KAMBING UNTUK SARDI (BAG-7)
# Tantangan Gurusiana
# Tantangan Hari Ke-51
Sudah dua hari ini Sardi tak menggembalakan kambingnya di kaki bukit yang terletak di sebelah rumahnya. Dua hari pula tak terdengar suara ecrek-ecrek Sardi bersanding dengan tiupan seruling Abidin yang merdu. Sejak si Panjul, kambing semata wayang Sardi hilang, dua benda itu tergeletak seperti tak bertuan.
Setiap melihat ecrek-ecreknya, memori Sardi kembali pada bayangan kambingnya. Ecrek-ecrek itu pulalah yang setiap hari mengiringi langkah kaki Sardi, Abidin dan Panjul saat mereka pergi dan pulang dari kaki bukit untuk menggembala Panjul.
Tanpa sengaja, tangan Sardi menyenggol ecrek-ecrek yang terletak di meja. Segera sardi mengambil ecrek-ecreknya yang tergeletak di lantai. Di genggamnya ecrek-ecrek itu, lalu tiba-tiba Sardi berlari ke rumah Abidin. Sesampainya di rumah Abidin, Sardi meminta Abidin untuk mengambil seruling kepunyaannya.
“Din, serulingmu masih kamu simpan?”, tanya Sardi pada Abidin.
“Masih, Di. Memangnya kenapa tiba-tiba kamu bertanya tenytang serulingku?”, Abidin balik bertanya pada Sardi.
“Emmm… Aku butuh bantuanmu, Din”, kata Sardi pelan.
“ Bantuan apa? Selama aku bisa membantu, pasti aku mau membantumu. Kan kita saudara”, kata Abidin sambil tersenyum.
“Bagaimana kalo kita mengamen di pasar?” Sardi berkata dengan mata berbinar.
“Maksudmu, Di?” Adidin bertanya sambil mengerutkan dahinya.
Maksudku, kamu bermain seruling, aku bernyanyi sambil bermain ecrek-ecrek ini”, kata sardi sambil menyodorkan ecrek-ecreknya pada Abidin.
“Untuk apa, Di?”, Abidin masih tak tahu apa maksud Sardi.
“Aku ingin membeli kambing lagi, Din. Mungkin dengan mengamen, aku bisa mendapatkan uang, tapi aku butuh bantuanmu”, ujar Sardi pelan sambil tertunduk malu.
“ Yah… Di.. mana mungkin kita mengamen? Bisa-bisa , ibuku marah kalau lihat aku mengamen. Belum lagi kalau bapakmu tahu kamu ngamen di pasar. Pasti bapakmu juga marah.
Mendengar ucapan Abidin, Sardi terdiam. Nampak raut kecewa tergambar di wajahnya. Abidin merasa bersalah. Tapi, Abidin merasa tak punya nyali untuk menyanggupi permintaan sahabatnya kali ini.
Bojonegoro 1 Oktober 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar