JAMBU LANGKEH
#tagur_356
JAMBU LANGKEH
oleh : EMILIA TRIAS ANANDA
Sore tadi sepulang sekolah, saya mengitari kebun depan rumah. Melirik-lirik tanaman yang sudah lama tidak saya sapa. Seperti sok sibuk sendiri saya. Padahal berkebun membuat saya sehat. Sehat hati sehat badan tentunya. Entahlah kok setiap sore energy serasa sudah habis saja. Saya lihat ke pohon jambu biji. Ada beberapa buahnya yang masak di pohon. Dengan bantuan suami dan Abdu anak laki-laki kami, saya tunggu jambu itu dengan senang hati.
Jambu sudah diambil tapi belum saya makan langsung. Mau lihat-lihat tanaman lain. Alhamdulillah banyak yang berbuah. Pohon ceremai rupanya sudah berbuah. Tersembunyi dibalik pohon pandan. Ada juga buah arbai. Merah merona. Cantik sekali. Sayang kalau dipetik apalagi dimakan. Hehehe. Sungguh sore yang mempesona. Saya suka. Lupa akan batuk. Lupa akan kepala yang masih sering pusing.
Saya hamper lupa dengan jambu biji yang diambil Abdu tadi sampai dia bilang kalau jambu bijinya manis sekali. Tak mau ketinggalan saya cobalah memakan jambu tadi. Masya Allah rasanya memang manis sekali. Tadi saya pikir jambu itu akan hambar secara kemarin-kemarinmemang begitu. Terlebih jika buahnya sedang banyak. Lalu ketika buahnya mulai tak banyak maka buahnya akan jadi rebutan. Selain manis daging buahnya juga tebal.
Teringat kata-kata orang tua dahulu. Langkeh begitu kata yang disematkan untuk sesuatu yang sudah jarang dan sering jadi rebutan. Sama dengan kue lebaran. Pas hari H hari lebaran, kue-kue tak termakan sama sekali. Baru setelahnya ketika kue mulai sedikit demi sedikit habis maka kue yang tinggal akan jadi rebutan. Dan kok ternyata rasa kuenya menjadi sangat enak sekali. Kok bisa ya.
Jambu langkeh. Durian langkeh. Manga langkeh pokoknya semua yang langkeh menyimpan kerinduan. Sehingga rasanya sudah bercampur dengan rasa rindu dan harap. Mungkin itu yang menyebabkannya manis. Heheh… tapi yang jelas sesuatu yang tinggal satu-satunya memang akan selalu jadi primadona. Jadi rebutan. Demikianlah yang namanya hidup bukan.
Payakumbuh, malam di Rabu 1 Februari 2023 ( Februari yang penuh kenangan)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Asyeeek panen bunda
Alhamdulillah ya bunda.