Ema Suryani

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Banyak Mengingat Banyak Lupa

Sebagai seorang guru, menyampaikan materi pelajaran kepada anak didik kegiatan mencatat sering dilakukan. Kata mencatat sudah tidak asing terdengar. Kegiatan ini dilakukan karena informasi yang diterima oleh anak didik tentunya tidak sedikit. Kemampuan mereka untuk merekam semua pembelajaran tentunya tidaklah mungkin dapat dilakukan. Dengan hanya mengandalkan kemampuan mengingat semata. Terkadang makin banyak diingat makin banyak pula lupanya. Apalagi daya ingat seorang anak pun berbeda-beda. Kemampuan menyerap informasi menjadi hal faktor utama. Saat menyerap informasi seorang anak membutuhkan konsentrasi, untuk dapat memahami informasi yang didengar langsung. Tidak sedikit anak dapat berkonsentrasi mendengarkan dengan baik. Terkadang mereka sering gagal fokus, disebabkan hal-hal sepela yang terjadi di sekitar.

Mencatat menjadi suatu cara mengingat pelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Mencatat dapat dilakukan dengan menulis apa yang disampaikan guru di depan kelas. Mencatat juga dapat dilakukan dengan membuat ringkasan, simpulan ataupun menuliskan poin-pon penting saja. Melaksanakan kegiatan tugas belajar mandiri misalnya, seorang anak didik dituntut membaca dari berbagai sumber bacaan dan membuat ringkasan menulis catatan. Dari hasil mencatat, anak didik dapat mengulang-ulang informasi yang mereka inginkan, kapan saja dan di mana saja.

Mencatat dapat melatih kemampuan seorang anak didik untuk menulis. Saat mencatat, seorang anak didik melakukan kegiatan mendengar, membaca, memahami bacaan dan menulis rangkuman informasi dengan bahasanya sendiri. Secara otomatis kemampuan merangkai kata saat menulis terlatih dengan sendirinya. Sehingga kreativitas menulis berkembang.

Itulah pentingnya kegiatan mencatat materi pelajaran bagi seorang anak didik. Sumber ilmu yang dibaca dari sebuah buku berdasarkan catatan bentuk tulisan. Terkadang ada yang menilai mencatat tidak boleh dilakukan. Ilmu bukan untuk dicatat di dalam buku tetapi menjadi pengalaman belajar yang tersimpan dalam memori anak didik. Pertanyaannya, apakah semua anak didik dapat menyimpan semua pengalaman belajar dengan baik? Harapan seorang guru tentu semua anak didiknya berhasil belajar. Kalau mencatat membuat anak didik mudah untuk mengulang materi pelajaran, mengapa hal itu tidak dilakukan?

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wah ini memang yang terbaik untuk belajar

06 Aug
Balas

Bu mohon izin bertanya ya...Boleh dicopy tidak ? Sekarang kan sudah canggih. Screen shoot juga bisa. Kalau mencatat barangkali jemarinya jadi pegal. Sukses ya...

06 Aug
Balas



search

New Post