Emi Indra

Lahir di desa Soni 13 Juli 1972. Punya anak semata wayang. Mengajar di SMPN 1 Palu. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Mau Sukses? Bag 2

Mau Sukses? Bag 2

Oleh: Emi Indra

“Semua orang bisa sukses, asalkan ia mau. Sukses tidak segampang membalikkan telapak tangan. Sukses butuh perjuangan dan doa. Selembar ijazah dengan sederatan angka bukanlah jaminan untuk seseorang menjadi orang sukses.”

Awalnya, saya salah satu orang tua yang sangat mengagungkan prestasi akademik. Bagi saya, nilai di laporan pendidikan sebagai indikator kehebatan seorang anak. Akhirnya, saya memaksakan anak saya untuk mengikuti pelajaran tambahan di luar sekolahnya. Ini semata-mata karena saya ingin anak saya hebat di bidang akademik.

Keinginan saya tidak sesuai dengan keinginan anak saya. Anak saya lebih tertarik di bidang non akademik. Sebagai Ibu, saya tetap kekeh pada pendirian untuk menjadikan anak saya hebat di bidang akademik.

Semakin saya paksakan keinginan, anak semakin memberontak, namun memberontaknya tidak terang-terangan. Ia secara diam-diam menyalurkan hobinya di bidang seni. Tanpa sepengetahuan saya, Ia belajar musik di Taman Budaya Golni Palu. Di situlah Ia mengasah kemampuannya. Berbagai macam alat kesenian ia pelajari. Mulai dari gimba, lalove, suling, kakula, teku-teku, gendang, dan gitar.

Prestasi akademik di sekolah biasa-biasa saja, bahkan beberapa mata pelajaran mendapatkan nilai di bawah nilai KKM. Tak jarang saya naik pitam dengan perolehan nilainya di sekolah. Pernah suatu hari, saya diberi tahu oleh wali kelasnya saat Ia kelas VIII SMP bahwa anak saya di kelas cuma main gitar dan main bola jika tidak ada guru. Betapa sedihnya mendengarkan penyampaian wali kelasnya. Saya jadi mengintrrospeksi diri sebagai seorang guru. Anak orang saya perbaiki, tapi anaknya saya justru tidak sesuai harapan.

Perilakunya berubah ketika naik kelas IX. Perhatiannya ke mata pelajaran meningkat. Nilai-nilainya juga sudah di atas KKM. Kebiasaannya bermain musik sudah ia kurangi. Tinggal sekali-sekali pergi latihan.

Ketika masuk SMA, perhatian ke matapelajaran semakin diseriusi. Apalagi Ia sekolah di salah satu SMA swasta yang semua siswanya serius dalam belajar. Nilai-nilainya semakin bagus. Lingkungan belajar dan guru sangat memberi pengaruh besar dalam motivasi belajar.

Jadi jangan langsung men-judge siswa yang saat SMP terlihat nakal dan acuh terhadap pelajaran sebagai anak yang tidak sukses di masa depannya. Boleh jadi karena lingkungan belajarnya atau gurunya yang mengajar yang tidak menarik sehingga anak-anak bosan dan tidak bergairah belajar.

Banyak contoh yang kita dapati. Ketika ia sekolah, prestasinya biasa-biasa saja, tidak pernah mengerjakan PR, selalu dipanggil ke ruangan BK, hampir semua guru buang handuk saat mengajar di kelasnya. Saat memasuk dunia kerja, ternyata Ialah yang duluan menjadi orang sukses. Jadi tidak ada jaminan nilai-nilai raport menjadi indikator kesuksesan seseorang.

Menjadi sukses adalah pilihan. Ketika kita mau berlelah-lelah dalam berusaha, maka apa yang dicita-citakan akan menjadi milik kita. Sebaliknya, jika hanya berpangku tangan dan berdiam diri menanti jatuhnya sukses dari langit, maka jangan bermimpi untuk sukses.

