E.M. Erwani Setya Purnami

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
GEREJA CAGAR BUDAYA, SIMBOL TOLERANSI
Dokumen pribadi

GEREJA CAGAR BUDAYA, SIMBOL TOLERANSI

Saya sebelumnya sempat berpikir ingin menulis Gelora Bung Karno yang terdapat hutan asri di tengah gedung-gedung yang menjulang atau menulis mengenai MRT yang sedang tren. Namun kok ya, saya tidak sempat menjelajahi dua hal itu untuk kembali mengambil foto. Melihat-lihat foto-foto yang pernah diambil merasa tidak ada yang sesuai di hati. Akhirnya, saya memutuskan untuk menulis mengenai Gereja Katedral Jakarta. Kebetulan saya sering berkunjung ke situ. Bukannya saya fanatik mengenai hal yang berkaitan dengan ini. Namun, gereja ini saya pikir menjadi ikon budaya di Jakarta juga karena menjadi salah satu cagar budaya. Bukan hanya anak-anak sekolah dari luar Jakarta yang mengadakan study tour ke Jakarta menyempatkan singgah di situ. Akan tetapi, turis dari manca negara baik dari Timur Tengah, Asia, maupun Eropa mampir melihat Gereja Katedral Jakarta dan menyempatkan berfoto di depannya. Selain menjadi ikon budaya, Gereja ini juga menjadi simbol toleransi beragama di Indonesia. Hal itu karena Gereja Katedral Jakarta bersebelahan dengan Masjid Istiqal, salah satu masjid besar di Jakarta. Kedua pimpinan umat beragama dua agama tersebut sering saling silaturahmi. Kalau ada kegiatan budaya di Gereja Katedral seperti video maping peristiwa sejarah Sumpah Pemuda, yang menggunakan Gedung gereja sebagai media menembakkan laser video mapingnya, atau pementasan wayang kulit semalam suntuk, pasti dihadiri Imam besar Masjid Istiqal atau perwakilannya. Demikian juga ketika Idul Adha, Pastur Paroki Katedral berkunjung dengan membawa oleh-oleh sapi untuk bisa menambah hewan kurban.

Ya, Gereja Katedral yang sekarang bisa dinikmati ini diresmikan tahun 1901. Gereja ini merupakan gereja Katolik Roma. Arsitek dari gereja itu adalah Ir. MJ Hulswit. Gereja ini bergaya arsitektur Neo Gotik dari Eropa, yakni arsitektur yang lazim digunakan untuk membangun Gedung gereja beberapa abad lalu. Gedung gereja ini sebenarnya bukanlah gereja yang asli. Yang Asli diresmikan tahun 1810. Namun, pada 27 Juli 1826 gedung gereja itu terbakar bersama rumah-rumah penduduk di sekitar saat ada kebakaran besar. Gereja itu sempat roboh sehingga direnovasi kembali menjadi seperti yang sekarang bisa dinikmati. Sebenarnya nama resmi gereja ini adalah Gereja Santa Maria Diangkat Ke Surga. Gereja ini dirancang oleh Pastor Antonius Dijkmans SJ. Masuk wilayah Keuskupan Agung Jakarta.

Bangunan gereja Katedral Jakarta yang berlokasi Jalan Pos nomor 7, Jakarta Pusat ini memiliki tiga Menara, yaitu Menara Benteng Daud, Menara Gading, dan Menara Angelus Dei. Menara-menara ini terbuat dari besi. Di Menara-menara tersebut terpasang lonceng gereja yang salah satunya sering dibunyikan untuk menandai waktu doa Angelus atau saat ibadah. Di halaman gereja ke arah lapangan Banteng terdapat Patung Kristus Raja. Pintu masuk utama terdapat patung Maria yang bertuliskan “Beatam Me Dicentes Omnes” yang berarti “semua keturunan menyebut aku bahagia”. Adapun bila kita masuk ke dalamnya, kita bisa melihat interior yang klasik dan apik. Interior tersebut berupa patung pieta, menggambarkan Maria yang memangku Jasad Yesus setelah diturunkan dari salib, Mimbar Pengetahuan, Pipa orgel, lukisan foto uskup, patung Ignatius de Loyola, patung Franciscus Xaverius, Bejana Pemandian, Altar utama yang berhiaskan relief12 rasul Yesus, Altar Maria, dan Altar Santo Yosep, yang semuanya diukir secara klasik.

Kalau kita keluar lewat pintu sebelah kiri kita akan menjumpai museum Katedral. Museum ini tadinya di balkon gereja. Museum ini bisa dikunjungi hari Selasa-Sabtu pukul 10.00-16.00, serta hari Minggu mulai pukul 12.00-16.00 WIB tanpa dipungut biaya. Yang ingin tahu lebih banyak mengenai sejarah Gereja Katedral Jakarta bisa mengunjungi museum tersebut. Di depan museum agak ke kiri terdapat Gua Maria yang bentuk fisiknya seperti Goa Maria di Lourdes Perancis. Beberapa tahun lalu di samping pintu keluar sebelah kiri dibangun dengan megah patung burung garuda sebagai ikon lambang negara Garuda Pancasila.

Siapa pun tak terkecuali, dari negara manapun, agama apapun bisa mengunjungi Gereja Katedral Jakarta. Tentu saja akan diizinkan masuk ke dalam gerejanya apabila sedang tidak ada misa. Atau menunggu usai misa. Pada masa pandemi ini gereja sudah mulai dibuka untuk umum dengan menerapkan protocol Kesehatan ketat, seperti harus menggunakan masker, mencuci tangan di tempat yang disediakan, dan melakukan scan barcode peduli lindungi. Sebelum ke Gereja Katedral bisa melakukan jogging track dahulu di Lapangan Banteng yang sangat asri. Untuk saudara yang beragama muslim bisa lanjut ibadah ke Mesjid Istiqal. Sekarang sudah dibangun terowongan silaturahmi yang menghubungkan Gereja Katedral dengan Masjid Istiqal. Jadi tidak perlu menyeberang jalan. Kalau perlu oleh-oleh bisa mampir ke Pasar Baru untuk berbelanja atau mencari makan siang. Sebelum menyeberang ke Pasar Baru bisa mengunjungi Museum Filateli yang lokasinya ke arah bagian belakang Katedral, di samping sekolah Santa Ursula. Jadi, di sekitar Gereja Katedral depannya Masjid Istiqal, belakang ada Sekolah Santa Ursula Kantor POS besar, Gedung Kesenian Jakarta, sebelah Kanan Lapangan Banteng, dan Sebelah kiri berseberangan dengan Gedung Kesenian Jakarta Pasar Baru. Untuk datang ke situ bisa naik kereta, turun Stasiun Pasar Senen atau Gambir. Bisa juga naik pesawat kemudian naik bus Damri turun di Gambir. Di sekitar Gereja Katedral banyak terdapat hotel-hotel besar dan kecil yang bisa dipilih. Berkunjung cukup sehari, tetapi lengkap pengalaman, baik pengalaman rohani maupun jasmani. Masih ada waktu tersisa? Wisatawan bisa berkeliling Jakarta hingga Kota Tua dengan bus wisata yang gratis. Tinggal menunggu di depan Istiqal seberang Gereja Katedral. Lengkap kan? Murmer lagi, alias murah meriah. Penasaran? Silakan bertandang.

Catatan Referensi informasi dilengkapi dari: id.m.wikipedia.org, https://id.m.wikipedia.org

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasannya keren

24 Sep
Balas



search

New Post