MUTIARA DARI PAPUA (Bagian 3)
MUTIARA DARI PAPUA
(Catatan Perjalanan Guru Magang)
Bagian 3
Setiap hari libur, kami menjadwalkan untuk menikmati keindahan Sentani. Keindahan alam dan keberagaman budaya Papua sungguh banyak dan luar biasa. Selama ini saya hanya mendengar dan membaca lewat media. Selama saya di Papua, saya melihat dan merasakan sendiri betapa kaya dan indahnya Papua.
Hari ketiga kedatangan kami di Sentani, dirayakan festival Bahari Tanah Merah. Saya dan teman-teman guru magang setelah pulang sekolah diajak Kabid Dikdas dan ibu Sekda Kab. Jayapura untuk melihat lebih dekat adat istiadat daerah pantai yang ada di Papua. Sepanjang perjalanan menuju tempat kegiatan, kami disuguhi keindahan alam yang tak ada tandingnya. Sungguh luar biasa lukisan Tuhan.
Sampai di tempat festival, saya langsung berucap wow keren....Suasana seperti inilah yang ingin saya lihat secara langsung. Ada satu hal yang membuat saya antara percaya atau tidak, yaitu ada kelompok tari yang menampilkan tarian untuk mendatangkan hujan...dan ternyata setelah selesai tariannya langsung turun hujan deras padahal cuaca pada saat itu panas sekali.
Pada hari-hari selanjutnya hasrat kami untuk menikmati keindahan alam Papua semakin tinggi. Pada hari senin tgl 26 Oktober 2015, kami guru magang kembali menikmati indahnya Papua. Hari itu kami libur. Setiap tanggal 26 Oktober khusus Papua, sekolah dan instansi pemerintah libur untuk memperingati hari Gereja Kristen Indonesia (GKI).
Perjalanan pertama dimulai dengan mengunjungi Mc Arthur Monument Park yang terletak di atas bukit. Monument ini menandakan tempat pendaratan panglima perang dunia kedua, Mc Arthur. Perjalanan menuju Mc Arthur Monument Park yang terletak di Ipar Gunung, memakan waktu hanya 30 menit dari hotel kami. Perjalanan menuju ke puncak bukit sungguhlah seru. Kompleks Ipar Gunung merupakan kompleks militer sangat aman dan tertata rapi.
Perjalanan dilanjutkan ke Kota Jayapura. Perjalanan Sentani – Jayapura ini sangat berkelok – kelok dan patahan – patahan tajam di sepanjang jalan. Sepanjang perjalanan, pemandangan danau Sentani tidak pernah membosankan. Ketika sampai Abepura dan Enthrop, pemandangan teluk Jayapura dan Laut lepas pasifik pun menyambut kami.
Memasuki kota Jayapura, kami melihat neon lights Jayapura City yang berada di bukit dekat pantai. Neon lights Jayapura City dari atas bisa melihat kota Jayapura . Kota Jayapura sendiri sangat kecil, apabila dibandingkan dengan Sentani dan Abepura, kota Jayapura sangat ringkih karena letaknya diapit bukit dan laut. Di Jayapura terkenal dengan nama daerah yang dinamakan ‘Dok’. Karena Jayapura adalah kota teluk dan pelabuhan, dinamai Dok karena diambil dari bahasa inggris “Dock” tempat kapal berlabuh.
Untuk menikmati seluruh keindahan di Papua, waktu 10 hari tidaklah cukup. Sangat singkat rasanya. Belum puas hasrat untuk menikmati keindaahan alam dan berbagi ilmu dengan siswa-siswaku di SMP YPKP Sentani, tapi semuanya harus berakhir. Pemandangan alam yang indah dan keramahan penduduk ketika bercengkrama dengan pendatang membuat saya ingin berlama-lama di sini.
Ingin terus menikmati suasana damai ini, namun karena tugas yang harus dipertanggung jawabkan, maka mau tak mau saya harus berpisah dengan keluarga kecilku di Papua. Pada suatu hari nanti, ingin kukembali di tanah mutiara ini untuk menikmati suasana damai dan tentram. Sungguh perjalanan yang sangat luar biasa dan mengajarkan saya banyak hal.
Palu, 10 Januari 2023
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Sukses selalu, Bunda. Salam literasi