Oleh: Emi Indra

“Dua hal di dunia ini yang tak terbatas, alam semesta dan otak manusia” (Einstein)

Pernyataan Einstein tersebut memberi pemahaman kepada kita bahwa kecanggihan digital sekalipun masih tetap kalah dengan otak manusia. Otak manusia seperti alam semesta yang tidak akan pernah habis meskipun dijejali dengan berbagai informasi yang di dapat dari mana pun dan dalam bentuk apa pun.

Nah, pertanyaannya, kita sudah belajar dengan sekuat tenaga, tapi hasilnya kok masih belum maksimal? Apa otak kita diciptakan berbeda dengan Einstein? Menurut hasil penelitian Dr. Terence Hines dari Pace University, New York dalam Tendi Murti (2020), mengatakan bahwa tidak ada yang istimewa dari otak Eintein dibanding dengan otak manusia lainnya. Hanya saja otak Einstein memiliki lipatan Cerebal Cortex yang jauh lebih rumit dibanding otak yang lainnya.

Para ilmuwan menyakini bahwa semakin banyak lipatan dalam otak maka akan semakin memungkinkan lebih banyak koneksi antar sel otak. Semakin banyak koneksi mencirikan bahwa hal tersebut adalah proses mental dari si empunya otak.

Dari hasil penelitian tersebut memberikan pemahaman bahwa semakin kita pakai otak kita untuk membaca, berpikir, dan kegiatan positif lainnya, maka kita semakin cerdas. Jadi yang membedakan otak kita dengan Eistein adalah cara penggunaan otaknya. Artinya, potensi yang kita miliki sama dengan Einstein, potensi menjadi orang yang cerdas.

Jadi otak merupakan aset yang sangat mahal yang kita punyai. Tanpa otak, tidak akan ada komputer atau alat canggih lainnya. Oleh karenanya, marilah kita pelihara otak kita dengan ilmu-ilmu yang bermanfaat, misalnya membaca buku dan menulis.

T-365H-65

Palu, 06 Maret 2022