Emi Indra

Lahir di desa Soni 13 Juli 1972. Punya anak semata wayang. Mengajar di SMPN 1 Palu. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
MENGGANTUNG IJAZAH (Bagian 5)

MENGGANTUNG IJAZAH (Bagian 5)

Menggantung Ijazah (Bagian 5)

Oleh: Emi Indra

Dari pencaapaian yang telah aku raih, kini orang tuaku tidak lagi mempermasalahkan prestasi akaademik. Di kampus aku pun telah membuktikan prestaasiku. Selama kuliah, aku selalu mendapatkan beasiswa prestasi.

Kuliah di tekhnik sipil susah-susah gampang. Tugas-tugas yang diberikan dosen, semuanya bisa diselesaikan. Yang jadi persoalan, dosennya yang tidak pernah ke kampus. Apa lagi saat pandemi, aku hampir berputus asa dalam menyelesaikan kuliah. Dosen pembimbing skripsiku sangat susah ditemui. Di chat, tidak dibalas. Ditelepon tidak diangkat. Ke rumhanya, dia tidak ada. Di email, tidak dibuka apalagi dibalas. Aku pernah berniat menikam salah seorang dosenku yang mempimpongku. Dengan kemarahan yang memuncak saat aku pulang kampus, aku menyampaikan niatku ke Ibu.

“Ya Allah, jangan, Nak. Jangan lakukan itu! In Syaa Allah akan dimudahkan, Nak!,” jawab Ibu saat kuutarakan niatku

“Dosennya keterlaluan, Bu. Aku disuruh menemuinya di kampus, dia tidak ada. Dicari di rumahnya juga tidak ada. Itu dosen maunya apa, sih? Aku mau berhenti kuliah saja!. Aku bisa dapat kerjaan tanpa pakai ijazah. Aku juga sudah punya penghasilan sendiri dari hasil foto dan video yang dipesan orang.

“Jangan berhenti kuliah, Nak. Biar cuma selesai S1 saja. Ibu mohon, Nak!” suara ibu serak menandakan ia sedih dengan keinginanku untuk berhenti kuliah.

Saat musibah gempa bumi dan tsunami melanda kotaku, kampus ditutup. Tidak ada perkuliahan. Untuk mengisi waktu, aku mencoba menjadi relawan di Save The Children. Pengalaman yang aku peroleh selama bekerja di NGO ini membuatku semakin percaya diri. Tanpa ijazah pun, aku bisa mendapatkan pekerjaan. Di samping di Save The Children, aku juga mendapat proyek dari Turk Kizilay membuat video untuk menggalang dana dalam rangka membantu korban gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi di Kota Palu, Sigi, dan Donggala. Lumayanlah penghasilannya.

Dari situ aku semakin menekuni passionku. Conten creator, itulah passionku. Aku bisa mengekspresikan kemampuanku di bidang ini. Namun, sebagai pertanggung jawabanku ke orang tua, aku harus menyelesaikan kuliah juga. Kusampaikan ke Ibu, jika dosenku masih mempersulit penyelesaikan studiku, selesai tidak selesai, bulan agustus aku akan ke Bali mencari pekerjaan. Keresahan Ibu akhirnya disampaikan ke salah teman sesama guru agama yang suaminya salah satu dosen di kampus tempatku kuliah.

Alhamdulillah, berkat doa yang dilangitkan kedua orangtuaku siang malam, awal bulan juli tahun 2020 aku diyudisium dengan nilai 3,42. Dengan yudisium, aku terbebas dari kejar-kejaran dengan dosen. Aku tidak mengikuti wisuda karena saat itu masih pandemi jadi ritual wisuda belum dilaksanakan. Sampai sekarang pun aku tidak diwisuda, termasuk ijazahku masih ada di kampus.

Keinginanku menjadi conten creator tidak ditentang orangtuaku. Aku sudah membuktikan ke orangtua, aku bisa bertanggung jawab terhadap keputusanku.

“Kamu lebih tahu apa kemampuanmu, Nak. Ibu sudah mempercayaimu, jalan yang kamu pilih pasti terbaik. Kamu sudah pasti bisa membedakan mana yang baik, mana yang buruk. Hanya satu pesan Ibu, jaga solatmu. Ibu dan Ayah akan selalu mendoakan kesuksesanmu, baik di dunia apalagi di akhirat,” Kata ibu saat kusampaikan akan ke Bali mencari pekerjaan.

Kini aku merantau di Ibukota Negara, bekerja sesuai dengan passionku, yang sangat jauh dari jurusanku ketika kuliah “Tekhnik Sipil.” Aku hanya ingin berpesan “Ketika kuliah, jangan hanya habiskan waktumu rumah-kampus, tapi selingilah diantara rumah-kampus dengan berbagai skill, karena itu akan menjadi bekal yang sangat penting ketika terjun di masyarakat.”

Tamat

Tagur 365-H50

Palu, 19 Februari 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sependapat dengan Bunda Emi, ilmu dari kampus masih mentah harus dari yang lainnya, alhamdulillah sudah sukses

20 Feb
Balas

Wauw...keren. sangat memotivasi bunda. Sukses sllu

19 Feb
Balas

Endingnya sukses. Keren ceritanya. Sukses selalu Bunda.

19 Feb
Balas

Keren ulasannya, salam semangat.

19 Feb
Balas

Hebat Bund kusah ananda. Akhirnya berhasil. Salm sehat dan sukses sll

19 Feb
Balas

Wowo keren, Alhamdulillah sudah Tamat. Semoga selalu sehat dan sukses untuk Bunda Emi.

19 Feb
Balas



search

New Post