Ema Darmawaty

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Cerita politik si emak

Randa melipat koran yang dia baca sore ini, lalu menyeruput kopi yang sudah di sediakan istri tercintanya, melirik Lana, sang istri yang sedang asyik dengan gadget ditangan nya.

"Serius amat Ma" kata Randa sambil melirik handphone istrinya.

"Hehehe biasa Pa, mantau perkembangan Indonesia lewat media sosial, informasinya lebih lengkap di banding berita di TV" jawab Lana, yang masih asyik mengscroll layar HP nya.

" Tapi jangan percaya sepenuhnya, ada hoax nya juga kan" sahut Randa.

Lana masih asyik membaca link berita di Hp-nya.

" Yaaa,,kasihan akhirnya di ciduk juga nih emak-emak" ujar Lana.

" Kasus apa ?" tanya Randa antusias.

" Ini lho pak, ada emak-emak yang kemarin posting soal gubernur yang di nilai kurang bagus oleh masyarakat, postingan nya jadi viral eh sekarang di tangkap polisi, emang salah ya Pa? Mereka kan menyuarakan pendapat nya, katanya ini negara Demokrasi, semua orang bebas berpendapat lalu kenapa harus di tangkap?" Lana berkata dengan geramnya .

"Begitulah negeri ini Ma, yang bebas berpendapat hanyalah orang-orang yang berpihak pada penguasa, bagi pengkritik akan di tangkap dengan alasan menyebar ujaran kebencian dan sebagainya, tapi masyarakat juga harusnya cerdas dalam mengkritik, tidak mengkritik personal termasuk fisik" papar Randa panjang lebar.

" Iya Pa apalagi di tambah dengan kata-kata kasar" Lana menambahkan.

" Yang harus dikritik adalah kebijakannya, apakah kebijakan yang dikeluarkan penguasa itu membantu kesejahteraan masyarakatnya atau sebaliknya" lanjut Randa.

" Mama jangan ikut-ikutan ya kalau ada yang seperti itu" kata Randa mengingatkan Lana.

"Sebagai seorang muslim, tunjukkan lah akhlak yang baik termasuk akhlak dalam hal menyampaikan pendapat, bukankah kita di minta untuk mencegah kemungkaran dengan tangan, jika tak mampu, cegahlah dengan lisan, jika tidak mampu juga maka cegahlah dengan hati dan itu adalah selemah-lemahnya iman" lanjut Randa dan di balas anggukam tanda paham dari istrinya.

" Jadi boleh dong emak-emak tahu politik?" tanya Lana dengan senyuman.

"Bukan boleh tapi harus Ma, politik itu tidak kotor yang membuatnya kotor adalah manusianya, sistemnya!" ujar Randa dengan tegas.

"Islam juga mengatur politik tentunya politik yang didasari pada ketaatan pada Allah SWT bukan para pemilik modal" kata Randa sambil meneguk kopinya.

"Siap Pa" sahut Lana kemudian.

Sore akhirnya berakhir di tandai matahari makin terbenam ke peraduannya, suara adzan magrib terdengar dari toa mesjid, memanggil para hamba-Nya untuk menuju kemenangan, kemenangan yang sejati.

.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post