Oleh : Emi Indra

“Waktu yang tak terisi dengan kebaikan, sangat rawan terisi oleh keburukan. Waktu yang tidak disibukkan dengan hal produktif, sangat rawan terisi oleh hal-hal destruktif”. ( Ahmad Rifa’i )

Siapa saja yang berhasil memanen pasti diawali dengan menabur benih. Siapa yang saat ini menikmati keberhasilan pasti pernah merasakan repotnya dalam meraih keberhasilan dan sudah pasti banyak tantangan.

Mau kerja keras, mau repot, mau capek, mau pusing, dan mau menghadapi tantangan, itu semua adalah perjuangan yang penuh pengorbanan untuk meraih kesuksesan besar. Itu semua dilakukan Karena berani bergerak untuk perubahan.

Karakter manusia super adalah selalu bergerak cepat seperti kijang pilihan. Kijang pilihan selalu mempunyai karakter super, yaitu berlari sebelum srigala bangun. Serigala sangat rakus pada kijang yang malas. Dia tidak akan memberi secelah kesempatan apa pun pada kijang yang tidak mempunyai etos. Karena serigala sangat keras dalam persaingan untuk mempertahankan hidupnya maka dia sering membawa konotasi bahwa dunia hewan adalah kejam.

Manusia super laksana kijang pilihan. Dia melakukan seribu langkah sebelum orang lain memikirkannya. Dia sudah mengambil keputusan berani untuk memulai sebuah langkah sebelum orang lain memercayai keampuhan langkahnya.

Bergerak untuk perubahan menjadi bagian penting dalam diri, bagi siapa yang ingin meraih kesuksesan gemilang. Tidak ada kesuksesan yang diraih dengan instan dan tanpa ada peergerakan. Semua harus dilalui dengan proses yang panjang walaupun di dalamnya pasti banyak tantangan yang harus dilalui. Bergerak sebagai tanda bahwa langkah berani sudah dimulai.

Tak ada yang bisa didapat dengan diam. Sungai yang airnya diam akan keruh. Orang disebut berenang karena ia bergerak. Jika perenang memutuskan diam dalam air, maka ia sebenarnya sedang memutuskan untuk tenggelam. Burung yang tak mau berankjak dari sarangnya tak dapat makan. Ikan yang tak mau berenang ke sana kemari tak akan dapat santapan. Bergerak merupakan ciri mahluk hidup. Bahkan diam kerap kali membawa dampak yang membahayakan. Waktu yang tak terisi dengan kebaikan dan disibukkan, sangat rawan terisi oleh keburukan.

Kecepatan dalam bergerak salah satu ciri manusia super, tradisi lambat atau memperlambat dan iklim menunda pekerjaan jauh dari manusia super. Menunda-nunda pekerjaan merupakan penghambat untuk maju. Menyegerakan pekerjaan dan cepat dalam menyelesaikannya adalah tradisi para manusia super yang penuh semangat dalam menyambut masa depan.

Banyak waktu terbuang karena kita mempunyai kesenangan untuk menggeser waktu ke belakang. Kita sering beranggapan bahwa di kemudian hari kita mempunyai waktu yang longgar sehingga kita dapat mengerjakan dengan leluasa dan santai. Kita terkadang lupa memikirkan bahwa pekerjaan dikemudian hari akan beranak, bercucu, dan bercicit.

Menunda pekerjaan hari ini sama dengan melipat kuadratkan pekerjaaan dikemudian hari. Menunda pekerjaan dua minggu depan berarti menunda kesuksesan di waktu yang juga tidak menentu. Menunda bukan karakter orang super. Besok adalah bukan hari ini dan kemarin juga bukan hari ini.

Resiko dari kinerja yang lambat adalah harus legowo menjadi penonton yang baik dalam menikmati kesuksesan kompetitor yang selalu mengutamakan kecepatan dalam bergerak. Cepat bukan tergesa-gesa. Cepat adalah terukur dan terjadwal dengan baik sehingga menghasilkan kinerja maksimal.

T354H74

Palu, 14 Maret 2022