Di sebuah Dusun,tinggallah seorang perempuan yang cacat sejak lahir pada kakinya.Perempuan itu bernama Ibu Nani.Ia tinggal sendirian di sebuah gubuk kecil dan sederhana, namun pekarangannya tumbuh aneka tanaman hias.Ibu Nani  memilih tinggal sendirian karena dikucilkan dari keluarga. Bahkan   dianggap manusia tidak berguna dan tidak sempurna.

Ibu Nani sosok pencinta tanaman hias.Setiap hari kerjanya adalah membersihkan,memberi pupuk tanaman, dan menatanya  dengan baik.walaupun secara fisik terlihat tak berdaya, namun kecintaannya terhadap  tanaman hias  membuat  ia semangat menjalani kehidupannya.Berbagai tanaman hias mewarnai pekarangan rumahnya tumbuh dan mekar secara bergantian.Setiap  orang – orang yang lewat di jalan sekitar rumahnya, akan berhenti sejenak menyapa ibu Nani dan mengagumi tanaman hias tersebut.

Tanaman hias yang paling dikagumi orang  saat lewat di rumah ibu Nani adalah bunga mawar.Ada keajaiban khusus yang dimiliki bunga tersebut.Bunga ini tumbuh di samping kanan  rumah ibu Nani.Ketika  mekar, bunga ini menghasilkan  aneka  warna  cantik dan mengeluarkan aroma khas yang harum.Anehnya lagi, tanaman  ini, terus-menerus berbunga dan mengeluarkan aroma yang harum secara terus-menerus pula.

Waktu terus berjalan, Bunga mawar ibu Nani semakin terkenal di mana-mana. Orang-orang berdatangan dari berbagai penjuru menyaksikan keajaiban bunga itu.Jika bunga itu disentuh, akan mengeluarkan tetesan air yang harum serta memberi kesejukan bila diusap pada wajah atau bagian dada. Para pengunjung dengan rela memberi sedekah kepada ibu Nani sebagai ungkapan terima kasih karena telah disegarkan oleh tetesan air mawar yang harum.

Ibu Nani semakin mengembangkan bunga mawar tersebut.Tetesan air yang keluar dari bunga mawar dikumpulkan dalam botol sebagai bahan kecantikan.Selain itu,tetesan bunga mawar dijadikan sebagai bahan pembuatan parfum dan pemberi aroma pada makanan. Mulai saat itu, bunga mawar semakin dikenal dengan warnanya yang cantik, bahkan bunga mawar merah dijadikan sebagai lambang cinta dan kasih sayang.