Ely Rositawati

A mom, a teacher, books lover, loves being around with children...

Selengkapnya
Navigasi Web

Pembelajaran Berdiferensiasi Untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1

oleh Ely Rositawati

CGP ANGKATAN 7 KAB. BOGOR JAWA BARAT

“Apakah satu ukuran selalu cocok untuk semua?” (Justin Tarte)

Kutipan di atas adalah salah satu kutipan dalam modul PGP yang menggelitik saya dan menjadi pertanyaan pemantik dari monolog dalam kepala yang berhubungan dengan dunia yang saya geluti setiap harinya. Dunia mengajar, dunia saya dengan anak-anak di kelas.

Apakah satu ukuran selalu cocok untuk semua?

Sejalan dengan filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara, beliau menegaskan bahwa Padi adalah Padi dan Jagung adalah Jagung. Mereka sama-sama dari benih tanaman, tapi jenis dan cara menyemai keduanya berbeda. Tidak bisa kita samakan pupuk jagung dan pupuk padi. Mereka memiliki kodratnya masing-masing sampai dapat dipanen dengan baik dan berhasil.

Seperti gambaran sebuah sekolah di dunia fabel. Jika penilaian semua muridnya didasarkan pada harus bisa memanjat maka ikan akan merasa jadi murid yang paling bodoh. Begitupun dengan dunia Pendidikan kita. Sebagai pendidik, sejatinya kita haruslah menyadari keberagaman ini, keunikan masing-masing murid di hadapan kita.

Ki Hajar Dewantara telah menyampaikan bahwa maksud dari Pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia maupun anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Tugas kita sebagai guru adalah menyediakan lingkungan belajar yang memungkinkan setiap anak untuk dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal sesuai dengan kodratnya masing-masing, dan memastikan bahwa dalam prosesnya, anak-anak tersebut merasa selamat dan bahagia.

Dengan membuka mata kita dan meyakini bahwa setiap anak adalah unik maka sebagai guru kita tentu perlu mencari cara dan menyediakan layanan pendidikan yang memungkinkan semua murid mempunyai kesempatan dan pilihan untuk mengakses apa yang kita ajarkan secara efektif sesuai dengan kebutuhan mereka. Salah satu cara yang dapat kita lakukan untuk merespon karakteristik muri-murid yang beragam ini adalah dengan mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi.

Apakah pembelajaran berdiferensiasi itu?

Menurut Tomlinson (1999:14) Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid.

Definisi pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal atau common sense yang dibuat oleh guru yang berorientasi pada kebutuhan murid, dimana keputusan-keputusan tersebut berkaitan dengan :

1. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas.

2. Bagaimana guru dapat menanggapi atau merespon kebutuhan belajar murid

3. Bagaiaman guru menciptakan lingkungan belajar yang dapat memotivasi murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi.

4. Manajemen kelas yang efektif

5. Penilaian berkelanjutan.

Untuk mengetahui kebutuhan belajar murid ada 3 aspek menurut Tomlinson (2001) yang bisa kita pahami dari murid-murid kita sebelum mnerapkan strategi pembelajaran berdiferensiasi, yaitu:

1. Kesiapan belajar murid, yaitu kapasitas murid untuk mempelajari materi, konsep atau ketrampilan baru. Tomlinson memperkenalkan 6 persepektif dari “tombol equalizer”nya, yaitu bagaimana kita menyesuaikan tombol yang tepat dalam menemukan tingkat kesiapan belajar murid, yaitu :

· Dari bersifat mendasar sampai bersifat transformatif

· Dari tingkatan belajar konkret sampai abstrak

· Dari sederhana sampai menjadi kompleks

· Dari terstruktur sampai menjadi terbuka (open minded)

· Dari tergantung sampai menjadi mandiri (independent)

· Dari lambat sampai menjadi cepat

2. Minat murid, yaitu suatu keadaan mental yang menghasilkan respon terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu. Minat adalah salah satu motivator penting bagi murid unruk dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

3. Profil belajar murid, adalah cara seorang individu paling baik dalam belajar berdasarkan preferensi atau kecenderungan yang dimilikinya. Preferensi ini terkait dengan :

· Preferensi terhadap lingkungan belajarnya

· Pengaruh budaya

· Gaya belajarnya; visual, auditori atau kinestetik

· Kecerdasan majemuk yang dimilikinya (teori Howard Gardner); visual spasial, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, verbal linguistic, naturalis, logic-matematika.

