Emi Indra

Lahir di desa Soni 13 Juli 1972. Punya anak semata wayang. Mengajar di SMPN 1 Palu. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Gara-Gara Surat

Gara-Gara Surat

Gara-gara Surat

Oleh: Emi Indra

Aku kuatkan kaki melangkah ke rumah Shifa. Tak masalah jika nanti dia akan menghadangku dengan amukan badai. Kekhawatiranku ini sangat beralasan, bayang-bayang amarah itu masih berdesak-desakan di pikiranku dari tadi malam. Tak seharusnya dia membuka surat itu, tapi gara-gara Ratih akhirnya semua kedokku terbongkar. Sedikit pun tak ada niatku untuk membuat mata beningnya itu seketika meletupkan bara api. Aku harus menjelaskan apa adanya.

“Assalamu alaikum,” Kuucapkan salam dengan jantung yang berdegup kencang sambil mengetok pintu rumah Shifa.

Tak ada jawaban dari dalam, mungkin tuan rumah tidak mendengar salam yang kuucapkan. Aku mencoba kembali mengetuk pintu.

“Shifa … Tolong buka pintunya, aku akan menjelaskan semuanya, Shifa.” suaraku terdengar terbata-bata.

“Kamu brengsek! tega-teganya kamu menyakitiku, Aku tak menyangka kamu sekejam itu!” teriak Shifa dari dalam rumah.

“Tolong buka dong Shifa, akan aku jelaskan semuanya perihal surat itu,” jawabku dengan suara memelas.

Shifa akhirnya membuka pintu dengan kasar dan tatapan netranya yang menyala bak bohlam yang 100 watt.

“Shifa … Aku mohon maaf, surat itu sudah lama aku tulis, sebelum kita jadian. Ini semua gara-gara Ratih yang datang ke rumahku dan membuka-buka kotak surat di kamarku, ternyata surat itu diam-diam ia masukkan ke dalam tasnya lalu memberikanmu,” Aku menjelaskan panjang lebar ke Shifa dengan harapan Shifa bisa menerima penjelasanku.

“Apa benar itu penjelasanmu?” tanya Shifa dengan nada suara yang mulai menurunkan.

“Ia benar, aku berkata apa adanya, jika tidak percaya, lihat tanggal suratnya,” jawabku dengan semangat. Aku mulai agak lega karena Shifa sudah terlihat cerah, tidak seperti saat dia membukakan pintu.

“Baiklah, aku berikan kesempatan kepadamu untuk melanjutkan hubungan kita, tapi ingat, jika kamu menyakitiku sekali aja, maka hubungan kita langsung bubar,” Shifa menjawab dengan tegas.

Shifa kemudian mempersilahkan aku masuk ke rumahnya. Kesalah fahaman sering terjadi akibat mis komunikasi.

Tagur 365H68

Palu, 09 Maret 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post