Pura-Pura Sibuk
Oleh : Emi Indra
Sebuah pepatah mengatakan “ Diam adalah Emas “, namun diam dalam arti tidak berkarya bukanlah emas tapi hanyalah kubangan lumpur yang tidak akan dilirik oleh orang lain. Diam membuat kita mati dan bergerak membuat kita hidup.
Apa yang membuat kita diam? Saat tidak ada masalah dalam hidup dan saat kita berada pada zona nyaman. Zona nyaman selalu membuat kita ternina bobokkan, nyaman karena tiap bulan trima gaji, nyaman karena tiap tri wulan trima TPG, nyaman karena sudah golongan IV dll. Situasi seperti ini kerap membuat kita terlena. Begitu terlenanya sehingga kita tidak sadar bahwa kita telah mati.
Bergerak dari ketidak berkarya nyata menjadi orang yang banyak karya, itulah tanda sesorang masih hidup. Untuk menghasilkan karya kita harus mempunyai seni dalam mengatur waktu, karena waktu yang disiapkan oleh Allah 24 jam itu berlaku untuk semua makhluk. Namun penggunaan waktu bagi setiap orang berbeda. Ada yang menghabiskan waktunya seharian tanpa menghasilkan karya, ada yang menunda-nunda waktunya untuk menyelesaikan sebuah karya, ada yang sok sibuk dengan berbagai urusannya, dan ada pula yang mengefesienkan waktunya dengan karya nyata. yang terakhir inilah yang akan keluar sebagai to be the winner.
Rutinitas yang kita jalani setiap hari tidak selalu berjalan mudah dan mendukung kita sehingga kita harus cerdas mengatur waktu dan memenangkan hidup ini. Kesuksesan- kesuksesan besar yang telah diraih oleh seseorang itu tidak terlepas dari cara mereka dalam memanage waktu. Waktu yang tersedia benar-benar dimanfaatkan seefisien mungkin. Itulah sebabnya dalam QS. Al-Asr, Allah bersumpah , “Demi Masa/waktu”. Apa rahasia dibalik ayat tersebut?
Apakah kita merasa kekurangan waktu dalam menjalankan aktifitas kita? Jika jawabannya ia, maka ada yang salah dalam cara kita mengatur diri untuk waktu yang Allah berikan kepada kita. Untuk menjadi seseorang yang sukses itu harus memiliki target. Target inipun harus dibagi dalam rincian skala prioritas dan skala yang bisa ditunda. Skala perioritas inilah yang harus kita selesaikan dalam waktu yang telah kita rencanakan. Sebab jika melakukan hal-hal kecil yang bukan perioritas yang terlebih dahulu maka kita akan terjebak dalam rutinitas yang sebenarnya yang membuat kita tidak beranjak dari posisi kita saat ini.
Waktu yang Allah telah sediakan ini kita pergunakan dengan sebaik-baiknya. Minimal dalam sehari, kita berikan manfaat untuk orang lain. Keberadaan kita ditengah masyarakat/ lingkungan kerja harus memberikan nilai tambah.
“Kita tidak dibayar sesuai waktu kerja kita. Kita dibayar berdasarkan nilai yang kita berikan kepada waktu tersebut” (Jim Rohn )
T365H72
Palu, 13 Maret 2022
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantab idenya, semangat selalu. Salam literasi
sangat berisi, terimakasih.