ELY OKTARIA YUNI E.V, S.Pd.Si

Guru di SMA N 1 Plumpang, Kab. Tuban, Jawa Timur...

Selengkapnya
Navigasi Web
KAMBING UNTUK SARDI (BAG-6)

KAMBING UNTUK SARDI (BAG-6)

#Tantangan Gurusiana

#Tantangan Hari Ke-49

Suara Abidin nampak memanggil-manggil pak Mujadi dan Sardi. Sambil membawa rantang berisi nasi, tumis kangkung dan oseng teri buatan ibunya, Abidin langsung masuk ke rumah Sardi yang tak tertutup pintunya. Tak menunggu lama, nampak pak Mujadi dari belakang rumah masuk dan menghampiri Abidin.

“Lek, ini titipan dari ibu, buat sarapan pagi ini. Aku ke kamar Sardi dulu ya , Lek…”, ucap Abidin sambil meletakkan rantang makanannya

“ Iya, sana ajak Sardi sarapan sama-sama. Biar PaK Lek yang ambil piringnya,” ujar pak Mujadi.

Abidin mengangguk. Segera ia masuk ke kamar Sardi. Di tepuknya perlahan bahu Sardi. Sardi membalikkan punggungnya kea rah Abidin.

“Sardi, ayo kita makan. Aku sudah lapar nih. Nanti kalo aku telat makan, bisa-bisa badanku kurus mendadak nih..”, Abidin mencoba mebuat Sardi tertawa sengan gurauannya.

“Ah.. kamu… Mana mungkin gara-gara telat makan sehari, tubuhmu langsung kurus mendadak?”, ujar sardi sambil duduk di pembaringannya.

Abidin tertawa terkekeh. Begitu juga dengan Sardi. Meski terlihat matanya masih sembab, tetapi Sardi tak mau larut dalam kesedihan. Harum bau tumis kangkung dan oseng teri buatan bu Annisa membuat perut kosong Sardi meronta-ronta minta di isi.

“Ayo… jangan ngobrol terus. Bapak sudah lapar ini,” kata pak Mujadi dari balik kamar Sardi.

“Segera mandi, Di. Nanti keburu dingin ini nasinya”, ujar pak Mujadi kemudian.

Sardi bergegas keluar kamar. Dibersihkan tubuhnya dengan tergesa-gesa. Ia tak mau bapak dan sahabatnya menunggu terlalu lama untu sarapan. Terlebih, sebenarnya perutnya juga sudah mulai keroncongan.

Tiga piring nasi lengkap dengam sayur dan lauknya sudah tertata rapi di meja makan. Pak Mujadi dan Abidin tersenyum melihat Sardi yang telah berganti baju. Sarapan pagi ini sangat nikmat. Tanpa berkata-kata, mereka melahap habis tanpa sisa menu pagi ini.

Segarnya air dalam kendi melengkapi sarapan pagi ini. Sardi dan Abidin membereskan semua peralatan makan mereka. Pak Mujadi kembali membereskan halaman belakang rumah. Sardi menemani Abidin kembali kerumahnya untuk mengembalikan rantang ibunya.

Sebenarnya Sardi masih memikirkan kambingnya yang hilang. Namun bukan Sardi namanya jika tak pintar menyembunyikan kesedihannya. Dia pernah merasakan kesedihan yang lebih dalam lagi. Kesedihan saat teringat almarhumah ibunya.

Bojonegoro, 29 September 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post