#Tantangan 30

#Tantangan Gurusiana

#tantangan hari ke-34 (14092020)

Mengenal beliau pertama kali saat selesai mengikuti kelas Sagusabu online kurang lebih sebulan yang lalu. Selesai mengikuti webinar, malamnya beliau menghubungi saya lewat WA. Saling bertukar pikiran mengenai tulisan yang akan di unggahpun akhirnya sering kami lakukan. Bahkan untuk urusan mendaftar menjadi anggota Media Guru Indonesiapun, kita berdua janjian melakukan di saat yang bersamaan

Merasa sama-sama”yunior” di kelas online Sagusabu Komnasdik Jatim, membuat kami semakin intens berkomunikasi. Meski belakangan saya baru tahu, bahwa beliau adalah sosok penggerak literasi yang rendah hati. Bisa di bilang, beliau adalah orang yang pertama kali menjadi follower akun saya di Gurusiana. Saling memberi semangat untuk tak patah arang dalam membuat tulisan, selalu beliau lakukan jika saya mulai mengeluhkan ide yang tak kunjung datang.

Seperti halnya, ketika beliau mencetuskan ide untuk bersama-sama “ngangsu kawruh” pada bunda Riful Hamidah, tentang tata cara membuat DUPAK, beliau mengajak saya bergabung dalam zoom. Memang saya hanya sebentar mengenal beliau, itupun cuma melalui dunia maya. Namun, keramahan yang beliau berikan saat menyapa saya di dunia maya, memberikan gambaran bahwa beliau adalah sosok baik. Unggahan tulisan-tulisannya di Gurusiana yang tak putus setiap harinya, adalah gambaran beliau adaalah sosok penggiat dan pejuang literasi sejati.

Hari ini, tak akan lagi saya jumpai komentar penyemangat dari beliau di kolom komentar akun Gurusiana saya. Tak akan saya jumpai lagi cerita “ Mbah Joyo penjaga Malam Balai Pertanian”. Tak akan saya jumpai lagi pesan penyemangat dari WA beliau. Selamat jalan bunda Ratna Indriasari, semoga husnul khotimah. Hanya do’a tulus yang bisa saya panjatkan untuk Bunda.

Bojonegoro, 14 September 2020