Guru adalah mutiara emas dalam kehidupan yang selalu memberi makna. profesi yang mulia maka tak heran banyak anak kecil menjadikan guru sebagai cita-citanya kelak namun tak dipungkiri juga banyak yang memandang sebelah mata.

Tak mudah menjadi guru, karena guru adalah kumpulan akhlak mulia. Guru menjadi teladan, contoh dan panutan bagi anak didiknya. Bahasa tubuh dan bahasa lisannya senantiasa di gugu dan di tiru, mungkin dari situ jugalah istilah kata guru di ambil.

Ilmu yang bermanfaat dan membawa kebaikan menjadikan seorang guru mendapat pahala jariyah tapi dosa jariyah juga membayangi ketika ilmu yang disampaikan bertentangan dengan kehendak Sang Pencipta. Maka sejatinya kaki guru berada diantara surga dan neraka.

Pengorbanan seorang guru terkadang bagai air susu dibalas air tuba. Tak sedikit murid yang memiliki adab buruk terhadap gurunya, dihina, dilecehkan bahkan dikriminalkan hingga di bui sering guru alami. Tak heran murid seperti ini tidak akan menemui kebaikan hidup karena keberkahan ilmu dari guru sudah jauh darinya.

Sejatinya tugas seorang guru hanya memberikan, mengajar dan menjelaskan ilmu namun tugas itu melebar ke pengerjaan administratif, sertifikasi dan yang lainnya. Belum lagi usaha sampingan yang harus di jalankan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang mahal saat ini menjadikan fokus seorang guru pecah antar idealisme guru dan tuntutan hidup. Pernahkah gaji guru tembus di angka ratusan juta? Pernah. Terjadi pada masa Panglima Shalahuddin Al-Ayyubi Rahimahullah, guru begitu dihormati dan dimuliakan. Syekh Najmuddin Al-Khabusyani Rahimahullah misalnya, yang menjadi guru di Madrasah al-Shalāhiyyah setiap bulannya digaji 40 dinar dan 10 dinar (1 dinar hari ini setara dengan Rp. 2.200,000 jadi setara Rp 110,000,000) untuk mengawasi waqaf madrasah. (Pada tanggal (10/09/2011) laman Wakala Induk Nusantara mencatat bahwa 1 dinar setara dengan Rp 2.258.000,-. Artinya, pada masa khalifah Umar, gaji guru mencapai Rp 33.870.000,-. Kalau sekarang bisa jadi lebih tinggal kita hitung ulang berapa harga emas per gramnya.)

Begitulah kondisi guru saat ini, Semoga para guru dimasa sekarang diberikan keikhlasan dan kesabaran dalam mendidik anak bangsa dengan dan dalam keadaan apapun. Semoga setiap guru selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin...

#Tagur3 #TantanganGurusiana hari 3