Alhamdulillahirrobbil ‘alamiin…. Hari ini, 7 September 2020 PAUD AL-FA’IZIN Nagari Sawah Tangah genap 7 tahun. Sengaja hari lahir PAUD AL-FA’IZIN sama dengan hari Lahir Anak Saya FAIZ RIZKY PASHA, karena pada awalnya saya mendirikan PAUD ini untuk anak saya.

Berawal dari kepulangan saya ke kampung halaman dengan seorang balita yang berusia memasuki usia 5 tahun kala itu. Anak saya Faiz yang sejak usia 2 tahun sudah mulai bersekolah di sebuah PAUD percontohan yang menggunakan model pembelajaran BCCT dan juga tempat saya mengajar di Jawa tengah, kepindahan ke kampung halaman bukanlah hal yang mudah untuk mencarikan PAUD dengan pola yang sama dengan yang dialami anak saya sebelumnya. Beberapa PAUD sudah saya datangi, tapi saya belum menemukan model yang paling kurang mendekati sama. Semua PAUD yang saya temui saat itu masih menggunakan Lembar Kerja Anak (LKA).

Saya yang dengan background pendidikan Teknik Elektro, pertama kali mengenal PAUD adalah di Sekolah AL-FALAH Ciracas Jakarta timur. Saat itu saya masih mengajar dan menjadi Ketua Jurusan Listrik di sebuah STM di daerah cileungsi Bogor. Seorang teman menceritakan kepada saya tentang sebuah sekolah yang cukup bonafit di daerah ciracas yaitu Sekolah AL-FALAH dan kebetulan saat itu sedang buka lowongan guru. Akhirnya saya nekad untuk melamar di sekolah tersebut untuk mengajar di jenjang SMP. Alhamdulillah saya diterima bersama beberapa orang calon guru lainnya. Semua berasal dari background pendidikan yang berbeda-beda. Walaupun kami melamar dijenjang SD, SMP dan SMA, kami semua dilatih dulu mulai dari PAUD. Inilah titik awal saya mengenal PAUD, sejak saat itu kami belajar dan melakukan pengamatan, tidak pernah ada kami melihat penggunaan LKA di PAUD. Kami diberitahu kenapa pada model pembelajaran sentra tidak ada LKA. Karena itu, saya terapkan juga di PAUD tempat saya mengajar di Jawa Tengah dan di PAUD AL-FA’IZIN.

Tak terbayang, PAUD yang dimulai dari sebuah ruang tamu rumah kayu milik ibuku pada 2013 ini, bisa berlangsung hingga kini, ibarat mendidik anak usia 7 tahun adalah memasuki usia mendisiplinkan diri, dan usia ke 7 ini PAUD AL-FA’IZIN mengalami ujian berat masa pandemi dunia.

Perjalanan 7 tahun bukanlah hal yang mudah bagi kami. Mengubah semua kendala dan hambatan menjadi tantangan, memerlukan semangat dan optimisme yang tak boleh goyah. Berat, Sungguh berat. Berbagai cobaan dan rintangan kami hadapi. Tetapi, bagi kami sekali melangkap, pantang untuk menyerah.

Berawal dengan 5 orang anak saat itu, yang merupakan anak-anak tetangga. Alhamdulillah setiap tahun ada penambahan sampai tahun ajaran ini jumlah anak sebanyak 44 orang dan guru sebanyak 4 orang.

Setiap tahun di bulan puasa bersama pengurus dan guru-guru kami membuat kue lebaran untuk di jual. Alhamdulillah keuntungan dari penjualan kue tersebut bisa kami gunakan untuk membayar THR guru-guru dan merenovasi ruangan PAUD di belakang rumah ibu saya. Akhirnya, di tahun 2015 pembelajaran bisa dilaksanakan di ruangan yang lebih luas di pavilion rumah yang sudah direnovasi dan terus kami lanjutkan pembangunannya setiap tahun dari hasil keuntungan berjualan kue.

PAUD AL-FA’IZIN menggunakan model Sentra (BCCT) yang berasal dari Florida (AS), dan pertama kali dibawa ke Indonesia oleh Ibu Wismiarti Thamin pendiri Sekolah Al-Falah di Jakarta Timur. Dari sanalah kami mempelajari Model SENTRA dan kemudian memodifikasi dan mengembangkannya berdasarkan kebutuhan dan lingkungan PAUD AL-FA’IZIN dan saat ini diperkuat dengan muatan “Inkuiri Alam Takambang Jadi Guru”

Dengan kurikulum individual (tidak klasikal sebagaimana metode konvensional) Model SENTRA merupakan model pembelajaran yang lebih mengutamakan pembangunan karakter, sebagai fondasi akhlak mulia dan semua konsep yang kami terapkan berdasarkan pad Al-Qur’an dan Hadist.

Tujuh tahun memang bukan masa yang panjang, tetapi tidaklah sebentar. Menghadapi dan mengubah setiap hambatan menjadi tantangan, memerlukan banyak pengorbanan dan jiwa besar, bukan hanya dari para pengurus Yayasan, melainkan juga, terutama, dari para guru.

Selain tantangan mental, tantangan finansial yang dihadapi juga sama beratnya. Bagaimana mengupayakan dana untuk memenuhi biaya operasional sekolah, terlebih di masa pandemi ini, adalah perjuangan yang tidak ringan.

Alhamdulillah. Selama 7 tahun ini kami bertahan, dengan bantuan donasi dari para donator keluarga, infak orangtua murid yang mampu dan sisanya harus kami cari sendiri melalui berbagai cara. Yaitu dengan menjadikan PAUD AL-FA’IZIN sebagai tempat magang lembaga-lembaga lain dari berbagai daerah, kemudian Saya beserta anggota keluarga menjadikan PAUD ini sebagai lading amal kami. Alhamdulillah hampir seluruh anggota keluarga menyisihkan sebagian rejeki kami untuk memenuhi kebutuhan operasional PAUD, terutama gaji guru.

Di masa pandemi ini, hanya donasi dari keluarga, terutama suami saya yang masih bisa membantu kami dalam membayar honor guru-guru. Serta BOP dari pemerintah.

Terimakasih juga kepada semua teman -- Ibu Wismiarti Thamin, Pak Ary Ginanjar Agustian, Bundo Netti Herawati, ibu ida S.widayati, yang telah memberikan ilmu kepada kami untuk bisa bertahan sampai saat ini.

Terima kasih kepada ibu, suami, adek-adek, anak-anak dan seluruh keluarga besar yang selalu mensuport PAUD AL-FA’IZIN sampai saat ini. Semoga Allah SWT membalas semua amal baik para donatur dengan pahala karunia kemuliaan dalam kehidupan di dunia dan di akhirat. Aamiin.

Tujuh tahun sudah kami berkiprah. Semoga kami, PAUD AL-FA’IZIN Nagari Sawah Tangah, masih memperoleh izin dan ridho Allah, serta mendapatkan kepercayaan dan kerjasama dari para orangtua murid, untuk bisa menempuh perjalanan 7 tahun yang kedua, dan seterusnya. Aamiin ya Robbal Alamin.

Sawah Tangah, 7 September 20120

Emelda, S.Pd, M.Sc

Ketua Pengelola PAUD AL-FA’IZIN