Emi Indra

Lahir di desa Soni 13 Juli 1972. Punya anak semata wayang. Mengajar di SMPN 1 Palu. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
MENGGANTUNG IJAZAH (Bagian 4)
Dok Pribadi

MENGGANTUNG IJAZAH (Bagian 4)

Menggantung Ijazah (Bagian 4)

Oleh: Emi Indra

Setahun sudah kujalani kuliah. Rasa keenganan kuliah di daerahku sendiri sedikit demi sedikit telah terkikis. Aku mulai semangat mengikuti kuliah. Karena aku merasa di jurusan elektro tidak menantang, kuusulkan ke Ibu untuk pindah jurusan. Ibu menyerahkan sepenuhnya ke aku. Akhirnya aku pindah ke jurusan sipil. Di sipil aku tertantang untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen.

Pada saat libur semester, Ibu menyuruhku kursus bahasa Inggris di Kampung Inggris, Pare, Kediri. Uang gaji 13 yang Ibu terima, semuanya diserahkan untuk biaya kursus selama sebulan. Kesempatan ini tidak aku sia-siakan. Aku berselancar di internet untuk mencari info tempat kursus yang bagus di Pare. Kuputuskan untuk belajar di Brillian Course. Di Pare-lah, aku menemukan jati diriku. Aku banyak belajar dan termotivasi dari teman-teman seangkatan maupun dari mentorku.

Di Pare juga, aku mencoba mendaftar pertukaran pemuda ke Jepang. Mentorku yang mengajari menulis esai. Aku baru menyadari betapa penting membaca dan belajar dengan giat. Di kampus, aku merasa “bisa” dibanding dengan teman-teman, ternyata setelah aku keluar, aku tidak ada apa-apanya. Aku seperti katak dalam tempurung. Semangat belajar dan membaca semangin menggebu-gebu. Sisa uang dari kursus, kuhabiskan untuk membeli buku. Kini aku akrab dengan buku, buku yang berbahasa Inggris lagi. Dua tahun berturut-turut, Ibu memberikan gaji 13-nya untuk dipergunakan kursus di Pare.

Berkat keikut sertaanku kursus di Pare, aku lolos mengikuti pertukaran pemuda di Jepang, pada program Japan Autum Youth Culture Tour and Studies (Osaka, Kobe, dan Kyoto) pada tahun 2016. Kelolosanku ke Jepang kusampaikan di kampus. Dekanku sangat bangga dengan pencapaianku, apalagi membawa nama kampus. Aku mendapat reward dari kampus dengan memberiku uang saku. Ya, lumayanlah untuk membeli buah tangan.

Keberangkatanku ke Jepang adalah awal kakiku melangkah untuk melihat dunia luar. Tak berhenti sampai di Jepang, aku semakin gila mengikitu berbagai program yang ditawarkan di berbagai media. Kemampuanku dalam berbahasa Inggris membuatku semakin percaya diri. Dua tahun berikutnya, tahun 2018, aku lolos pada kegiatan “Asean India Student Exchange Program (AISEP)” di India. Tahun 2019, aku lolos lagi pada kegiatan International Wonderful Education di Malaysia dan Thailand. Di tahun yang sama, aku lolos pada program Asean Youth Volunteer Program di Kualalumpur dan Posgob Village, lanjut ke Thailand pada program Asean Foundation Model ASEAN Meeting.

Di samping keberangkatanku mewali Indonesia, aku juga sudah mengelilingi 6 Negara dengan “Solo Backpacking” dengan modal 7 juta selama 1,5 bulan. Pada akhir tahun 2019, aku mencoba Busines Trip ke Jeju Island, South Korea.

Tagur 356-Hari 49

Palu, 18 Februari 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tulisan yang sangat menginspirasi

18 Feb
Balas

Kisah yang keren dan menginspurasi...salam sehat dan sukses selalu Bun

18 Feb
Balas



search

New Post