Ema Zakiyyah Annawariyyah

Saya lahir di Bandung, 1 Juni 1972 dari ayah bernama H. Faqih Nawari, dan seorang ibu yang sederhana bernama Ika Sartika. Sejak lahir sampai sekarang saya tidak...

Selengkapnya
Navigasi Web

H-28 Ketika Ayam Kehilangan Induknya bag. 3 (tamat)

Untuk kontrakan ibu butuh uang berapa?"

"450 ribu."

"Ini uang 500 ribu Ibu gunakan untuk bayar kontrakan dan resiko hari ini". Ku keluarkan uang 500 ribu dari dompet.

"Tapi ada syaratnya, Ibu tidak boleh meninggalkan sholat. Mintalah kepada Allah jalan keluar yang terbaik untuk ibu dan anak-anak" sambil ku ulurkan uang 500 ribu. Si ibu menerimanya sambil mencium tangan

"Jangan begini Bu". Aku menepiskan tangan agar tidak dicium si ibu.

"Di depan sekolah ada pabrik seprai banyak anak-anak dari sini yang kerja di sana. Tugasnya melipat seprai. Waktunya longgar bisa mulai dan pulang pukul berapa saja karena yang dihitungnya banyak seprai yang bisa kita lipat. Ibu dan cucu ibu bisa kerja di sana".

"Tapi cucu ibu yang paling besar baru 15 tahun" ia menatapku seakan tidak rela cucunya disuruh bekerja.

Aku menghela nafas.

"Ibu, memang kalau kondisi ibu normal tidak seperti sekarang cucu ibu belum waktunya Bekerja. Sedangkan sekarang kondisi ibu sangat membutuhkan bantuan, biarlah ia bekerja, belajar menghadapi hidup".

Walaupun berat aku harus menyampaikan hal ini karena kata Bu Sinta yang pernah bertemu dengan kakaknya Mira katanya cucu si ibu yang satu ini sudah pandai bersolek ketika Bu Sinta ke rumahnya dia sedang asyik main hp. Dari cerita Bu Sinta aku sudah 'gemes' dengan anak itu.

"Iya Bu, insyaallah ia mau."

"Alhamdulillah, ajak cucu ibu untuk ikut berikhtiar. Suruh mereka sholat dan berdoa. Insyaallah keluarga Ibu akan berkah". Aku tersenyum dan kini wajah si ibu terlihat bercahaya.

"Untuk bantuan yang 10 ribu untuk Mira akan dihentikan kalau ibu sudah punya penghasilan tetap dan bantuannya akan kami pindahkan ke yang lain".

"Iya. Bu terimakasih yang sebesar-besarnya. Insyaallah mulai saat ini saya akan sholat dan menghadiri pengajian. Selama ini saya khilaf terlalu disibukkan oleh pekerja yang hasinya tetap tidak mencukupi."

"Betul Bu, saya doakan semoga ibu dan cucu diberi kekuatan, dan bisa menjalankan perintah Allah dengan Istiqomah"

"Kalau saya ada Rizki uang ibu akan saya cicil".

"Jangan memikirkan hal itu. Ibu dan cucu ibu tidak kekurangan saja saya sudah bahagia."

"Terimakasih Bu, saya permisi mau membayar uang kontrakan".

"Silahkan Bu," aku memeluknya dengan limpahan doa aku panjatkan semoga si ibu bisa memenuhi janjinya dan Mira bisa terus sekolah.

Selesai

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post