Ema Zakiyyah Annawariyyah

Saya lahir di Bandung, 1 Juni 1972 dari ayah bernama H. Faqih Nawari, dan seorang ibu yang sederhana bernama Ika Sartika. Sejak lahir sampai sekarang saya tidak...

Selengkapnya
Navigasi Web

H-29 Sifat Malu yang Hampir Hilang

Rasa malu merupakan sifat fitrah manusia. Namun, sifat tersebut sepertinya sudah mulai luntur seiring dengan kemajuan zaman. Mempunyai anak yang pemalu untuk zaman sekarang ini dianggap aib. Anak dipaksa untuk menunjukkan kemampuannya agar bisa tampil di depan umum dan menjadi kebanggaan orang tua. Dibenak orang tua terpatri satu keyakinan bahwa Percaya Diri menjadi kunci kesuksesan di masa depan. Menghilangkan rasa malu akan membuat orang sukses. Sehingga anak diajarkan untuk berani walaupun keberaniannya membuat teman mainnya babak belur.

Menumbuhkan percaya diri tidaklah jelak hanya harus hati-hati jangan sampai sifat percaya diri tersebut menjerumuskan kepada kesombongan. Orang tua sudah tidak lagi mengajarkan rasa malu. Padahal sifat malu merupakan bagian dari keimanan. Kalau kita lihat sejarah Nabi Musa As. beliau termasuk hamba Allah SWT. yang pemalu. Beliau tidak pernah menampakkan anggota badannya di depan umum padahal pada zaman itu menampakkan kegagahan badan merupakan kebanggaan. Begitu juga dengan gadis yang dibantu oleh Nabi Musa mengambil air. Para gadis ini menunggu dengan sabar kaum adam mengambil air. Pada saat itulah Nabi Musa muncul untuk membantu mereka.

Rasa malu merupakan salah satu pembeda antara manusia dengan binatang. Kurang rasa malu atau tidak punya rasa malu akan menurunkan harkat dan martabat seseorang. Dengan rasa malu orang akan berhati-hati dalam bertindak karena takut akan aib yang akan menimpanya.

Dalam hadits Riwayat Bukhari Rasulullah SAW. telah bersabda

“Dari Abu Hurairah r.a., Sesungguhnya Nabi SAW. telah bersabda: “Iman itu mempunyai enam puluh cabang, cabang yang paling utama adalah ucapan; laa Ilaaha Illa Allaahu (tiada Tuhan selain Allah). Dan cabang yang paling rendah adalah menyingkirkan duri dari jalan. Sementara sifat malu merupakan satu cabang dari iman”.

Rasa malu ini teristimawa pada diri perempuan. Jika perempuan sudah tidak punya rasa malu, rusaklah ia. Kerusahan akhlak perempuan akan menyebabkan rusaknya peradaban. Pada satu hadits diterangkan “Seandainya Allah tidak menutupi perempuan dengan rasa malu tentu ia lebih rendah daripada nilai sekepal tanah”.

Masih adakah rasa malu pada iba-ibu dan gadis-gadis kita sekarang ini? Saya percaya masih banyak ibu-ibu dan anak gadis yang pemalu. Malu untuk ngobrol berduaan dengan laki-laki bukan mahram, malu untuk menunjukkan auratnya, malu untuk berdandan agar terlihat cantik dan menarik bagi laki-laki yang bukan suaminya, malu untuk tidak dibonceng dengan memegang erat pinggang laki-laki yang bukan siapa-siapanya. Saya percaya dan yakin masih banyak perempuan-perempuan yang lebih nyaman berada di rumahnya daripada hilir mudik di mall-mall. Perempuan-perempuan yang disibukkan mengurus rumah tangga dan mendidik putra-putrinya daripada mengurus wajahnya agar glowing.

Saya yakin masih banyak orang tua yang mengajarkan hadits yang berbunyi: Telah berkata Ali r.a.: “Sejelek-jeleknya sifat laki-laki adalah sebaik-baiknya sifat perempuan, yaitu: pelit, kecut (tidak ramah) dan penakut, karena jika perempuan itu mempunyai sifat pelit ia dapat menjaga hartanya dan harta suaminya. Dan jika ia bersifat judes ia dapat menahan (membatasi diri) untuk berbicara dengan seseorang (laki-laki bukan mahram) dengan perkataan lembut dan memikat. Kemudian jika ia bersifat penakut, ia niscaya takut terhadap segala sesuatu, sehingga ia tidak akan keluar dari rumahnya dan ia menjauhi tempat-tempat fitnah, karena ia merasa takut kepada suaminya”.

Semoga kita dapat menempatkan rasa percaya diri dan rasa malu dengan tepat. Kapan harus maju ke depan sebagai pemberani pembela kebenaran dan kapan kita mundur kebelakang karena rasa malu melanggar aturan-aturanNya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post