Lalu bagaimana resep anak muda untuk menjadi sukses? Dalam buku Ahmad Rifa’i Rif’an (2020) menyebutkan:

1. Jangan takut untuk mencoba hal-hal baru

Banyak anak muda takut untuk mencoba sesuatu yang baru. Ketika ditawarkan sesuatu tantangan dalam pekerjaan, yang lebih dulu keluar dari mulutnya “saya tidak bisa! saya masih muda!”. Saat ada peluang dan kesempatan untuk berbuat sesuatu yang hebat, saat ada momentum berprestasi, saat ada kesempatan untuk tampil, mereka malah angkat tangan, padahal belum dicoba.

Anak muda yang selalu berani mencoba hal baru dan hebat, merekalah pemilik masa depan. Selalu mengambil peluang dan kesempatan sekecil apa pun, tidak menyia-nyiakan kesempatan, karena menurutnya, kesempatan tidak akan datang dua kali. Kalau sudah memiliki keberanian mencoba hal baru yang ditemui dalam hidupnya, itulah yang menjadi bekalnya dalam meraih sukses.

2. Jangan malu dan gengsi melakukan hal yang baik.

Ada banyak anak muda yang gengsi dalam berbuat kebaikan bahkan malu jika tidak bisa tampil seperti teman-temannya yang kaya. Yang lebih parah, malu pergi salat berjamaaah.

Saya jempol anak muda yang tidak gengsi berjualan sambil kuliah atau sekolah. Bahkan tidak malu membawa jualannya di kampus atau sekolah. Perilaku ini sangat menunjang kesuksesannya di masa depan. Selain bisa membantu orang tuanya juga belajar sejak dini ilmu bisnis, belajar percaya diri, belajar mandiri, dan belajar bekerja keras.

3. Targetkan Mimpi yang Dahsyat

Tentang kehebatan mimpi, saya sudah mengulasnya di chapter yang lain. Saya sangat percaya kehebatan sebuah mimpi. Ketika anak saya duduk di kelas bangku SMA kelas IX, saya mengarahkan untuk menuliskan mimpi-mimpinya. Saran saya dituruti oleh anak saya.

Ketika suatu pagi saya masuk di kamarnya, saya tertarik dengan selembar kertas yang di tempel di pintu lemarinya. Ternyata kertas itu berisi list mimpi. Dari list itu, yang Ia tulis di nomor satu yaitu berangkat ke Jepang. Disusul beberapa negara dan keinginan-keinginan lainnya.

Sejak menuliskan list mimpinya, saya melihat perubahan yang siginifikan pada perilaku belajarnya. Saat masuk di perguruan tinggi pada semester 3, mimpinya ke Jepang benar-benar terealisasi. Selanjutnya ke beberapa negara yang ia tuliskan.

Satu hal yang perlu diperhatikan ketika sudah menuliskan list mimpi, jangan tidur dengan list mimpinya tapi bergeraklah, actionlah untuk menggapai mimpinya. Belajarlah dengan sungguh-sungguh jangan hanya belajar ilmu yang di pelajari di bangku kuliah, belajar juga ilmu-ilmu yang mendukung di dunia kerja. Skill sangat penting ketika memasuki dunia kerja.

Jadi jangan takut menargetkan mimpi yang dahsyat karena semesta akan bekerja untuk mewujudkannya.

4. Bergaullah dengan Cerdas

Berteman boleh dengan siapa saja, namun perlu memilih dan memilah teman pergaulan. Teman bergaul sangat mempengaruhi karakter dan aktivitas kita. Bertemanlah dengan orang-orang hebat yang cerdas memanage waktunya yang menjadi penyemangat dan memiliki akhlakul karimah. Berkawanlah dengan orang-orang yang tidak semata hanya memiliki visi dunia saja, namun juga memiliki visi akhirat.

Carilah teman yang bisa mengajakmu sukses di dunia dan selamat di akhirat. Teman yang selalu ada baik di waktu susah mau pun waktu senang. Ia yang akan mendukung kesuksesanmu dan menjadi penasehat jika salah dalam melangkah. Bukan teman yang hanya datang saat ia butuh, dan pergi setelah ia tidak membutuhkan kita.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post