#Tantangan Gurusiana

#Tantangan Hari Ke-45 (25092020)

Bu Annisa mengulurkan teh manis hangat yang di buatnya pada Sardi.

“Minum dulu Di…, nanti keburu dingin”, ujar bu Annisa pada Sardi.

Sardi meneguk teh dengan perlahan. Lalu meletakkan gelas yang menyisakan separuh isinya di meja samping tempat tidurnya. Mata sembabnya menerawang jauh. Tatapannya masih kosong.

“Di, Budhe pulang dulu ya.. mau masak sarapan dulu, nanti biar Abidin menemani makan Sardi di sini ya..?”, ujar bu Annisa lagi.

“Lek.. ndak usah masak hari ini, biar nanti Abidin saya bawakan sarapan untuk Lek Mujadi dan Sardi. Aku pulang dulu ya, Lek”, bu Annisa berkata sambil menoleh pada pak Mujadi.

“Ndak usah repot, Nis… Biar nanti aku masak mie rebus saja”, tolak pak Mujadi.

“Ndak repot kok Lek, kebetulan tadi sore aku memetik kangkung di belakang rumah. Abidin dan Sardi suka masakan tumis kangkungku. Sekalian aku masak oseng teri cabai hijau sebagai lauknya. Yo wis…Aku pamit dulu”, kata bu Annisa sambil beranjak pergi dari hadapan Sardi dan pak Mujadi.

Pak Mujadi mengangguk, lalu menatap Sardi untuk kesekian kali. Sesaat, nampak bibirnya terbuka hendak mengatakan sesuatu. Namun lagi-lagi nampak keraguan di wajah pak Mujadi.

Sardi kembali berbaring. Kali ini ia memunggungi pak Mujadi. Tak sepatah kata keluar dari mulut Sardi. Pak Mujadi sadar, Sardi ingin sendiri. Iapun meninggalkan Sardi dalam kamarnya, lantas beranjak pergi kebelakang rumah, tempat kandang kambing Sardi berada.

Dibersihkannya kandang tanpa penghuni itu dengan wajah muram. Seikat daun lamtoro yang mulai layu nampak teronggok di dekat pintu kandang. Daun lamtoro itu menjadi saksi bisu hilangnya kambing Sardi semalam.

Bojonegoro, 25 September 2020