Emi Indra

Lahir di desa Soni 13 Juli 1972. Punya anak semata wayang. Mengajar di SMPN 1 Palu. ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Budaya Bodoh Amat!

Oleh : Emi Indra

Penilain “baik” itu relatif, tergantung siapa yang memandang dan merasakan. Baik menurut kita belum tentu baik menurut orang lain. Tak perlu terlalu risau ‘apa kata orang’, tak perlu membandingkan-bandingkan diri kita dengan orang lain, karena setiap orang punya kelebihan masing-masing.

Satu-satunya parameter untuk menilai kemajuan kita adalah dibandingkan dengan diri sendiri. Apakah yang kita sekarang ini lebih baik dari yang kemarin? Manakah sifat yang menghambat kemajuan kita? enyahkan segera. Dan mana pula keunggulan pribadi yang belum kita bangun? lakukan segera.

Tak ada yang paling menghambat kemajuan kita, melebihi rasa kurang percaya diri kita sendiri. Tak ada yang lebih menahan kita untuk berhasil, selain karena tidak ada keberanian dari dalam diri. Karena setiap akan berbuat selalu dihantui dengan ‘apa kata orang?’

Apakah kita termasuk pribadi yang sangat peduli dengan pendapat orang lain terhadap kehidupan kita? atau apakah kita pribadi yang sangat ge-er sehingga merasa kita jadi pusat perhatian banyak orang? atau apakah kita hidup selalu membutuhkan pengakuan, perhatian dan penghargaan? Jika ini yang menghinggapi batin kita, maka bersiap-siaplah untuk sakit hati. Karena perasaan ini sangat menyiksa batin dan membuat produktivitas hidup kita bermasalah.

Kalau kita sibuk mengurusi apa ‘kata orang’ tentang diri kita, maka tidak ada habis-habisnya. Hidup kita jadi tersiksa. Karena setiap orang memiliki persepsi berbeda dan mustahil kita bisa menuruti semuanya. Sebab sehebat apa pun kita pasti ada yang tidak suka. Dan kita tak punya kuasa untuk memaksa orang lain menyukai diri kita. Kadang ada yang menilai diri kita dari cerita orang lain tanpa pernah merasakan dan melihat langsung siapa diri kita.

Tak perlu kita terlalu khawatir dengan ‘apa kata orang?’, memutuskan sesuatu dengan pertimbangan ‘apa kata orang?’. Mulut orang lain menjadi penentu kebahagiaan. Berharap semua yang dilakukannya berbalas hal yang sama dari orang lain. Mati-matian melakukan apa pun demi mengesankan orang lain.

Jadilah yang terbaik bukan demi orang lain, tapi karena kita adalah manusia yang yang harus bertumbuh lebih baik dari sebelumnya. Karena orang yang hidupnya sama dengan hari ini berarti dia merugi. Agar kita tidak tergolong merugi maka marilah kita berprestasi dan menghebatkan diri sendiri bukan untuk bangga-banggaan atau terlihat hebat di hadapan orang lain tapi karena ungkapan syukur kita kepada Allah atas potensi luar biasa. Kita daya gunakan potensi tersebut sebagai bentuk terima kasih kita kepada Sang Maha Pemberi.

Jangan fokus kepada perkataan yang tak pantas untuk didengar, karena kita akan mampu menyenangkan hati semua orang, sekuat apapun diri kita. Berhentilah untuk menjelaskan dan membuktikan diri kita di depan orang lain. Seperti ungkapan dari Ali bin Abi Thalib “Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun. Karena yang menyukaimu tidak membutuhkan itu, dan yang membencimu tidak mempercayai itu.”

Setiap orang, menilai kita berdasarkan pengalaman dan pemahaman yang berbeda. Tetaplah nyaman dengan diri kita yang nyata, tanpa kita sibuk mengenakan berbagai topeng hanya untuk disukai oleh semua orang atau sibuk mencari pengakuan. Tetap tingkatkan kwalitas diri karena kita memang ingin hidup mandiri, bukan agar terlihat hebat di mata orang lain. Karena kehebatan tidak butuh pengakuan.

Teruslah berbuat sesuai kemampuan kita tanpa harus mengejar penilaian orang lain terhadap segala yang kita kerjakan. Yang kita risaukan adalah “ Allah Ridha atau tidak”, yang disedihkan bukan penilaian manusia tapi yang dikhawatirak adalah “Amalanku diterima atau tidak.” Buang jauh-jauh rasa tidak percaya diri dan rendah diri. Menjadilah pemenang versi diri sendiri setelah mampu mengalahkan semua sifat yang menghambat untuk sukses, baik sukses di dunia maupun sukses di akhirat.

Jangan risau atas penilaian manusia, karena penilaian manusia sangat subjektif. Yang sejati penilaian adalah penilaian Allah atas diri kita. Asal Allah suka, sudah cukup buat kita. Berbuatlah dengan penuh keihlasan karena kita yang paling bertanggung jawab dengan aktivitas kita, karena kunci dari semua aktivitas ada ihlas. Orang yang ihlas akan selalu berbuat meski tidak ada orang yang melihat atau menghargai. Bahkan lebih nyaman berbuat atau beramal ketika tak ada orang yang melihatnya.

Salah satu tanda orang ihlas adalah ketika rekening tabungan kebaikan yang dirahasiakan lebih banyak dari pada yang terlihat oleh orang lain. Karena biasanya, ketika kita berbuat baik di hadapan manusia terkadang muncul sifat riya’, yang mengerjakan semua kebaikan hanya untuk mendapatkan pujian dan sanjungan dari orang lain. Rela menukar semua kebaikannya hanya dengan sekeping penghormatan dan pujian dari manusia. Inilah perbuatan yang sangat merugi.

Orang yang ihlas tak butuh dikenal namanya oleh seantero dunia. Untuk apa dikenal sebagai manusia hebat oleh penduduk bumi jika kelak setelah kematian hanya mendapat siksa. Dia menyadari bahwa apalah arti dikenal oleh semua orang jika di akhirat tak dikenal oleh Allah, hanya menjadi manusia yang paling hina.

Tidak perlu membanding-banding diri kita dengan orang lain karena masing-masing punya garis hidup dan rezeki yang sudah ditentukan. Yang kita miliki terasa indah saat kita, berhenti melirik punya orang lain. Jangan selalu melihat rumput tetangga lebih hijau, mari kita memupuk rumput kita sendiri agar bisa sehijau dengan milik tetangga. Sadarilah bahwa perjalanan hidup yang kita lalui adalah skenario terbaik yang dihadiakan Allah untuk kita. Allah tidak pernah salah menakdirkan.

Yang paling penting dalam hidup ini adalah memperbaiki diri dan melakukan yang terbaik. Hanya berharap pengakuan, perhatian, penghargaan dan kasih sayang, hanya dariNya saja.

Bergeraklah, berbuatlah, believe in yourself.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post