Secara singkat kesimpulan dari definisi pembelajaran berdiferensiasi adalah proses pembelajaran masuk akal yang dirancang oleh guru yang berorientasi pada kebutuhan belajar muridnya, yang didasarkan pada aspek kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid.

Lalu, bagaimana pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal?

Pembelajaran berdiferensiasi dapat dijadikan strategi untuk memenuhi kebutuhan belajar murid karena dipetakan berdasarkan 3 aspek kebutuhan mereka yaitu : Kesiapan belajar, minat belajar dan profil belajar murid.

Ada 3 strategi pembelajaran berdiferensiasi yang bisa diterapkan, antara lain :

a. Diferensiasi konten, adalah materi apa yang diajarkan pada murid-murid kita. Konten dapat dibedakan sebagai tanggapan dari tingkat kesiapan, minat atau profil belajar murid yang berbeda. Atau bisa juga kombinasi dari ketiga aspek kebutuhan belajar tersebut.

b. Diferensiasi proses, adalah bagaimana murid akan memahami atau memaknai informasi atau materi yang dipelajari, dan bagaimana guru bisa memenuhi kebutuhan belajar murid-muridnya setelah melakukan melakukan pemetaan kebutuhan. Proses seperti apa yang perlu dipersiapkan oleh guru (mandiri atau kelompok), seberapa banyak jumlah bantuan yang akan diberikan pada murid dan siapa saja yang akan diberi bantuan.

c. Diferensiasi produk, adalah Hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukkan oleh murid. atau tagihan apa yang kita harapkan bisa didapat dari para peserta didik berupa sesuatu yang tangible atau berwujud, dimana produk atau wujud tersebut harus mencerminkan pemahaman murid.

Untuk bisa menerapkan pembelajaran berdiferensiasi yang baik perlu adanya lingkungan belajar yang mendukung. Lingkungan belajar adalah komunitas belajar dimana semua angotanya adalah pemelajar. Menurut Tomlinson kriteria lingkungan belajar yang baik adalah sebagai berikut:

· Setiap orang dalam kelas akan menyambut dan merasa disambut dengan baik.

· Setiap orang di dalam kelas tersebut akan saling menghargai.

· Murid akan merasa aman

· Adanya harapan bagi pertumbuhan.

· Guru mengajar untuk mencapai kesuksesan.

· Adanya keadilan dalam bentuk nyata

· Guru dan siswa berkolaborasi untuk mencapai pertumbuhan dan kesuksesan bersama.

Bagaimana kaitan pembelajaran berdiferensiasi dengan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara dan peran kita sebagai seorang guru penggerak?

“Serupa seperti para pengukir yang memiliki pengetahuan mendalam tentang keadaan kayu, jenis-jenisnya, keindahan ukiran, dan cara-cara mengukirnya. Seperti itulah seorang guru seharusnya memiliki pengetahuan mendalam tentang seni mendidik. Bedanya, guru mengukir manusia yang memiliki hidup lahir dan bathin”. (Ki Hajar Dewantara)

Kutipan ini bermakna sangat dalam bagi kita sebagai pendidik. Dimana pendidik mempunyai peran yang sangat penting pada proses kehidupan seorang manusia (peserta didiknya), tidak hanya pada hidup lahirnya tapi juga batinnya. Dengan memahami bahwa pengajaran dan pembelajaran harus bersifat memenuhi karakter pembelajarnya yang unik, maka kita sebagai seorang guru penggerak dengan nilai dan perannya ( yaitu berpihak pada murid, mandiri, kolaboratif, inovatif dan reflektif) dapat menjalankan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik kita. Pembelajaran berdiferensiasi adalah salah satu strategi pembelajaran yang berpihak pada murid karena desain atau rancangan pembelajaran diharapkan sesuai dengan kebutuhan murid.

Sejalan dengan filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara yang menyampaikan bahwa Pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagian yang setinggi-tingginya.

Dalam hal ini nilai-nilai kebajikan dari profil pelajar Pancasila menjadi arahnya untuk mecapai tujuan manusia Indonesia yang bijak, beradab dan berbudi pekerti luhur.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post