#tagur-159

PIMPIANG

oleh : EMILIA TRIAS ANANDA

Setiap hari melewati sebuah jalan yang dipinggirnya masih tumbuh pimpiang. Begitu saya menamai tanaman ini. Pimpiang atau pimping juga dikenal dengan nama rumput riang-riang. Sejenis rumput yang termasuk suku padi-padian.

Melewati jalan itu hampir setiap hari seperti merawat kenangan saya tentang kisah masa kecil bersama kedua orang tua yang Alhamdulillah membahagiakan. Banyak keterampilan yang saya buat dari bahan dasar pimping bersama papa. Mulai dari sangkar burung. Bingkai foto dan tempat pensil. pekerjaan yang mengasyikan.

Coba tanya anak sekarang. Rata-rata mereka tak kenal dengan pimping yang mulai tergusur karena pembangunan. Sebenarnya menarik juga kalau mengajak mereka mengenal pimpiang dan berkreasi denganya. Gabus di dalam batang pimping juga bisa dikreasikan. Saya masih ingat isi pimping diberi pewarna makanan lalu dipotong-potong dan ditempel di kertas dengan membentuk pola bunga.

Selain kenangan membuat keterampilan berbahan dasar pimpiang, saya juga teringat beberapa pepatah memakai kata pimping. Mau tahu kan. Diantara yang saya ingat adalah,” Bagai pimping di lereng.” Menggambarkan orang yang tak tetap pendiriannya. Benar sekali kalau alam takambang jadi guru ya. Pimping yang melambai-lambai di tiup angin terlebih pimping yang tumbuh dilereng bukit.

Apapun itu tentang pimping membuat semua ceritanya bermuara pada orang-orang tersayang. Mama, papa dan semua kenangan itu. Maulah balik lagi kemasa lalu ketika semua terasa menyenangkan. Mungkin ini efek rasa rindu pada keduanya. Rindu tandanya mereka menanti doa dari anak-anaknya. Ya Allah tempatkan keduanya ditempat terindah disisiMu. Kami rindu.

Payakumbuh, malam di 19 Juli 2022 Selasa