KAMBING UNTUK SARDI (BAG-8)
# Tantangan Gurusiana
# Tantangan Hari Ke-52
Sardi berjalan dengan lesu meninggalkan rumah Abidin.angan-angannya mengumpulkan uang dengan cara mengamen pupus sudah. Abidin menolak ajakannya. Meski demikian, ia tak membenci Abidin. Memang tak semestinya ia memaksa Abidin membantunya mengumpulkan uang untuk membeli kambing.
Sardi menghela napas panjang. Dengan langkah gontai, ia berjalan menyusuri jalan. Tak terasa, langkah kaki nya telah membawanya di pasar desa. Sardi tertegun. Tiba-tiba ia merasa tak percaya diri untuk mengamen seorang diri tanpa Abidin. Ia hanya berdiri memandang lalu lalang orang yang melintas di gerbang pasar desa.
Sebuah tepukan halus mendarat di pundak Sardi. Wajah ramah dengan senyuman yang hangat menatap Sardi. Sardi membalas senyuman orang itu dengan agak kaku.
“ Nak, bisakah membantu ibu membawakan belanjaan ibu di parkiran sebelah sana?” ujar orang tersebut.
Dengan mantap, Sardi mengangguk. “Tak apalah membantu ibu ini, sepertinya ibu ini memmang membutuhkan pertolongan untuk membawa barang belanjaannya”, pikir Sardi.
Tas plastik warna hitam itupun berpindah dari tangan ibu itu ke tangan Sardi. Sardi mengikuti langkah kaki ibu itu ke tempat parker mobil. Sardi baru tahu, ternyata barang belanjaan ibu itu tak hannya yang ada dalam tas plastic warna hitam. Beberapa kardus bersisi makanan ringan masih tertinggal di depan toko belum dipindahkan ke dalam mobil. Dengan sabar, sardi mengangkut belanjaan itu satu per satu. Setelah meletakkan barang belanjaan di mobil ibu itu, Sardi membalikan badan hendak pergi.
“Tunggu dulu nak, ini buat kamu”, ujar ibu itu sambil mengulurkan selembar uang pecahan dua puluh ribu pada sardi.
“Emm.. ndak usah Bu, Sardi ikhlas kok”, kata Sardi menolak halus.
“Sudah, tak apa-apa, ayo di terima. Ibu juga ikhlas kok”, ujar ibu itu sambil tersenyum.
“ Betul bu.. ndak usah. Sardi bener-bener ikhlas membantu Ibu”, tolak sardi lagi
Sang ibu menatap wajah Sardi.
Akhirnya, ibu itu menyerah. Setelah mengucap terimakasih sekali lagi pada Sardi. Ibu itu masuk ke dalam mobil. Sesaat setelah mobil berjalan, rona wajah Sardi nampak berubah. Sebuah senyuman kecil tersungging di bibirnya.
Tiba-tiba saja, terpikir olehnya untuk tetap mencari uang di pasar desa ini. bukan sebagai pengamen, namun sebagai buruh angkut barang belanjaan. Untuk sekedar mengangkut kardus air mineral, rasanya tubuhnya mampu melakukannya.
Dengan riang, Sardi melangkah ke dalam pasar. Mencoba menawarkan jasa untuk membawa barang belanjaan ibu-ibu yang sedang berbelanja. Semoga saja, hari ini ada yang mau memakai jasanya untuk membawakan barang belanjaan, atau sekedar memindah barang.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren cerpennya bu. Salam sukses.
Trimakasih Bu... Salam sukses untuk Ibu juga.