Ema Damayanti

Pengajar di SMP negeri 2 Cililin dan Ibu satu anak. Hobi nonton dan berbagi pikiran dengan sahabat dekat. Sesekali membaca, mencari ilmu baru, dan menulis refle...

Selengkapnya
Navigasi Web
Literasi Ala Ibuku

Literasi Ala Ibuku

Ibuku bukan orang yang bersekolah tinggi. Bahkan, SD pun tidak pernah diselesaikannya. Bukan, bukan kemalasan yang menjadi alasan berhentinya sekolah. Tapi, keadaan menuntutnya untuk menjadi dewasa di usia anak-anak. Selain tak ada biaya, Ia harus mengasuh adik-adiknya. Hatinya iri dan sedih melihat orang berseragam. Ibu rindu bersekolah. Belajar mengaji pun ia hampir tak bisa. Untuk memenuhi hasrat belajarnya. Ia selalu mencuri waktu pergi ke madrasah dan belajar mengaji. Setelah menjdi seorang ibu. Ia sangat ingin anak-anaknya bisa menikmati sekolah. Apa pun dilakukannya agar anaknya bisa sekolah.

Meskipun ibu tak sekolah, ibu selalu rutin membaca. Ia selalu membaca Al Quran berikut terjemahannya. Setiap pagi dan sore hari selalu kudengar suara ibu membaca nyaring terjemahan Quran sunda. Intonasinya bagus. Kadang aku tersenyum mendengarnya. Gaya ibu membaca seperti sedang berdialog dengan isi Al Quran itu. Misal ketika berkisah tentang pembangkangan firaun. Ibu akan berkata, ”Huh, jahatnya kau firaun”. Atau kalau ada nasihat misalnya tentang harusnya memafkan kesalahan orang lain. Ibu akan berakata, “Hmm, ampun ya Allah kalau sudah terlalu kesal kadang susah melakukannya”. Begitulah literasi ala Ibuku.

Kebiasaan ibuku itu lama-lama dikuti oleh aku dan kakaku, meski tak serajin Ibu. Kakakku mengumpulkan semua do’a do’a dari Al Quran setelah membaca terjemahannya. Ia pun menghapal Asmaul husna berikut artinya setelah membaca terjemah surat Al Hasyr ayat terakhir. Ia menghapal berapa ayat Al Quran setelah membaca terjemahannya. Lain lagi denganku. Jika aku sedang ditimpa masalah, aku selalu membuka terjemah Al Quran dengan sembarang buka. Lalu kubaca. Aku menemukan surat AnNahl ayat terakhir dan terus mengulang-ulang membaca terjemah ayat itu dalam hatiku.

Sekarang, aku pun mencoba menerapkan itu pada anakku. Baru saja ia bisa membaca Al Quran. Aku mengajaknya membaca satu ayat dan membaca terjemahannya satu ayat. Bagiku, bukankah Al Quran itu pedoman hidup. Lalu bagaimana bisa dijadikan pedoman, jika kita tak pernah mengerti isinya. Untuk sampai pada penafsiran yang benar tentu kami harus berguru mencari ilmu atau membaca buku tafsir. Akan tetapi, dengan membaca terjemahnya terlebih dulu, apa salahnya. Bukankah Al Quran adalah cara Allah SWT berkomunikasi dengan hambaNya.

Seperti halnya ibuku, ternyata anakku pun mempunyai kebiasan yang sama. Ketika terjemahannya dibaca, ia akan bertanya banyak hal. Jadilah membaca Al Quran diselingi tanya jawab. Aku tidak tahu hal itu boleh tidak secara adab-adab membaca Al Quran. Tapi bagiku, yang penting kita sedang belajar membaca isi Al Quran. Semoga Allah SWT memahaminya. Harapannya, kedepannya anakku akan mecintai Al Quran, mempelajari dan mengamalkan isinya melebihi kami orang tuanya.

Ketika aku mencoba menggerakkan literasi di sekolah. Kendala yang kutemkan susahnya ank-anak membawa buku ke sekolah. Alasan mereka tidak ada toko buku terdekat di daerah kami yang memang masih pinggiran kota. Kadang hal tersebut membuatku sedih. Sesusah itukah membeli sebuah buku. Padahal untuk membeli sebuah android keren dan motor, orang tua sudah mampu melakukannya untuk anak-anaknya. Apa yang salah dengan semua ini. Tapi literasi harus berjalan. Aku pun teringat akan kebiasaan ibuku membaca terjemah Al Quran. Maka aku pun mencoba mengatakan pada anak-anak didiku.Jika memang tak ada buku. Bawalah terjemahan Al Quran dan bacalah

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post