GURU JUGA MANUSIA
#Tantangan Gurusiana
#Tantangan Hari Ke-48
Dulu, saat punya HP pertama kali, saya masih malu-malu kucing untuk menggunakannya. HP yang saya miliki mempunyai tampilan sebesar tahu nan tebal, warna hitam dengan antenna pendek, kurang lebih seperti itu deskripsinya. Bukan karena tampilannya yang membuat saya malu menggunakannya, tapi karena pada saat itu, tahun 2001, HP masih merupakan barang langka dengan harga pulsa seratus ribu rupiah sekali geseknya. Dengan nominal pulsa yang mahal untuk kalangan mahasiswa, otomatis jarang beli pulsa, artinya HP yang saya miliki hanya digunakan untuk menerima telpon saja .
Tahun 2020 ini, HP sudah bukan merupakan barang yang aneh di kalangan pelajar. Bahkan, untuk belajar di masa pandemic, HP malah jadi teman setia untuk belajar. Komunikasi antara guru dan siswa pun makin lancar seakan tiada jarak meski berada di tempat yang berbeda, asal ada paketan pulsanya.
Sayangnya, sering kali saya menjumpai siswa yang kurang bijak dalam berkomunikasi dengan gurunya. Beberapa hal yang saya alami, mungkin saja di alami oleh guru yang lainnya. Seperti misalnya, di atas jam 23.00 tiba-tiba WA, dan menanyakan kode google classroom yang sudah saya bagikan 1 bulan sebelumnya. Atau, saat sedang santai-santainya menggoreng pisang di hari minggu nan cerah, ada WA dari siswa yang meminta link UH, dengan kalimat akhir “mumpung saya ingat, Bu.. Cepetan ya..!”. Waduh…???
Itu belum seberapa. Beberapa kali saya di WA oleh siswa, gara-gara belum sempat update rekap laporan keaktifan siswa. Nah, lucunya, siswa yang komplain kebanyakan siswa yang punya tunggakan tugas satu atau dua bulan sebelumnya, dan minta segera di betulkan laporan keaktifan siswa, segera setelah ia mengupload tugas 5 menit yang lalu, di hari minggu, dengan tanda seru di akhir kalimatnya. Tak hanya sekali, kalimat yang sama bisa dikirim berkali-kali dalam aktu yang sama. Lha.. ??
Mungkin di benak mereka, selama pembelajaran daring ini, guru selalu mendekap manja laptopnya atau gawainya dengan mode siaga, sehingga tidak boleh terlambat update rekap nilai ataupun membalas WA dari siswa. Memang sih, guru harus memberikan pelayanan yang maksimal untuk pembelajaran siswanya. Namun perlu diingat juga, guru juga manusia sama seperti yang lainnya. Sah-sah saja jika guru memanfaatkan waktu libur untuk santai sejenak sekedar merefresh otak dan tenaga, atau memanfaatkan waktu istirahat di malam hari dengan maksimal.
Tak hanya memberikan materi , tugas ataupun UH pada siswanya saja, bagi guru yang mempunyai anak usia sekolah, tentu punya tanggung jawab yang sama seperti ortu yang lainnya. Mendampingi siswa belajar kala pagi hari di jam kerja, dan mendampingi putra-putinya daring di saat yang bersamaan.
Waktu 24 jam yang dipunya harus di bagi sedemikian rupa. Jadi wajar, jika tak segera membalas WA siswa di atas jam 23.00 WIB, ataupun di hari libur seperti hari-hari kerja lainnya. Bukannya jual mahal ataupun sengaja tak merespon pesan yang masuk di Hpnya, tapi mungkin memang tidak sedang online dengan HP atau laptopnya. Tapi saya yakin, semua guru akan berusaha untuk membantu siswanya belajar semaksimal mungkin agar sukses di kemudian hari tanpa memandang status sosial siswanya.
Bojonegoro, 28 september 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar