Setiap orang ingin hidup bahagia baik di dunia maupun di akhirat. Sepertinya kalau diadakan survei tidak ada satu orang pun yang ingin hidup sengsara. Bahagia itu sendiri berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia bermakna keadaan atau perasaan senang dan tenteram (bebas dari segala yang menyusahkan).

Berdasarkan makna bahagia tersebut bahagia berhubungan dengan rasa, sedangkan rasa tidak dapat diukur dari sesuatu yang bersifat kebendaaan. Orang yang hidup sederhana secara materi tetapi hatinya berbunga-bunga karena mempunyai suami dan anak-anak yang sholeh dapat dikatagorikan sebagai orang yang bahagia.

Di dalam ajaran Islam kebahagiaan seseorang dapat dilihat dari kriteria sebagai berikut.

1. Qolbun Syakirun, hati yang selalu bersyukur. Artinya selalu menerima apapun yang menjadi ketentuan baginya (qanaah) sehingga akan terjauh dari ambisi yang berlebihan, terhindar dari stress.

Hal tersebut tercantum dalam Al Quran Surat Ar Ra’d: 28.

Allah SWT berfirman:

اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَ لَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبُ ۗ 

"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram."

(QS. Ar-Ra'd 13: Ayat 28)

2. Al –Azwaju Shalihah, pasangan hidup yang sholeh. Pasangan hidup adalah orang yang paling dekat, lebih dekat dari kedua orang tua kita. Ketika masih kecil orang tualah segala-galanya bagi kita. Sedangkan setelah menikah pasangan kitalah yang setiap hari berada di sisi kita. Sejak kita bagun tidur sampai kita tidur kembali. Tidak terbayangkan bagaimana rasanya jika memiliki pasangan yang tidak sepemikiran, tidak setujuan dengan karakter yang keras dan kasar mungkin tiap hari akan menjadi neraka dunia.

Dalam Al Quran surat Az-Zariyat: 49 menerangkan bahwa pasangan diciptakan oleh Allah Swt. untuk mengingat

kebesaranNya.

Allah SWT berfirman:

وَمِنْ كُلِّ شَيْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

"Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan agar kamu mengingat (kebesaran Allah)."QS. Az-Zariyat 51: Ayat 49)

3. Al-Auladul Abrar, anak yang sholeh/sholehah. Anak merupakan tambatan hati. Orang tua akan rela mengorbankan segalanya bagi sang anak. Orang tua akan merasa terpukul jika anaknya bermasalah. Kebahagiaan anak menjadi kebahagiaan orang tuanya. Jika anaknya tersakiti, orang tua akan merasa lebih sakit. Itulah kuatnya hubungan orang tua dan anak. Maka anak yang sholeh dan sholehah dapat menenangkan hati orang tua. Apa lagi nanti di akhirat, doa anak sholeh/ sholehah yang akan menjadi penolong bagi kedua orang tuanya.

Allah SWT berfirman:

وَقَضٰى رَبُّكَ اَ لَّا تَعْبُدُوْۤا اِلَّاۤ اِيَّاهُ وَبِا لْوَا لِدَيْنِ اِحْسَا نًا ۗ اِمَّا يَـبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَاۤ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَاۤ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا

"Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan ah dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik."

(QS. Al-Isra' 17: Ayat 23)