Berkenalan dengan Ajal
Innalillahi wa innalillahi rojiun
Itulah kalimat yang pertama yang kita ucapkan ketika mendengar seseorang meninggal dunia, lalu otomatis kita tanyakan meninggalnya karena apa? Padahal sejatinya kesemua hal itu bukanlah sebab kematian. Sebab kematian adalah ajal. Semua yang disangka sebagai sebab maut, baik berupa sakit, perang, kecelakaan atau yang lainnya semua itu hanyalah kondisi yang didalamnya kadang terjadi kematian, namun kadang juga tidak. ajal al-insân (ajal manusia) adalah akhir kehidupan seseorang atau habisnya umur seseorang. Artinya, saat ajal seseorang itu tiba, saat itu pulalah kematian datang menjemputnya. Kematian, yaitu datangnya ajal, telah ditentukan waktunya sebagai suatu ketetapan dari Allah.
Allah SWT berfirman:
وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تَمُوتَ إِلا بِإِذْنِ اللَّهِ كِتَابًا مُؤَجَّلا
Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya (QS Ali Imran [3]: 145). Karena kematian adalah pasti datangnya maka manusia tidak akan bisa lari menghindar darinya.
Allah SWT menegaskan:
قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلاقِيكُمْ
Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kalian lari darinya tetap akan menemui kalian.” (QS al-Jumu’ah [62]: 8).
Allah SWT juga menegaskan:
أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكُكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ
Di mana saja kalian berada, kematian akan menjumpai kalian kendati kalian berada dalam benteng yang tinggi lagi kokoh (QS an-Nisa’[4]: 78).
Ayat ini menegaskan, jika orang berupaya menghindar dari kematian—dengan jalan membentengi diri dari apa saja yang dia sangka menjadi sebab datangnya kematian seakan dia berlindung dalam benteng yang tinggi lagi sangat kokoh sekalipun—maka hal itu tidak akan bisa menghindarkannya dari kematian.
Ayat-ayat tersebut menegaskan bahwa satu-satunya sebab kematian adalah datangnya ajal, yaitu habisnya jangka waktu yang ditetapkan untuk manusia, atau datangnya batas akhir umur manusia. Ketika itulah, Allah SWT mematikannya dengan mengutus Malaikat Maut untuk mencabut ruh dari jasad.
Allah SWT berfirman:
قُلْ يَتَوَفَّاكُمْ مَلَكُ الْمَوْتِ الَّذِي وُكِّلَ بِكُمْ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ
Katakanlah: "Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan" (QS as-Sajdah [32]: 11).
Maka, Kalau sudah waktunya… orang ngaji mati, hidup santai-santai juga mati, yang bekerja keras mati, menganggur juga mati. Hijrah dari riba mati, tetap berkubang dengan riba juga mati. Berjuang mati, berdiam diri juga mati. Orang taat mati, ahli maksiat juga mati.
Nah sekarang kita mau memilih yang mana, mati dalam keadaan taat kepada Allah, mati dalam keadaan maksiat kepada Allah.
#tagur
#TantangabGurusiana hari 2
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen ulasannya, Bunda. Salam literasi