasa beberapa siswa di jurusan IPS menunjukkan tanda –tanda kurak aktif dalam kegiatan belajar. Bisa jadi siswa saya ini terlanjur menerima mentah-mentah stigma yang keliru. Pendekatan secara klasikal maupun personal saya lakukan bekerja sama dengan guru BK saat itu. Di setiap kesempatan, kami berusaha memberi dorongan pada mereka.

Kerja sama dan rasa kekeluargaan perlu ditumbuhkan antar siswa di semua jurusan. Perlu juga meyakinkan pada mereka, bahwa masing-masing anak memiliki kemampuan sendiri-sendiri dan spesial dengan keunikan yang mereka miliki. Merekapun harus tahu, bahwa semua anak mempunyai potensi dan kesempatan yang sama asal mereka mau berusaha dan bersungguh-sungguh, baik di jurusan IPA maupun IPS.

Tidak mudah memang membuat mereka percaya pada kalimat-kalimat motivasi yang kami berikan. Butuh kesabaran, ketelatenan dan ketegasan untuk mengubah stigma yang sudah terlanjur ada pada anak IPS.

Informasi tentang keunggulan masing-masing jurusan IPA atau IPS perlu di sampaikan pada orang tua siswa, sehingga mereka tidak perlu memaksakan salah satu jurusan pada putra-putrinya. Jangan sampai anak menjadi tidak nyaman pada jurusan yang di dapatnya, dan akhirnya membuat anak tidak nyaman ataupun tertarik pada mata pelajaran yang di pelajarinya hanya karena “salah jurusan”.

Bojonegoro, 20 September 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Di sekolah kami ada jurusan bahasa Bu, lebih sedikit lagi siswanya

21 Sep
Balas

Karena itu pernu tes potensi akademik dan bimbingan guru BP ya Bu Ely. Salam literasi, jabat erat selalu.

20 Sep
Balas

Njih bapak, kadang yang terjadi beberapa orang tua tetap memaksakan anak di salah satu jurusan, meski sudah ada hasil tes penempatan , hehe... Salam literas

21 Sep

Semangat berkarya bu. Sukses selalu.

20 Sep
Balas

Trimakasih, salam literasi

21 Sep



search

New Post