Emi Indra

Lahir di desa Soni 13 Juli 1972. Punya anak semata wayang. Mengajar di SMPN 1 Palu. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pelajaran dari Kupu-Kupu

Pelajaran dari Kupu-Kupu

Oleh: Emi Indra

Kupu-kupu merupakan makhluk yang bisa menjadi guru dalam kehidupan manusia. Serangga ini paling banyak diceritakan orang dalam mengajarkan tentang proses perubahan untuk mencapai puncak keindahan ( kebahagiaan ).

Metamorfosis yang terjadi pada kupu-kupu sangat menakjubkan, meskipun hanya berasal dari ulat yang menggelikan. Namun pada akhirnya berhasil menjadi seekor serangga yang mempunyai sepasang sayap yang sangat indah.

Proses untuk menjadi seekor kupu-kupu cantik ternyata melewati berbagai rintangan untuk keluar dari kepompong. Si kupu-kupu harus merobek-robek cangkang kepompong dari dalam.

Saya pernah membaca sebuah buku yang menceritrakan tentang seorang petani yang menemukan kepompong menempel di ranting pohon jambu miliknya. Pak petani tersebut melihat kepompong bergerak-gerak, ternyata ada seekor kupu-kupu yang berusaha keluar dari cangkang kepompong. Pak petani merasa iba dan akhirnya menggunting kepompong sehingga keluarlah kupu-kupu dengan mudah.

Ternyata setelah kupu-kupu berhasil keluar dengan sayapnya yang indah, kedua sayapnya terlalu kecil dan otomatis si kupu-kupu tidak bisa terbang. Ia hanya mampu berjalan-jalan di tanah.

Dari cerita yang saya baca ini, kita bisa mengambil pelajaran, bahwa sejatinya perjuangan kupu-kupu merobek cangkang sangat berguna untuk mengokohkan kedua sayapnya.

Sungguh sebuah pelajaran yang luar biasa, bahwa setiap manusia harus berjuang, harus mampu merobek kepompong kita sendiri agar mampu terbang jauh mencari rezeki yang Allah telah siapkan.

Keletihan demi keletihan memang sudah semestinya kita lewati. Dalam letihnya bangun di sepertiga malam sebenarnya kita sedang merobek cangkang. Dalam beratnya menuntut ilmu, kitapun sedang merobek cangkang. Dalam lelahnya berpuasa, tilawah, membantu sesama, mencari nafkah, sejatinya kita sedang mengokohkan sayap-sayap kita sendiri.

Nikmatilah prosesnya, bersabarlah dalam melewatinya lalu bertawakallah, maka kita akan merasakan indahnya hidup. Bak pepatah mengatakan “ berakit-rakit dahulu, berenang-renag kemudian. Berlelah-lelah dahulu, bersenang-senang kemudian.

Tagur -365H-61

Palu, 02 Maret 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post