“Semua orang menginginkan kesuksesan, namun tidak semua orang bisa sukses”

Sukses adalah cita-cita semua orang. Tak ada manusia yang tidak menginginkan sukses. Seorang pelajar mengingin sukses dalam belajar. Seorang guru ingin sukses mengajar. Seorang pedagang menginginkan sukses dalam berdagang. Dokter ingin sukses dalam menyembuhkan pasien. Orang sakit ingin sukses dengan kesembuhannya.

Jika semua kita ingin sukses, lalu mengapa sebagian masih ada yang gagal? Kemungkinan dari kegagalan disebabkan oleh ketidak tahuan tips dalam meraih kesuksesan. Boleh juga, ia tahu tips menuju sukses, namun kurang sabar dalam menjalani proses untuk sukses. Karena sukses melalui proses yang panjang dan penuh perjuangan.

Penyebab terbesarnya dari ketidak suksesan adalah kurangnya sikap sabar dalam menjalani proses dalam meraih mimpi dan keinginan. Banyak siswa mengetahui bahwa belajar merupakan jalan tol meraih nilai tinggi, namun tidak semua siswa mau melakukan proses itu. Berbagai alasan dilontarkan untuk menghindari aktivitas belajar. Capek, mengantuk, nantilah, bosan, jenuh, dan berbagai dalih mereka jadikan tameng untuk tidak belajar. Ini menunjukkan tingkat kesabaran dalam jiwanya sangat rendah. Akibatnya, semangat dalam meraih kesuksesan tergerus dengan hal-hal sepele.

Orang sukses secara fisik bukanlah manusia super. Mereka memiliki organ tubuh sama dengan kita. Lalu apakah yang membedakan antara orang sukses dengan tidak? salah satunya karena perbedaan strata kesabaran pada jiwa mereka.

Orang sukses bukan tidak pernah gagal. Namun, kegagalan dijadikan media untuk memperbaiki diri dalam perjalannya menuju puncak kesuksesan. Sedangkan orang gagal, menjadikan kegagalan sebagi bencana. Orang sukses menjadikan kegagalan sebagai batu loncatan, sedangkan orang gagal menjadikannya sebagai batu sandungan. Orang sukses menyikapi masalah dengan kesabaran, sedang orang gagal menyikapinya dengan keluhan.

Orang sukses menjadikan tantangan sebagai peluang. Bukan menjadikannya masalah. Orang sukses saat gagal, mencari ancang-ancang untuk lompatan lebih tinggi. Sebaliknya, orang yang ber mindset gagal, menjadikan kegagalan sebagai jalan terakhir. Tak ada lagi kata mencoba kembali.

Mari kita ber-mindset sukses agar segala masalah yang datang disikapi dengan kesabaran. Selalu menyakini bahwa takdir muallaq selalu menunggu usaha manusia untuk mengubahnya.

Palu, 06 Januari 2022