Emi sudarwati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Pengalaman di BBJT

PENGALAMAN DI BBJT

M. ERIZA ABIKARA

Jam empat pagi. Hawa dingin membangunkan dari mimpi indahku. Segera aku mengambil air wudhu dan melakukan sholat subuh dengan keluarga.

Seusai sholat, rupanya ibuk sudah menghidangkan menu kesukaanku. Apa lagi kalau bukan ayam goreng Upin-Ipin. Tidak perlu disuruh lagi, segera kugapai paha ayam goreng dan sepiring nasi itu. Tak lupa berdo’a dan mencuci tangan, terus kusantap si gundul dengan lahap. Rasanya.... tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata.

Hari ini aku harus bangun lebih pagi, karena akan ke BBJT (Balai Bahasa Jawa Timur). Ada undangan bermain teater di sana. Sungguh, ini luar biasa bagiku. Kulanjutkan hariku dengan penuh suka cita. Seusai sarapan, aku langsung mandi.

Aku segera bersiap-siap dan berangkat menuju alfamart. Sesampainya di alfamart, aku melihat Rio temanku telah berada disana bersama adik dan ibunya. Rupanya dia juga sangat gembira. Terlihat senyum manis mengembang di bibirnya.

“Rio, pagi banget. Tadi sarapan apa?” tanyaku berbasa-basi.

“iya Za, aku cuman sarapan telur saja, Za. Kamu sendiri saparan apa?” tanya Rio dengan senyum khasnya yang lucu-lucu gimana....gitu.

Ketika sedang asik berbincang-bincang, aku melihat elf rombongan dari PSJB (Pamarssudi Sastra Jawi Bojonegoro) telah datang. Aku dan Rio bergegas masuk ke dalam elf. Sebelum masuk mobil, kami bersalaman dengan tokoh-tokoh sastra Bojonegoro itu satu per satu. Mereka semua menyambut kami berdua dengan sangat ramah.

Saat di perjalanan. Mobil rombongan kami sempat berhenti sejenak di Pertamina wilayah Lamongan kota. Biasalah.... Kami semua bermaksud buang air kecil dan berganti busana adat Jawa. Aku dan Rio menggunakan udheng khas Jawa. Bentuknya sangat unik.

Bapak Burhan yang memakaikan udheng untukku. Beliau adalah guru SMKN 5 Bojonegoro. Sedangkan yang memakaikan udheng Rio adalah Bapak Ali. Beliau bekerja menjadi relawan di PMI (Palang Merah Indonesia) cabang Bojonegoro.

Setelah semua siap, rombonganku kembali berangkat untuk melanjutkan perjalanan. Saat melewati jalan tol, ada yang sangat lucu. Saat ingin membayar tol, supir elf kami kebingungan. Ternyata di sana tidak ada yang menjual kartu elektronik. Supir kami pun memberanikan diri untuk bertanya.

“Pak, jualan kartu jalan tol atau tidak?” tanya supir itu dengan tangan gemetar.

“Ada Pak, 50 ribu harganya,” jawab petugas jalan tol tadi. Dia langsung menyodorkan kartu. Sedangkan supir kami segera membayar selembar uang lima puluh ribuan.

“Makasih Pak,” balas supirku dengan perasaan lega. Kami semua tertawa melihat tingkah laku sopir itu.

Kamipun melanjutkan perjalanan. Sebelum sampai di BBJT, kami sempat tersesat sekitar satu jam. Bapak-bapak dan Ibu-ibu itu saling berdebat. Mereka semua lupa arah jalan menuju BBJT. Padahal hampir semua rombongan sudah pernah pergi ke sana. Tapi kok masih saja lupa.

Untunglah ada salah satu anggota rombongan yang kemudian menggunakan google maps. Sehingga kami bisa sampai ke BBJT dengan selamat. Ternyata semua undangan sudah datang, tinggal kami. Sesampainya di BBJT, aku bingun tentang tugasku disini untuk apa. Setelah aku masuk kedalam ruangan, semua pertanyaanku terjawab. Teryata organisasi PSJB mendapatkan penghargaan dari BBJT.

Sebagai generasi penerus PSJB, aku dan Rio harus menampilkan teater dengan judul “Gladhi Jaranan” yang sudah dilatih selama 2 bulannan oleh guru kami, yaitu Bu Emi.

Sebelum tampil, aku dan Rio deg degan. Sampai bolak-balik ke toilet. Apalagi saat waktunya tiba, aku semakn gemetaran. Tapi apapun yang terjadi, aku harus melaksanakan tanggung jawabku.

Saat kami akan tampil, ternyata audionya tidak berbunyi. Panitia dusah berusaha, tapi tetap saja tidak bisa. Akhirnya perempuan cantik yang menjadi pembawa acara itu memanggil kami ke panggung. Beliau mewawancarai kami. Adhuh.... Jantungku semakin kencang berdegap.

Untunglah guru kami segera berinisiatif mengambil laptop dan audio dari dalam tasnya. Akhirnya kami bisa tampil juga. Di tengah-tengah tampilanku, rasa deg deganku sudah menghilang, dan aku bisa kembali percaya diri. Setelah tampilanku selesai, aku pun lega.

Teryata banyak juga yang memujiku dan Rio. Alhamdulillah..., aku bahagia karena semuanya itu. Aku merasa senang karena penonton menikmati tampilanku.

Setelah sampai di penghujung acara. Rombonganku berfoto sambil menikmati sajian yang sangat nikmat. Tak lupa aku dan rombonganku sholat dhuhur berjama’ah di mushola BBJT.

Setelah itu, kami melakukan perjalanan pulang. Di perjalanan rombonganku dikejutkan dengan kecelakaan. Banyak polisi dan ambulance yang datang. Aku takut sekali, sampai tak berani menyaksikan. Macet itu membuat suhu di dalam elf sangat panas.

Untunglah Pak Polisi itu dengan sigap membantu kami. Tak lama, kemudian kami serombongan melakukan perjalanan dengan normal kembali. Saat diperjalanan pulang, aku tertidur lelap. Baru terbangun saat sampai di depan SDN Baureno 1. Aku harus meninggalkan rombonganku. Rupanya ayahku sudah menungguku dengan menikmati roti yang dibelinya.

Aku tidak akan melupakan pengalamanku di Balai Bahasa Jawa Timur ini. Sungguh pengalaman luar biaa ini akan kukenang sepanjang hidupku. Kelak akan kuceritakan kepada siapapun, agar mereka semua turut merasakan kebahagiaanku. Bisa pentas teater di BBJT bersama temanku. Disaksikan oleh tokoh-tokoh bahasa dan Sastra se Jawa Timur. Banyak juga para profesor yang hadir pada saat itu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post